SAMBIL NAFAS YA BACANYA
JANGAN EMOSI HIHIHI
LUV DEH!^^
.
.
Setelah beberapa hari kejadi kemarin, keadaan cukup membaik. Winnie kembali fokus untuk mengikuti acara yayasan—dia fokus dengan basket saat ini. Katherine juga kembali dengan keadaan dimana papahnya terus mengawasi setiap hal yang di lakukan Katherine. Katherine lebih banyak diam di rumah untuk saat ini dan membiarkan Winnie untuk fokus dengan kegiatannya dulu.
Keduanya hanya mengabari lewat chat dan telpon saja. Katherine juga tidak mengikuti kegiatan lomba yang di adakan oleh sekolahnya dan sialnya papahnya tau perihal tentang itu, karena sebelumnya Steven sudah menyuruh orang untuk mengetahui tentang kegiatan putrinya.
Suara ganggang pintu Katherine terbuka, dengan gerakan yang cepat Katherine menyembunyikan ponselnya. Tapi siapa sangka papahnya justru meletakan ponsel miliknya yang dia tahan sudah hampir seminggu ini—Steven meletakkan dengan pelan di kasur Katherine dan melihat putri semata wayangnya. Katherine membuang mukanya sembarang—
"apa kamu sudah merenungi semuanya Katherine" tanya papahnya lembut. Katherine sangat malas untuk menjawab pertanyaan papahnya saat ini.
"jika tau kamu cepat sadar papah tak akan menahanmu selama ini" Katherine mencoba mencerna kalimat dari Steven. Tiba-tiba tangan lembut papahnya menyentuh kaki bagian kanannya dan sedikit memijat kakinya. Katherine ingin menghindar tapi ia biarkan sesuka papahnya saat ini.
Katherine masih tak bergeming, mukanya juga terlihat sangat malas untuk melihat papahnya.
"pergilah—pacarmu sudah menunggumu di bawah sana" kalimat Steven membuat Katherine cukup kaget.
"hah? pacar? Winnie? Tapi gak mungkin dehh—" pikir Katherine dalam batinnya.
"Bersiaplah papah akan keluar dan menunggumu di bawah dengan cowokmu" pamit papahnya dan tersenyum manis ke Katherine—sampai papahnya juga mengedipkan matanya.
"cowok? Jeno? Jay? Ahhhh sial..." umpat Katherine dan Katherine bangkit dari kasurnya dengan gerakan grasak grusuk. Dia langsung saja menelpon kekasihnya—Winnie.
Sudah beberapa kali ia menelpon Winnie namun tak ada jawaban darinya. Bahkan dia juga sudah mengirimi Winnie pesan—namun tak ada jawaban juga dari Winnie. Pesan terakhir yang dia terima Winnie pamitan untuk latihan basket dan lanjut latihan band bareng temannya karena sekolanya meminta band mereka juga untuk mengisi acara puncak ulang tahun yayasan.
"huhhh sepertinya dia belum kelar latihan.." gumam Katherine dan melihat dirinya dalam kaca kamar mandinya saat ini. Dia menggigit jarinya sambil berpikir. Kejadian tempo hari masih sangat terngiang-ngiang di ingatannya.
Katherine berharap setelah kejadian kemarin dia tak merasakan kejadian ngeri lainnya.
"sesusah ini ya mencintai segender" lirihnya dan tersenyum ke dirinya sendiri.
"Winnie aja bisa perjuangin gue—jadi apapun yang terjadi kedepannya gue juga gak boleh nyerah gitu aja!" lalu dia mengingat mendiang mamahnya yang sudah tidak ada itu.
"mah...maafin Katherine yang salah jalan ini ya mah" batinnya sambil mengganti pakaiannya lebih tertutup saat ini.
Dia sebenarnya ragu untuk keluar dari kamarnya dan menemui orang yang sebenarnya dia sendiri belum tau siapa maksud papahnya itu. Ada perasaan gemuruh di dalam hatinya, dia mencoba menenengkan dirinya untuk lebih tenang sebelum benar-benar keluar dari kamarnya. Beberapa kali juga dia menghembuskan nafasnya—
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUGHTY COACH AND ICE PRINCESS
FanficKatarina/Katherine: -"sial! lo bikin gue suka cewek!" -"bocah kalau tantrum rasanya pengen gue terkam aja tu perut" -"dih adik cowok gue suka sama pacarku?" Winnie: -"ughhh kenapa sih lo dingin banget!" -"punya Kath gede buanget!" -"hobi kakak gu...