tujuh belas; sharing

24 4 39
                                        

🧶 тαηgℓє∂ 🧶

Claudia. Gadis cantik itu saat ini tengah duduk sendirian di UKS saat yang lain mengikuti pelajaran olahraga. Kepalanya pusing, sehingga ia absen dan memilih untuk istirahat setelah minum obat.

Ceklek

Pintu UKS terdengar terbuka, lalu ia dengar derap kaki seakan mendekat. Sosok yang ia kenal melewati depan brankarnya, lalu tidak lama kemudian ia kembali dan menempati bilik di sebelah Claudia.

"Kok lo di sini?" tanya Claudia.

"Kegebok bola kasti, terus kliyengan." Jawabnya.

Gadis itu hanya mengangguk, walau sebenarnya sosok itu tidak dapat melihatnya. Tirai putih itu masih menutupi masing-masing bilik.

Lama. Tidak ada percakapan di antara keduanya. Ruang UKS itu sangat sunyi seakan tidak ada penghuninya sama sekali padahal ada 3 orang di sana termasuk petugas kesehatan.

Oh tidak, mereka kini benar-benar berdua karena petugas kesehatan baru saja pergi dari ruangan itu.

"Lo banyak ngobrol sama kakak gue?" tanya orang itu.

Claudia mengernyit. "Hah?"

Jayden, sosok itu membuka tirai yang ada di sebelahnya. "Dia baik banget 'kan, Clo?"

Claudia menatap Jayden beberapa saat, lalu mengangguk. "Iya,"

"Seru nggak cerita sama dia?"

"Lo... kenapa, Jay?"

"Gue bingung, gimana sih... cara mulai cerita ke orang lain soal... apa yang kita rasain?"

Claudia mulai mengerti, karena awalnya ia sendiri juga berpikir seperti itu. Bagaimana caranya mulai bicara dengan orang lain, cara terbuka, dan akhirnya bisa bercerita.

"Lo harus bisa percaya sama orang lain." Ucap Claudia pelan. "Tapi nggak bisa cerita pun belum tentu kita nggak percaya sama orang itu. Ada kalanya... kita berpikir bahwa semua akan baik-baik aja disimpan sendiri, kita berpikir bahwa itu nggak akan banyak mempengaruhi pikiran kita. Tapi aslinya, kita butuh tempat, karena kita punya kapasitas untuk menampung cerita dan beban diri sendiri."

Jayden menarik napas dan menatapnya. "Terus... gimana rasanya after sharing ke orang lain?"

"Lo coba sendiri, Jay."

"Gue nanya, malah disuruh coba."

"Karena lo nanya, lo harus coba, supaya tau gimana rasanya setelah lo sharing beban pikiran dan hati lo ke orang lain."

"Even lo tau dia lagi ada masalah juga, akan tetap cerita?"

"Kalau dia nggak keberatan, kenapa enggak?Kalau ini soal kak Jean, kami jadi saling tukar cerita. Dan itu alasan... kenapa gue akhirnya mau terbuka. Kami punya masalah yang sama."

Jayden mengangguk. Ia paham, kakaknya dan Claudia ada di posisi yang sama. Dan mereka sekarang sering berkomunikasi karena untuk saling menguatkan karena percaya pada satu sama lain.

"Lo sendiri, coba mulai buka diri dan percaya sama orang lain. Nggak semua bisa lo simpan sendiri, Jayden." Tambah Claudia.

"..." Jayden tidak merespon, dia hanya menatap Claudia.

TANGLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang