🧶 тαηgℓє∂ 🧶
Classmeeting sudah selesai, namun anak-anak masih datang ke sekolah untuk melakukan remedial untuk nilai mereka yang masih kurang. Jadi, tidak heran jika sekolah masih cukup ramai di hari rabu yang gerimis ini."Selesai juga,"
Fanny menoleh ketika 2 temannya keluar dari ruang kelas yang hanya diisi beberapa siswa. Claudia dan Tata baru saja selesai remedial pelajaran MTK. Musuh mereka walau fisika dan kimia sama-sama hitungan juga.
"Kantin apa warkop Bu Umi?" tanya Tata pada dua temannya.
"Bu Umi aja, yuk!" Jawab Claudia.
"Ikut ajalah," timpal Fanny.
Akhirnya ketiga anak itu berjalan menuju warkop Bu Umi yang letaknya di sebelah sekolah mereka. Hanya berjarak 100 meter dari pintu gerbang.
Sesampainya di sana, warung sedang sepi. Hanya ada seorang siswa yang sedang ngopi dan makan roti bakar.
"Pengen mam mie~" Kata Tata, "Bu Umiii~ Mie rendang satu, yaa."
"Mau juga, Bu!" Claudia ikutan. "Lo apa, Fan?"
"Aku roti bakar keju aja, Bu." Kata Fanny pada Bu Umi.
Ketiganya duduk di meja pojok, dekat kipas angin.
"Sabtu udah bagi rapot aja, anjir." Kata Tata.
Fanny menyandarkan kepalanya di tembok. "Kayaknya nilai gue turun kali ini."
"Ya gimana nggak turun, mikirin Azka mulu."
"Dih, enggak."
"Lo kan sepanjang kelas 3 ini renggang, baru nempel lagi belakangan ini 'kan?!" Tatap Claudia.
Fanny tidak bisa mengelak. Apa yang dikatakan Claudia benar adanya. Tapi bukan maunya yang nempel lagi, melainkan Azka, dan itu secara tiba-tiba.
"Apa lo udah naksir Jayden, ya?" lirik Tata serius.
"Hah?"
"Naksir Jayden kan lo?" Tata terdengar sangat serius, seakan memojokkan Fanny.
Jujur saja, Fanny tidak tahu harus menjawab apa. Namun di satu sisi, ia tidak bisa mengelak juga soal itu. Fanny nyaman dengan Jayden.
"Jangan suka Jayden, Fan. Masih ada Azka." Ucap Claudia yang membuat Fanny tersadar dari lamunannya.
"Emang ada kemungkinan ya orang bisa naksir dua orang sekaligus?" tanya Tata.
"Namanya hati, nggak ada yang tau kan, Ta. Kita aja bebas naksir ke siapapun kok, bahkan ke orang yang baru dikenal."
"Lo nyindir gue, ya?!" Tata menyipitkan matanya pada Claudia.
"Geer amat," sungut Claudia.
Tata terkekeh. "Tapi ya, Clo, kalau kasusnya kayak Fanny, gue mah nggak mungkin nggak baper sama Jayden."
"..."
"Diliat-liat anak itu care, tapi ya juteknya bukan main. Apalagi belakangan nih, buset dia jutek banget, najis." Tambah Tata.
Fanny setuju, belakangan memang Jayden jutek sekali. Dia jauh lebih dingin dari biasanya. Bahkan sudah jarang bincang dengannya lagi.
Sementara Claudia, dia tahu penyebab Jayden seperti itu. Memang tidak diberitahu secara langsung, tapi dari persoalan yang diceritakan Jean soal Naren, ia paham. Paham juga betapa sayangnya Jayden pada kakaknya itu, makanya ada perubahan sikap pada Tata dan juga yang lainnya
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGLED
Teen FictionHidup itu banyak genre-nya, unpredictable, dan kusut! Kusut kayak rambut saya😮💨