" kau akan latihan di lapangan hari ini? " tanya Pavel yang sedang menyusun peralatan ujian nya yang ada di atas meja lalu ia masukan kedalam tas.
Glen mengangguk menunggu Pavel menyusun barang-barang nya.
" setelah ujian selesai akan ada pertandingan, aku harus latihan dengan anak-anak di lapangan sebagai persiapan "
" kau ingin melihat ku latihan Pew? " lanjut Glen
" Pew? " Pavel mengernyitkan dahinya hingga kedua alisnya terlihat menyatu.
" panggilan dariku untuk mu " balas Glen tersenyum ke arah Pavel yang terlihat bingung.
Pavel terkekeh pelan mendengar sebutan yang Glen berikan padanya, sehingga membuat Pavel kembali teringat pada Tin. Sebab Tin juga memberikan nama panggilan untuk nya. Beberapa hari ini Pavel terus memikirkan Tin di tambah lagi ia pernah menelpon Abelard untuk menanyakan tentang Tin, namun bukan hal baik yang ia dengar melainkan hal yang kembali membuatnya merasakan sesak. Abelard mengatakan bahwa Tin tidak kembali ke mansion dan berada di apartemen nya saja, ada satu kali ia kembali namun Tin tak sendiri, ia bersama dengan Anne. Pavel berfikir apa sudah saat nya ia benar-benar melupakan Tin seperti apa yang di ucapkan nya saat itu? Namun berulang kali ia meyakinkan diri untuk bisa melupakan pria itu maka berulang kali juga otak nya memberikan kilasan wajah Tin dalam pikirannya. Ada rasa sakit, kecewa, marah juga cinta yang bercampur menjadi satu hingga membuat Pavel sulit melupakan Tin.
Glen juga Pavel berjalan berdampingan menuju lapangan basket dimana Glen dan team nya biasa latihan. Ujian berlangsung tidak terlalu lama kali ini sebab hanya satu mata pelajaran saja. Pavel duduk di kursi bagian atas menonton ke arah lapangan, Glen pergi sebentar ke loker untuk mengganti pakaian nya menjadi jersey basket, Glen meninggalkan Pavel untuk sebentar disana.
Tak berselang beberapa menit berlalu suara teriakan Alexa menggema di dalam ruangan basket itu, membuat para anggota juga siswa lainnya yang ada di sana melirik ke arah gadis yang tengah berjalan dengan susah payah melewati beberapa bangku penonton.
" Pavel, kau ini kenapa suka sekali menghilang begitu saja, aku mencarimu dari tadi ternyata kau ada disini " celoteh Alexa.
" aku pikir kau sudah pulang, karena tadi kau tidak ada di kelas, malah ku kira kau pulang tanpa mengajariku dulu "
" aku ke toilet tadi, saat kembali kelas sudah kosong! Aku mencari mu Pavel " ujar Alexa menyilangkan kedua tangan nya di dada menatap kesal ke arah Pavel.
Seusai menenangkan gadis itu, Pavel menarik lengan Alexa untuk duduk di sampingnya agar menonton para team basket sedang latihan. Mata gadis itu melirik kesana kemari memperhatikan anggota basket yang ia anggap tampan, tidak heran sebab pikiran Alexa hanya di penuhi dengan pria saja.
Pavel bersender meminum soda yang ada di tangan nya, memperhatikan bagaimana hebat nya Glen yang berlari kesana kemari mempertahankan bola di tangan nya sebelum ia melompat dan menciptakan poin.
Namun pandangan Pavel teralihkan pada sosok pria yang tak asing baginya tengah berjalan keluar dari tempat latihan, sebelumnya Pavel tidak menyadari bahwa pria yang ia temui saat di taman ada di kursi penonton di ujung sana. Pavel berdiri lalu memberikan botol minuman soda nya pada Alexa.
" h-hei Pavel, kau akan kemana? " tanya Alexa yang kebingungan sebab Pavel terlihat sangat terburu-buru.
" aku pergi sebentar ke toilet, jaga minuman ku " balas Pavel yang sekejap saja sudah berlari keluar dari ruangan basket.
--
-
Pavel melihat sekeliling, namun tidak mendapati sosok pria yang ia cari, sepertinya Pavel kehilangan jejak sebab berhenti sejenak untuk membeli minuman di kantin. Mata Pavel tak henti-hentinya menatap sekeliling. Saat di rasa ia benar-benar kehilangan jejak Pavel berniat kembali ke lapangan basket. Pavel melewati lorong perpustakaan namun langkah nya terhenti saat netra nya terkunci menangkap sosok yang ia cari. Dengan tanpa pikir panjang Pavel masuk ke dalam perpustakaan hingga melupakan bahwa tidak boleh membawa makanan atau minuman ke dalam perpustakaan.
Pavel berjalan menyusuri lorong rak-rak hendak mencari pria itu. Terlihat pria dengan postur tubuh tinggi tegap sedang berdiri sembari membaca sebuah buku di tangannya. Pria itu masih mengenakan pakaian yang sama saat ia bertemu dengan Pavel, namun kini pakaian itu tidak tampak lusuh ataupun kotor. Pavel menghampiri pria itu dengan menjajarkan dirinya pada pria tinggi itu.
" bagaimana lukamu? Apa sudah sembuh? " tanya Pavel mencoba melihat wajah pria yang menunduk itu, tubuh tinggi nya membuat Pavel mendongak untuk dapat melihat wajahnya.
Pria itu tak bergeming dan memilih mengabaikan Pavel, ia meletakan kembali buku itu ke dalam rak-rak lalu berjalan keluar dari perpustakaan.
Pavel terlihat terus mengikuti juga memanggilnya berkali-kali hingga tepat saat mereka berdua sudah menjauh dari perpustakaan pria itu berbalik serta menatap dingin ke arah Pavel. Raut wajah datar dengan mata Hazel itu terlihat tampan namun menyeramkan.
" kenapa kau mengabaikan ku? Aku menolong mu kemarin, tidak kah kau ingin mengucapkan Terima kasih padaku? " celoteh Pavel sembari mengatur nafas nya yang terengah
Pria itu masih tidak menjawab dan hanya diam
" luka mu sembuh dengan cepat " ujar Pavel yang mengamati raut wajah pria itu.
" hei kenapa diam saja? " tanya Pavel lagi namun masih tidak mendapatkan jawaban dari pria itu
Pria itu berbalik hendak kembali pergi meninggalkan Pavel, namun tangan nya seketika di tarik oleh Pavel yang sudah tampak kesal sebab terus di abaikan.
" aku bertanya padamu! Kenapa kau malah terus pergi dan mengabaikan ku? "
" Terima kasih " jawab pria itu dengan wajah datar yang setia mengkhiasi nya juga nada yang terdengar begitu berat.
Satu jawaban singkat yang membuat Pavel merasa lelah, sebenarnya ia tidak mengharap ucapan terimakasih kasih, hanya saja ia sedikit khawatir apakah pria itu bisu atau sebagainya akibat luka nya yang mungkin saja menyebabkan hal fatal, sebab ia hanya terus diam dan tidak mengatakan sepatah katapun.
Pavel tersenyum kemudian menyodorkan sebotol minuman yang ia sempat beli saat di kantin tadi, namun lagi-lagi pria itu masih mengabaikan nya sama seperti saat Pavel memberikan plester.
Pavel menarik tangan pria itu lalu meletakan botol minuman itu dengan paksa.
" ini untukmu, minum yah " ujar Pavel masih dengan senyum di wajahnya.
" aku Pavel, senang bertemu dengan mu " lanjutnya memperkenalkan diri.
Pria itu tak menyambut jabatan tangan yang Pavel berikan padanya, ia hanya diam dan membiarkan tangan Pavel terulur tanpa berniat membalas perkenalan diri Pavel, sehingga membuat Pavel kembali merasa kesal dan menarik tangan nya kembali.
" baiklah, kau terlalu pendiam, kalau begitu aku pergi dulu, teman ku mungkin sudah menunggu, senang bertemu dengan mu " ujar Pavel yang berbalik melenggang pergi meninggalkan pria itu yang hanya diam di tempat nya memandangi punggung Pavel yang kian perlahan menjauh hilang dari pandangan.
Senang bertemu dengan mu Pavel
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect hubby is my favorite brother ( PoohPavel )
Romansacerita ini mengisahkan tentang seorang pria cantik bernama Pavel phoom yang jatuh cinta pada pria tampan yang tak lain adalah kakak nya sendiri. " kak Tin! menikahlah dengan ku " " kau hanya adik bagiku " WARNING!!!⚠️ - lapak bxb - PoohPavel Do no...