29. Miss U

978 150 22
                                    

4 Tahun Kemudian.

Thailand,Bangkok.

"Sayang kau yakin tetap pergi ke Korea sekarang? Kenapa kau tidak menungguku, hanya satu hari dan kita bisa memesan penerbangan bersama. Jika perlu jet pribadi kita bisa digunakan kapanpun."

"Aku akan ke Korea hari ini juga, penerbangannya tinggal 2 jam lagi. Kau menyusul saja nanti, oke? Itu tidak perlu, jet pribadi terlalu berlebihan."

"Hmm.. Kau selalu menolak apa yang seharusnya kita nikmati bersama lalisa. Aku akan mengizinkan kau ke Korea sekarang, tapi kumohon jangan sungkan lagi padaku. Aku menyayangimu sayang."

"Ne mrs.jeon somi, akupun menyayangimu."

Lalisa dan jeon somi kini berpelukan, keduanya tidak melepaskan hingga beberapa menit berlalu. Karena, lalisa khawatir jam penerbangan semakin dekat, ia segera berpamitan pada somi.

"Aku harus berangkat sekarang, kau berhati-hatilah saat menyusul nanti. Aku akan menunggumu di apartemenku."

"Ne, aku akan merindukanmu."

"Haish, kau sangat manja sekali. Aku berangkat hum?"

Somi mengangguk dengan bibirnya yang monyong ke depan menandakan ia sedih melepas lalisa pergi. Lalisa melambaikan tangannya dan menghilang dengan cepat.

"Hahhh... Dasar si keras kepala. Fighting lalisa manoban."

-----------------

•••

Bandara International Incheon.

Gadis bertubuh jangkung dengan wajah dingin dan aura misterius berjalan dengan gagah di luar bandara incheon. Matanya melirik kekanan dan kiri mencari seseorang yang telah membuat janji dengannya.

Saat matanya menemukan gadis berambut pirang yang tidak berubah sampai sekarang, bibirnya tersenyum lebar, ia begitu merindukan sahabat konyolnya ini.

Lalisa berlari begitupun si gadis pirang, mereka berpelukan dengan suara tawa yang menggema disekitar.

"Daebak, kau sangat berbeda monkey sialan. Apa kau benar-benar lalisa manoban?" Chaeyoung bertanya.

Gadis berambut pirang yang ditemui lalisa kini tidak lain adalah chaeyoung. Lalisa menghubungi chaeyoung saat ia akan terbang ke Korea, ia tidak akan menyianyiakan waktu yang ia miliki disana. Bertemu dengan sahabat adalah daftar rencananya.

"Ne, it's me. Apa aku begitu menawan sekarang chipmunk? Woaaaa aku merindukanmu, sangat merindukanmu byuntae." Lalisa kembali lagi memeluk sahabatnya yang telah lama tidak ia temui.

Ingatan kekonyolan dimasa lalu mereka terbesit dalam benak lalisa. Hatinya telah lama tidak sehangat ini. Korea memang tempat terbaik untuk pulang.

"Aku juga sangat merindukanmu bodoh. Rasanya aku ingin mati tidak melihatmu selama 4 tahun. Kau benar-benar bodoh. Kalian berdua bodoh." Chaeyoung berkata-kata dengan tangisan dimatanya.

Ia tidak berbohong tentang betapa merindukan lalisa. Lalisa pergi begitu saja dan tidak pernah kembali pulang. Bahkan, kabar darinyapun sama sekali tidak ada.

Lalisa bahkan baru mengetahui jika chaeyoung dan jisoo telah menikah beberapa bulan yang lalu.

Rasanya chaeyoung ingin sekali marah, namun ia tidak bisa. Saat ini ia hanya ingin memeluk sahabat bodohnya ini.

"Mianhae, jebal. Aku memang bodoh, tapi ini semua demi kebaikanku juga..." Lalisa tidak meneruskan kalimatnya.

Chaeyoung segera menyadari kecanggungan yang lalisa rasakan, akhirnya ia mencoba membahas sesuatu yang lain.

I Wov U Jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang