09. With You

2K 187 8
                                    

Kim Company

"Apa yang terjadi padanya? Kenapa sampai sekarang iblis kecil itu tidak bisa ku hubungi. Kau membuatku khawatir
jendeuki." Jisoo bergumam sambil menyeruput kopinya.

"Kau gila kim jisoo? Sejak tadi kau hanya bergumam tidak jelas, apa yang terjadi?"

"Bae, sepertinya jennie menghilang."

"Apa?!?!" Suara irene menggelegar. Jisoo segera menutup mulut sahabatnya yang benar-benar seperti toa.

"Haish, turunkan nada suaramu, saat ini kita sedang berada di kim company. Bukan di kebun binatang."

"Maaf, aku terlalu kaget. Bagaimana bisa jennie menghilang? Kim company sepertinya baik-baik saja. Jika jennie menghilang sudah pasti kekacauan ada dimana-mana. Bahkan, paman dan bibi pasti menghubungi kita."

"Jendeuki menghilang dengan cara positif. Bukan menghilang diculik atau dibawa hantu seperti itu. Dia...."

"Cepat katakan, jangan bertele-tele. Apa maksudnya menghilang positif? Otak kau memang otak idiot chu."

"Kemarin aku bertemu dengan calon jodohku, yang aku ceritakan padamu itu. Pagi itu aku sedang dimansion jennie. Aku membawa informasi jika aku menemukan kedai dakkochi terbaik dengan penjual yang sangat tampan juga cantik. Tapi setelahnya aku menerima telepon dari park chaeyoung. Jodohku itu. Kita bertemu di cafe dan aku membawa jendeuki. Tapi... Begitu kita sampai disana ada seseorang yang kharismanya lebih kuat dari chaeyoung dengan sorot mata hazel yang begitu indah, tubuhnya yang tinggi, rambutnya berwarna abu;sangat indah. Dan aku semakin tercengang karena orang itu adalah penjual dakkochi yang ku maksud. Lalu yang membuatku lebih tercengang adalah... Jennie ditarik olehnya, dia bilang dia akan membawa jendeuki berjalan-jalan. Dan sampai sekarang jendeuki menghilang. Ommo, apa lagi yang bisa kita simpulkan selain mereka melakukan hubungan seks bebas atau mungkin mereka kabur dari negara ini. Aaaaaaaaaa bagaimana ini?" Ucap jisoo mengoceh tiada henti.

Irene yang sejak tadi menyaring apa yang sedang jisoo coba sampaikan hanya bisa mengedip-ngedipkan mata polos, ia tetap tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi.

Ia sudah bingung dengan park chaeyoung yang jisoo maksud, ditambah lagi si kharisma berambut abu yang juga jisoo bicarakan. Otaknya tidak bisa mengakses informasi baru ini. Padahal ini gosip besar, tapi irene terlalu berotak udang.

"Bae kenapa kau hanya diam? Apa kau tidak merasa senang atau bahkan khawatir?"

"Chu, jujur aku tidak begitu mengerti."

"Haish otak udangmu itu, bagaimana kau bisa mendapatkan seorang kekasih jika begini. Aku sudah berbicara sampai mulutku berkedut dan berbusa tapi tanggapan mu adalah kau tidak mengerti? Yang benar saja. Kau harus mencari seseorang yang jenius, agar otak yang kau punya bisa berkembang."

"Yyaaaakk kurang ajar kau jisoo. Jangan membahas kekasih didepanku, aku tidak membutuhkannya. Lalu bagaimana jennie kita chu? Apa kita perlu menghubungi kantor polisi dan membuat laporan kehilangan?"

"Hmm, itu tidak perlu. Sepulang kerja kita harus ke mansionnya dan bertanya pada paman dan bibi. Kau akan ikut?"

"Ah, ya. Kita harus kesana dan memastikannya. Aku juga penasaran dengan orang-orang yang kau ceritakan chu. Aku ingin melihat mereka."

"Itu boleh saja, asal kau tidak mengambil si rambut pirang, itu milikku, dan sirambut abu itu milik jeundeki."

"Haish, konyol!!!!"

Keduanya kembali mengobrol dan menyeruput kopi yang bahkan sudah dingin.

----------------

•••

I Wov U Jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang