17. Flashback

58 10 0
                                    

Setelah Aga menghajar Dika sampai babak belur Gyan membawa Aga ke kamar milik Aga, setidaknya mereka harus dipisahkan sekarang.

Gyan juga marah, walau rasanya agak janggal dengan surat itu, Gua berpikir bukankah seharusnya mereka tidak semudah itu percaya dengan selembar surat yang tidak di ketahui siapa pengirimnya itu.

Dika selama ini sangat baik dengan semua orang, tidak pernah Gyan melihat Dika membenci siapapun bahkan dalam kondisi emosi sekalipun, Dika hanya mendiami mereka kalau ada yang tidak beres, tidak sampai adu fisik atau berkata kasar.

Semakin di pikirkan Gyan semakin merasa bersalah pada Dika, mungkin mereka harus berbicara dengan kepala dingin nanti.

"Aga, ga seharusnya lu hantam bang Dika begitu, ga seharusnya kita percayabegitu aja sama Surat itu. Semua hal buruk terjadi di rumah ini sejak ada surat itu. Kecuali kejadian lu waktu itu"

"Hah..." Aga menghela napas panjang sambil memikirkan ucapan Gyan.

"Yang harus kita cari si pengirim surat, bukan bikin babak belur orang yang bisa jadi juga korban. Apalagi kelihatannya surat-surat itu muncul dengan niat balas dendam itu terlihat jelas di suratnya" jelas Gyan tenang supaya emosi Aga tidak naik lagi.

"Gua ga berniat pukulin bang Dika, tapi pas liat wajah dia yang dengan polos penasarannya itu. Padahal kalau di perhatiin lagi wajahnya kusut banget tadi" Aga sekali lagi merenungi perbuatannya.

"Gua belum tahu siapa pengirimnya tapi setelah gua perhatiin lagi dan gua lihat semua foto surat nya sebenarnya ada clue pengirimnya tapi gua ga ngerti kode-kode Jadi belum tahu siapa" Gyan menjelaskan hal yang dia sadari dari surat-surat itu.

"Gua rasa kita harus diskusi lagi, setelah mendingan nanti, gua merasa bersalah kalau ingat wajah bang Dika yang pasrah gua hantam tadi"

"Iya tunggu dulu aja, nanti gua omongin sama Avy atau Nadi" ucap Gyan final sambil masih menenangkan Aga.

-✿-

Avy dan Nadi berhasil menenangkan Dika yang shock karena pukulan Aga tadi, sekarang si tertua sudah terlelap di kamar Avy.

"Tapi Nad, tadi kayaknya waktu bang Dika baru sampe wajah nya lesu banget, kayak orang habis dapat kabar buruk"

"Entah, bisa jadi bang Dika juga jarang banget kan pulang selarut itu" jawab Nadi sambil memperhatikan wajah lelah Dika.

"Gua masih gapaham maksud kata tewas di suratnya" ucap Avy sambil membaca surat yang di berikan Aga dan Gyan tadi.

-✿-

Flashback On-

Saat perjalanan menuju kantin Tiba-tiba dari arah depan ada yg menabrak nya, namun orang yang menabraknya langsung pergi.

Gerakan Aga terhenti saat melihat sebuah amplop yang dikenalnya berada di lantai, sepertinya orang tadi yang menjatuhkannya
"Sial amplopnya sama persis, harusnya gua kejar orang tadi"

Aga ragu untuk membuka amplop tersebut. Tapi rasa penasarannya lebih besar, akhirnya pun Aga membuka amplop itu setelah mencari tempat yang sepi. Entah kenapa ia merasa hanya dirinya yang boleh tahu isi surat itu.

Setibanya Aga di tempat sepi ia segera membuka amplop itu.

Setibanya Aga di tempat sepi ia segera membuka amplop itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IGNOSCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang