bagian 30

456 35 9
                                    

'' Pavel, sepertinya aku tidak bisa menemani mu ke kantin hari ini, ayah dan ibuku mereka meminta ku untuk segera pulang '' ujar Alexa berjalan berdampingan dengan Pavel seusai mengangkat panggilan dari orang tua nya.

" tidak apa-apa, aku bisa pergi sendiri atau mengajak Glen untuk menemani ku " balas Pavel melirik ke arloji yang melingkar di tangan nya.

waktu kini menunjuk pukul satu siang, hari ini kelas mereka di batalkan di karenakan dosen yang seharusnya datang mengajar justru tidak masuk sebab memiliki keperluan mendadak. 

biasanya seusai kelas, Pavel dan Alexa akan pergi ke kantin untuk makan sesuatu bersama. namun, kali ini Alexa memiliki urusan lain.

Pavel mengatarkan gadis itu sampai pintu masuk kampus, dan di ujung sana masih terlihat Aslton yang masih setia bersandar di depan kap mobil seperti kebiasaan nya, yaitu menunggu Pavel. terkadang Pavel merasa heran mengapa Alston harus menunggunya dari pagi hingga sore hari tiba ketika Pavel selesai dengan semua hal yang biasa ia lakukan di kampus. namun ingin bagaimana lagi? semua hal yang di lakukan Alston adalah perintah dari Tin. 

" Pavel... maaf karena hari ini aku tidak bisa bersama dengan mu untuk makan siang " ujar Alexa dengan tatapan memelas nya seolah merasa begitu banyak bersalah. menarik tangan kiri Pavel untuk di genggam nya kemudian menggoyangkan nya ke kiri dan ke kanan.

" tidak masalah Lexa, sudah ku katakan padamu bukan? " 

Alexa mengangguk sebelum meraih tubuh Pavel untuk di peluknya sekilas, kemudian mengusap pipi nya seolah air mata telah menetes untuk membasahi nya. faktanya gadis itu hanya memainkan drama nya. sedang Pavel hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah Alexa. hingga beberapa menit kemudian Alexa telah di jemput oleh supir pribadi nya, meninggalkan Pavel yang masih berdiri sembari melambaikan tangan pada Alexa yang ikut melakukan hal yang sama dengan berjalan masuk ke dalam mobil. beberapa detik kemudian mobil sedan hitam itu sudah terlihat menghilang dari pandangan Pavel.

seharusnya Glen masih latihan saat ini batin Pavel.

kembali melirik arloji yang ada di tangan nya dan waktu masih menunjukan pukul satu lewat lima belas menit, Pavel mengalihkan pandangannya pada Alston yang juga melirik ke arah nya dan terlihat mengangguk memberi hormat.

Pavel tidak ingin cepat-cepat kembali kerumah nya, Pavel juga biasanya akan kembali di sore hari dan hal yang ia lakukan di kampus saat kelasnya selesai adalah, pergi makan ke kantin bersama dengan Alexa, sedikit mendengarkan gosip dari Alexa seperti kebiasaan yang gadis itu lakukan.

Pavel berjalan menuju lapangan basket yang ia ketahui bahwa Glen sedang latihan disana. terkadang jika Pavel ingin mengajak Glen untuk menemani nya saat pria itu tengah latihan justru Pavel merasa tidak enak hati, apalagi akhir-akhir ini Glen juga sangat sibuk dengan latihan nya, di karenakan akan ada pertandingan yang sebentar lagi akan di laksanakan. 

Pavel berjalan melewati kantin sambil terus memainkan ponsel yang ia pegang.

Brukk!!!

Pavel berdesis nyeri memegangi kening nya saat di rasa telah menabrak seseorang yang berada di depan nya.

" kau baik-baik saja? " suara bariton itu terdengar jelas di telinga Pavel, suara yang tak asing walau ia hanya pernah mendengar nya satu kali.

mata dan bibir Pavel membentuk sebuah senyuman saat mendapati pria yang tidak ia ketahui namanya hingga saat ini itu tengah berdiri dihadapan nya. tentu saja raut wajah pria itu masih sama seperti sebelumnya, dingin dan datar.

" kau terluka? " tanya pria itu lagi ketika tidak mendapatkan jawaban apapun dari Pavel yang hanya tersenyum manis di hadapan nya.

Pavel menggeleng menyatakan bahwa ia baik-baik saja.

dan lagi, pria bertubuh jangkung itu tak mengatakan sepatah kata lagi. ia bahkan terlihat melangkahkan kakinya melewati Pavel, dan duduk di meja yang biasanya Pavel juga Alexa tempati di kantin.

Melihat itu Pavel mendatangi pria tadi yang duduk dan terlihat sibuk membaca buku. sifat dari pria itu cukup dingin, membuat Pavel sedikit penasaran sebab selama ini ia tak pernah sekalipun menemui orang yang mengabaikan dirinya, namun pria asing itu kini melakukan nya.

" kau ke kantin hanya untuk membaca buku? " tanya Pavel yang sudah duduk di hadapan pria itu.

hening beberapa saat sebab pria itu tidak menjawab pertanyaan yang Pavel lontarkan

" kenapa tidak di perpustakaan saja? kantin bukan tempat untuk membaca buku " ujar Pavel lagi yang cukup membuat pria itu merespon Pavel dengan tatapan dingin nya

Pavel menelan kuat saliva nya saat pria itu menatap Pavel cukup tajam, mata hazel itu cukup membuat Pavel merasa takut. namun ia masih memberanikan diri untuk terus bertanya dan mengatakan hal yang mungkin bisa membuat pria itu berbicara.

" hey... aku sudah bertanya dan berbicara begitu banyak dari tadi padamu, tapi kau masih saja diam? apa kau ini sangat suka menghemat suara? " celetuk Pavel yang kini cukup kesal sebab dari tadi pria itu tak merespon nya.

hingga di seperkian detik berikutnya perut Pavel bersuara menandakan dirinya lapar. sebab di rasa malu Pavel hanya tersenyum canggung sembari memegangi perut nya.

pria itu berdiri dari tempatnya meninggalkan Pavel sendirian disana. 

" h-hei? ah sudahlah " dengus Pavel yang hendak memanggil pria itu sebelum ia mengurungkan seruan nya.

Pavel membenamkan wajah nya di antara kedua tangan yang ia letakan di atas meja, ada rasa kantuk lelah juga lapar yang menjadi satu. Pavel ingin memesan makanan namun ia terlalu malas dan memilih untuk duduk sebentar. ketika Pavel mengangkat wajah nya kemudian memangku dagu miliknya. pandangan nya tertuju pada sebuah buku yang tadi di baca oleh pria itu.

dia bahkan pergi begitu saja dan melupakan buku miliknya disini ujar Pavel mengambil buku itu untuk dilihatnya. hingga Pavel memperbaiki posisi duduk nya saat menyadari bahwa pria itu berasal dari kelas jurusan bahasa inggris.

apa dia anak baru yang Alexa ceritakan?

lamunan Pavel buyar bersamaan dengan netra nya yang seketika membulat kaget saat mendapati sepiring makanan di hadapan nya. pria itu ternyata kembali dan membawakan Pavel makanan beserta dengan air minum.

" kau membelikan nya untuk ku? " tanya Pavel yang kini otak nya di penuhi dengan pertanyaan.

pria itu menarik kembali buku miliknya yang tadi berada dalam genggaman Pavel sebelum ia kembali mendudukan dirinya di tempat semula.

" makanlah " balas pria itu singkat

Pavel hanya tersenyum, ia tidak bisa menolak sesuatu yang berhubungan dengan makanan, dasar tukang makan. mungkin itulah panggilan yang tepat untuk Pavel.

pria itu diam-diam mencuri pandang pada Pavel yang sibuk mengunyah makanan sehingga pipi Pavel terlihat menggembung.

 

Perfect hubby is my favorite brother ( PoohPavel ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang