28

1.2K 96 8
                                    

Plak! sebuah tamparan mendarat di pipi cowok yang masih terlihat lebam itu. Cowok itu adalah Iwan.

"dasar nggak becus!", maki orang yang menampar Iwan.

"ya mana gue tau kalo bekingan mereka itu kepsek", jelas Iwan sambil mengusap pipinya. belum sembuh juga dari tonjokan Ron, malah dapat gamparan lagi.

"pokoknya gue nggak mau tau ya, lo harus jalanin rencana B!", tegas orang itu.

Iwan ingin mengelak, tapi dia ingat bahwa ia sudah dibayar oleh orang ini untuk melakukan keinginannya. Mana uangnya sudah ludes dipakai foya-foya lagi. Aahh, Iwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"minimal kasih tambahan lah, Boss", ujarnya mencoba bernegosiasi.

Orang yang dia panggil Boss cuma melirik tajam, tpai dengan cepat tangannya mengeluarkan dompet dan menarik beberapa lembar uang ratusan dari sana.

"nih, awas aja kalo kali ini gagal!", ancamnya sambil berbalik meninggalkan Iwan.
***

Ron menatap tangannya yang masih terbalut perban, lalu menoleh pada Sal yang berdiri disampingnya.

"Kayaknya gue nggak bisa bawa motor deh, Sal", ujar Ron. Dia nggak berani memaksakan, karena lukanya ada di sebelah kanan.

"Yaudah, sini biar gue yang bawa", kata Sal meraih kunci motor Ron.

Sontak cowok ganteng itu langsung mengelak dan memasukkan kunci motornya ke dalam saku celana.

"nggak aman, Sal. ini motor cowok. bukan skuter yang biasanya cewek-cewek pakai"

"telpon tante Riana aja", gadis itu mengeluarkan hapenya, bersiap menelpon mamahnya Ron.

"tapi.... jangan diaduin ya", kata Ron sambil menunjukkan tangannya.

"hmmmm.. gimana ya Ron", Sal mengerling jail.

Ron memasang wajah memelasnya. Dia ogah banget dapat ceramah dari mamahnya. pasti bakal lanjut part 2, 3 dan seterusnya.

"yah, mamah lo lagi arisan katanya, nggak bisa jemput, Ron", kata Sal sambil menunjukkan room chatnya.

"naik ojek online aja yuk, tapi jangan langsung pulang, main kemana kek dulu", tawar Ron.

"dengan kondisi tangan lo begitu?"

"ya nggak papa kan?"

"udah lah, balik aja Ron, kamu istirahat dulu, capek kan habis berantem terus dihukum bersihin parit sekolahan"

Ron tersenyum mendengar kata 'kamu' yang keluar dari mulut Sal. "kurang satu part sih, Sal", ujarnya jail.

"apaan?", tanya Sal bingung. perasaan yang dia bilang sudah benar.

"ah nggak papa, lupain aja", ujar Ron.

Usai memesan ojek online, kedua remaja gengsi itu pun sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing.

"Sal"

"Ron"

"Lo duluan", lagi-lagi mereka berbarengan.

"ehm, gue dulu ya", ujar Ron. Sal mengangguk.

"mungkin ini nggak sesuai harapan lo atau cewek-cewek lain, gue nggak romantis kayak Val, gue nggak semanis perlakuan Devan, juga nggak seberani Niel, tapi gue sayang sama lo, Sal"

"iya Ron"

"putusin pacar lo, jadi pacar gue aja!"

Eh? Jadi selama ini Ron masih menganggap Sal punya pacar?

DUTA GENGSI JATUH CINTA ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang