satu; awal mula

53 6 123
                                        


Mungkin ke depannya akan banyak
kata kasar atau yang kurang nyaman, ya.
Jadi... mohon maaf yaa semisal itu bakal mengganggu kalian saat baca🙏🏻🙏🏻

🧶 тαηgℓє∂ 🧶



September 2023~


“WOII, CEPET SINI GUE MAU LOMPAT!!”

“Patah dah itu leher, bego!”

“ANJAY, CHICKEN WING!!!”

“AH BAU BANGET TANGAN GUE!!”

“INI NGGAK ADA YANG MAU KE KANTIN??”

“AAAAAA, GUE MENANG FANMEET BYEON WOO SEOK!!!”

“HOaaAaaMm, turu euy! Turu!”


“Tuhan, kenapa saya harus masuk ke kelas hutan gini sih?” eluh seorang siswi yang sambil membuka-tutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

“Sabar ya, Fan, hidup ini memang penuh cobaan.” Gadis berwajah mungil bernama Claudia menepuk-nepuk pundak teman meja sebelahnya.

Fanny, gadis itu hanya bisa menghela napas pasrah. Tidak disangka baru 2 bulan masuk ke kelas 12 harus bersabar diri karena ia masuk ke dalam ‘kelas hutan’.

Kelas ini bukan berada di hutan, namun siswa-siswi yang ada bagaikan penghuni hutan. Terutama di jam-jam kosong seperti ini. 60% anak berisik dan tidak duduk di bangkunya, 30% sibuk dengan gadget, biasanya nonton atau sekadar scroll sosial media, sisanya diam tidak bersuara, belajar atau tidur.

Contohnya seperti Fanny, ia memang bukan siswi yang pendiam-pendiam amat, namun ia tahu batasan diri harus bertindak seperti apa di segala situasi. Bukan seenaknya seperti sebagian besar anak-anak di kelasnya ini.

Mau belajar berisik, mau tidur pun tidak bisa karena ia bukan manusia pelor alias nempel molor. Tidak seperti rekan sebangkunya, sepertinya dia memiliki penyakit ngantuk setiap saat. Mau seberisik apapun kelas, bahkan saat guru mengajar ia akan tidur, atau tepatnya ketiduran. Tapi heran, setiap diberi pertanyaan ia selalu dapat menjawabnya.

“Anjir, Tata, izin ke toilet dateng-dateng bawa makanan.”

“Canggih kan gue?” gadis bernama Tania atau kerap disapa Tata itu menaik-turunkan alisnya, bangga.

Gadis itu kemudian duduk di tempatnya, tepatnya berada di depan meja Fanny. Ia kemudian menghadap belakang, lalu menggebrak meja dengan cukup kencang.

“Oi! Tidur aja lo, kepluk!” Kemudian ia cengengesan begitu melihat yang diganggu menoleh sambil sedikit mengangkat kepalanya.

“Monyet!” Ucap laki-laki itu pada Tata.

Tata melempar ciki komo. “Makan tuh, biar nggak ngantuk!”

Bukannya dimakan, ia memasukkan ciki itu ke dalam tasnya, kemudian lanjut tidur. Iya, lanjut tidur bahkan sekarang ia menutup kepalanya dengan hoodie yang semula ia gunakan sebagai bantal.

30 menit kemudian, bel berbunyi menandakan pergantian jam pelajaran. Kali ini kelas diisi oleh guru yang mengajar. Walau demikian, kelas tidak sepenuhnya sunyi. Mereka tetap berisik, bahkan sampai guru yang mengajar menghela napas berulang kali.

TANGLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang