bagian 8

403 49 6
                                    

Sawatdikhaa tukhon🤭❤
Nubiuuu comeback dari istirahat yang panjang dan melelahkan, sorry sorry naa agak lama ngeUP nya karena saya juga orang sibuk eakkkkkk💅💅💅
-
-
-
Happy Reading ❤

" Huh! Aku kesal! Sangat kesal " Pavel mengomel sendiri di kamarnya, sepulang dari mall ia langsung menuju kamar dan hanya mengurung diri sejak tadi, bahkan Pavel melewati makan malam nya dengan Kyne.

Pavel menggulung tubuh nya dengan selimut tebal sembari memeluk erat boneka anjing yang di belinya petang tadi, rasa kesal dan ingin menangis bercampur menjadi satu saat mengingat wanita yang bersama dengan Tin di mall tadi, bukankah Tin bilang padanya bahwa ia ada rapat? Tapi mengapa dia bersama dengan wanita itu? Apakah mungkin rapat juga di lakukan di mall? Suatu hal yang tidak dapat masuk ke jalan pikiran Pavel sendiri.

Hingga pada menit berikutnya terdengar suara mobil yang tak asing bagi Pavel masuk ke dalam halaman mansion, namun alih-alih bangkit dari ranjang nya Pavel malah memejamkan mata dan memilih untuk menjemput mimpi indah nya, melihat wajah Tin saat dirinya tengah kesal tentu bukanlah hal baik, daripada harus bertemu dengan Tin dan semakin kesal memikirkan fakta bahwa Tin membohongi nya untuk tidak makan siang bersama.

Suara deritan pintu bersamaan dengan langkah kaki yang berjalan masuk menerobos kamar nya, hingga di detik berikutnya sebuah tangan hangat mengelus lembut surai hitam miliknya lalu kembali berjalan keluar dari ruangan itu. Menyisakan sedikitnya senyuman manis yang terulas di wajah menggemaskan Pavel. Rasa kesal nya sedikit berkurang saat tahu Tin masih mengingat nya. Pavel kembali memejamkan mata dan tertidur untuk memimpikan Tin yang menjadi bunga tidur nya.

Ruang tengah.

Tin dan Kyne berbincang di ruang tengah tersebut dengan di temani beberapa cemilan untuk Kyne dan sebotol Wine yang akan di teguk oleh Tin. Raut wajah ibu dan anak itu menampilkan perasaan khawatir, saling menatap satu sama lain tanpa membuka percakapan apapun. Hingga di menit berikutnya Kyne yang terus terusan menghela nafas panjang membuat Tin khawatir tentang ibunya itu.

" aku sudah meletakan itu di kamarnya bu " ucap Tin membuka percakapan membuat Kyne menoleh ke arah nya

" dia sudah tidur? " tanya Kyne dan di balas anggukan dari Tin

" ibu khawatir dengan Pavel Tin... Suatu hari dia akan bertanya tentang orang tua nya yang tak kunjung kembali selama bertahun-tahun lamanya walau sebelumnya sudah memberikan alasan pada Pavel "

Tin meneguk sedikit wine yang ia tuangkan ke dalam glass wine lalu memijat tengkuk lehernya yang terasa menegang.

" apa kau sudah menemukan petunjuk dimana keberadaan mereka berdua? " ujar Kyne lagi

" belum ibu, aku sudah memerintahkan beberapa orang untuk mencari informasi paman dan bibi di Swiss tapi... Semuanya masih nihil, mereka tidak terlihat dimana pun "

Kyne kembali menghela nafas panjang saat rasa pening di kepalanya semakin menyambar

" ibu.. Tidak perlu begitu khawatir, aku akan segera menemukan paman dan bibi secepatnya " ujar Tin menatap khawatir ibunya

" ibu mengandalkan mu Tin.. "

Kyne mengulas senyum di wajahnya menutupi raut khawatir yang masih ia rasakan.

Setelah berbincang cukup lama dengan putranya itu Kyne beranjak dari tempatnya dan berjalan menaiki anak tangga untuk kembali ke kamarnya meninggalkan Tin sendirian di ruang tengah yang masih setia meneguk Wine yang hampir habis.

Tin menatap langit-langit ruangan luas itu yang hanya berhiaskan lampu berukuran besar nan mewah, jam kini menunjukan tepat pukul 12 malam namun tak membuat Tin merasa ngantuk pikiran nya kini hanya tertuju pada Pavel, pagi siang dan malam hanya Pavel yang ada di dalam benaknya seolah anak itu telah mengambil jalan pikirannya hingga tidak dapat memikirkan siapapun lagi selain dirinya, selain itu akhir-akhir ini perasaannya juga pun semakin tak karuan seolah sesuatu yang aneh telah mengobrak-abrik relung hatinya.

Beberapa jam berlalu dan Tin masih di tempatnya setia menatap langit-langit ruangan seolah ada perasaan tenang pada lampu yang tergantung tepat di atas kepalanya itu, hingga terdengar suara langkah kaki berjalan mendekati nya dari belakang dan berhenti tepat di balik punggung nya

" aku ingin bertanya sesuatu padamu " ujar Tin yang menyadari kehadiran seseorang yang berdiri di belakangnya

" tentu Tuan " balasnya, sosok yang tak lain adalah Alston sang bodyguard setia Pavel

Beberapa menit berlalu namun Tin tak bertanya seperti yang ia katakan, ia hanya diam dan masih melakukan hal yang ia lakukan sejak beberapa jam tadi. Alston tak bergeming ia masih setia berdiri di balik punggung Tin menunggu pertanyaan yang akan di lontarkan oleh Tuan nya itu.

Tin menghela nafas panjang dan berhenti menatap langit-langit ruangan itu. Ia menuangkan Wine pada gelas dan kembali meminum nya sebelum menghela nafas panjang yang berat

" apa Pavel pernah bertanya tentang orang tuanya selama ini? "

" sama sekali tidak pernah Tuan " jawab Alston jujur, membuat Tin menghela nafas pelan seolah membuat perasaan khawatir nya sedikit berkurang.

" selama di Belanda, apa dia berperilaku baik? "

" Tuan muda Pavel sedikit nakal, namun saya bisa meng-handle nya Tuan "

" disana ada banyak alpha, apa ia tak tertarik pada salah satu dari mereka? "

" untuk masalah ini saya tidak tahu pasti Tuan karena ini menyangkut perasaan Tuan Pavel sendiri, namun jika Tuan ingin tahu siapa saja yang dekat dengan Tuan Muda Pavel, saya tentu bisa menjawab nya "

Tin memijat tengkuk lehernya yang kembali menegang, entah berapa kali ia memijat nya hingga kini terlihat memerah.

" katakan " ujar Tin

" Tuan Pavel menjadi sosok yang di sukai banyak siswa dan juga guru karena sikap cerianya, Tuan Pavel juga memiliki banyak sekali teman, namun mereka semua tak cukup dekat dengan Tuan Pavel, hanya ada satu orang yang selalu bersama dengan Tuan Pavel sepanjang hari saat di Universitas, namanya adalah Glen "

" seberapa dekat hubungan mereka " tanya Tin dengan nada datar, entah apa yang terjadi dengannya namun saat mendengar perkataan Alston tentang ada orang yang selalu bersama dengan Pavel sepanjang hari membuat perasaan nya menjadi kesal.

" cukup dekat Tuan, saya sudah menyelidiki tentang asal usul anak laki-laki itu, ia hanya putra dari pemilik sebuah perusahaan yang cukup besar di belanda, latar belakang keluarganya bersih, tak pernah ada musuh dan juga keluarganya di kenal ramah pada semua orang begitu juga dengan Glen sendiri " jelas Alston secara mendetail

Tin berdiri dari duduknya merapikan kemana nya yang tampak sedikit kusut sebelum berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya

" selalu jaga Pavel dalam pengawasan mu " ucap Tin kemudian berbalik meninggalkan Alston yang masih berdiri di tempat nya menunggu sang Tuan rumah benar-benar tak terlihat lagi barulah ia juga kembali beristirahat di kamarnya.

TBC.

Perfect hubby is my favorite brother ( PoohPavel ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang