" ini semua yang di dapat dari orang-orang ku " ujar Devano menyodorkan sebuah amplop pada Tin.beralih Devano mendudukan dirinya di sofa ruangan kerja temannya itu. Tin membuka juga membaca dengan seksama setiap kata yang tertulis di atas kertas itu, seusai membaca semua nya dengan teliti, Tin terlihat menghebuskan nafas nya lelah. bersender pada sandaran sofa juga mengangkat kepala nya ke atas dengan jemari nya yang ia gunakan untuk memijat kening nya ketika di rasa sangat pening.semua masih sama, tidak ada petunjuk apapun yang
" apa yang akan kau lakukan setelah ini? " tanya Devano sembari membakar sebatang rokok di tangan nya.
Tin tak lekas menjawab, ia membenarkan posisi duduk nya sebelum menuangkan wine pada gelas untuk di minumnya. menarik nafas dalam-dalam sebelum menghembuskan nya secara perlahan.
" aku akan ke Verona bulan depan, dari yang di katakan di dalam dokumen itu, mereka berdua pernah terlihat di sana 2 tahun terakhir "
" kau yakin akan menemukan mereka disana? itu sudah sangat lama Tin " balas Devano sembari menghembuskan asap rokok itu hingga menciptakan kepulan asap putih di atas kepalanya.
" aku tidak yakin paman dan bibi ada disana, tapi semoga saja akan ada sedikit petunjuk yang akan ku temukan "
" lalu bocah itu? " tanya Devano menekan rokok nya ke dalam asbak untuk mematikan nya, Tin melirik ke arah Devano seolah memberi pertanyaan.
" kau benar-benar akan menyembunyikan semua hal ini darinya? " lanjut Devano yang mengerti dan memperjelas maksud dari pertanyaan nya pada Tin.
" tidak ada pilihan lain selain menyembunyikan hal ini dari Pavel, dia masih kecil dan belum dewasa, aku tidak ingin membuatnya bersedih "
Devano mengangguk paham maksud dari perkataan Tin, ia tau benar bahwa temannya iti sangat peduli pada Pavel yang sudah Tin anggap sebagai adiknya sendiri.
" baiklah, aku akan ikut denganmu " ujar Devano menawarkan dirinya pada Tin untuk turut membantu dalam pencarian kedua orang tua Pavel.
Tin mengangguk memberi izin, Tin kembali menyandarkan punggung nya di sofa sembari mengirimkan pesan pada Alston seperti biasa untuk bertanya bagaimana keadaan Pavel saat ini, seusai mendapat jawaban dari Alston, ia bernafas lega sebab Pavel baik-baik saja. walau tidak bisa di pungkiri ia masih saja merasa sedikit khawatir.
dering ponsel nya berbunyi, beberapa minggu ini, Anne sangat sering menghubunginya juga terkadang menemui Tin di perusahaan, mengajak Tin makan siang bersama atau terkadang membiarkan gadis itu berada di dalam ruangan nya seharian.
" kau akan ke klub malam ini? " tanya Tin yang mematikan ponsel nya agar tidak mendengar dering ponsel miliknya.
" tentu saja, aku harus mengecek semua pemasukan dan pengeluaran klub sebelum ikut dengan mu "
" kenapa bertanya? apa kau akan ke klub malam ini? " lanjut Devano
tak mendapatkan jawaban apapun dari Tin. namun Devano cukup mengerti jika Tin akan datang ke klub nya malam ini. hingga hening beberapa saat sebelum kedua nya kembali saling menuangkan wine untuk di teguk.
.
.
.
.
" Tuan Alston, saya akan mengantarkan bubur hangat ini kepada tuan muda " ujar seorang wanita bernama Martha, seorang pelayan yang bertugas untuk mengurus rumah juga menyediakan makanan dan sebagainya.
Martha berdiri di depan Alston dengan membawa semangkuk bubur juga segelas susu di tangannya.
" ya, tuan Pavel ada di kamarnya " balas Alston memberikan izin pada Martha

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect hubby is my favorite brother ( PoohPavel )
Romancecerita ini mengisahkan tentang seorang pria cantik bernama Pavel phoom yang jatuh cinta pada pria tampan yang tak lain adalah kakak nya sendiri. " kak Tin! menikahlah dengan ku " " kau hanya adik bagiku " WARNING!!!⚠️ - lapak bxb - PoohPavel Do no...