8. Dia?

59 5 6
                                    

2 hari sudah berlalu sejak surat kedua ditemukan Gyan dan Aga masih saling mendiami dan hanya bicara seperlunya saat rapat BEM.

Nadi sering menemani Gyan kalau pergi keluar sekarang padahal biasanya pilihan pertama Gyan untuk diajak keluar adalah Aga. Seperti saat ini Nadi dan Gyan sedang pergi ke pasar malam untuk berburu street food.

"Bang masih diam-diaman sama bang Aga?" Nadi membuka pembicaraan saat mereka berdua beristirahat sebentar sebelum pulang.

"Hem masih, ngobrol kalau rapat doang itu juga seadanya"

"Tenang bang nanti kita bantu baikan lagi, kita bertiga percaya sama lu, bang Aga tuh cuma kaget aja karena menurut dia pendapatnya kemarin adalah hal Yang paling memungkinkan tapi kan ga ada bukti" bujuk Nadi supaya Gyan tidak terus merasa tersudutkan karena kejadian itu.

"Masalah gua sama Aga biar gua aja yang urus. Yang gua perlukan dari kalian itu kepercayaan kalian buat gua dan gua harap kalian juga bisa dipercaya"

"Gausah khawatir kalau itu, udah yuk pulang ntar bang Dika ngamuk makanan ga nyampe-nyampe" Nadi menghentikan momen galau nya Gyan dan mereka kembali pulang.

-✿-

"Akhirnya sampe kalian, laper gua" Dika yang menunggu 2 orang yang keluar tadi sudah kelaparan. Di saat yang sama Aga juga baru pulang dari kegiatan nya.

"Semalem ini Ga?" Sahut Dika tiba-tiba sambil memperhatikan Aga yang ingin membuka pintu kamarnya.

"Gua kerkom bang di kafe bang Yogi boleh lu tanya si Harsa kalau ga percaya" ia menjelaskan kepada Dika takutnya terjadi salah paham lagi seperti tahun lalu.

Dika menganggukan kepalanya mengerti dan lanjut memakan makanannya.

-✿-✿-✿-

Hari ini Avy tidak ada kelas tapi dia tetap datang ke kampus dan pergi ke perpustakaan karena sumber materi untuk tugasnya terdapat di buku-buku yang ada di perpustakaan kampusnya.

Sebelum itu ia pergi ke kafe yang ada di dekat kampus, kafe yang sama yang dikunjungi Gyan waktu membeli egg tart untuk nya hari itu. Saat itu ia melihat Dika sedang duduk sendirian di bangku kafe terlihat seperti menunggu seseorang.

Niat ingin menghampiri Dika seseorang menahan tangannya dari belakang "jangan kesana dia kayaknya lagi nunggu orang, kita tunggu disini aja"

"Bang Gyan? Tapi kenapa?" Gyan yang menahan lengan barusan menjawab sambil menarik Avy ke bangku yang masih bisa melihat kearah Dika.

"Waktu itu gua pernah liat bang Dika disini ketemuan sama orang tapi gatau siapa karena mukanya ketutup topi sama masker dihari yang sama waktu kita dapet amplop pertama. Jadi kita tunggu sebentar, lu ga ada kelas kan?" Bisik Gyan.

"Emm oke, ga ada gua cuma mau ke perpustakaan ngerjain tugas" Avy ikut berbisik juga karena Gyan.

Tak lama mereka menunggu akhirnya orang yang ditunggu oleh Dika tiba, menggunakan topi dan masker perawakan tubuh nya terlihat sama dengan yang terakhir Gyan lihat.

"Orang nya sama badan nya mirip" gumam Gyan.

"Bang bang itu lihat?" Avy memukul tangan Gyan karena terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Yang mereka berdua lihat adalah pria tidak dikenal itu memberikan amplop kepada Dika yang terlihat dari sini amplop itu sama seperti 2 amplop yang mereka terima sebelumnya yang berisi surat misterius.

IGNOSCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang