30. Kebahagiaan

1K 117 11
                                    

Apartemen Lalisa.

Jennie dengan susah payah menyeret lalisa yang mabuk seperti orang mati ke apartemen milik lalisa. Chaeyoung memberi tau jika lalisa akan tinggal disana setelah pulang dari kediaman mereka.

Apartemen ini adalah apartemen baru milik lalisa. Ia sengaja membelinya untuk beristirahat saat ke Korea.

Saat ini kedua orang sedang terlelap diatas kasur berukuran besar yang ada dikamar milik lalisa. Semalaman jennie mendengarkan lalisa terus mengoceh dan mengoceh.

Ia selalu menyebut nama jennie didalam ocehannya, itu membuat jennie ingin menangis juga tertawa. Rasanya lucu dan menyedihkan dalam satu waktu. Lalisa tidak berubah sama sekali, ia tetap lucu seperti dulu.

Selalu membuat jennie tertawa dengan tingkah konyolnya.

Dia benar-benar merindukan wanitanya ini.

Jennie terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya dan ketika itu terbuka senyum muncul dibibir mungilnya. Kebahagiaannya tepat didepan matanya.

Telah menunggu waktu lama sampai hari ini tiba, jennie memanfaatkan waktu yang ia punya dengan sebaik-baiknya.

Selama ini seperti yang jennie katakan, jika ia bisa saja menjadi monster jika tidak berusaha untuk sembuh dari ptsd yang ia idap.

Setelah ia bangun dari tidur panjang waktu lalu, jennie mengalami halusinasi dan rasa gelisah berlebih lagi.
Ia membutuhkan resep dokter terus menerus untuk meminum obat penenang.

Suatu waktu ia melihat lalisa mengobrol dengan teman sekelasnya, mereka tertawa bersama.
Itu sesuatu yang sangat biasa, berdiskusi dengan teman. Namun, ketika jennie melihatnya ia tidak bisa tidak terbakar cemburu dan emosi menyerangnya.

Sejak itu jennie terus denial, jika ia baik-baik saja. Itu hanya rasa cemburu yang wajar.
Tapi, lama kelamaan jennie ingin menyakiti dirinya sendiri. Ia merasa hidup didalam mimpi dan halusinasi tak berujung.

Sampai puncaknya saat mendengar chou tzuyu mengatakan lalisa dan dia pernah saling merasakan. Darahnya mendidih, ia mengontrol emosi sekuat yang ia bisa.

Melihat lalisa di parkiran hotel saat itu, jennie ingin mencabik-cabik lalisa bahkan jika ia bisa ingin mencekik lalisa sampai mati.
Kesadarannya masih membawanya dalam akal sehat. Jennie segera pergi meninggalkan lalisa.

Mobil berhenti di sisi jalan dan jennie mengeluarkan obat penenang, ia meminumnya bahkan melebihi dosis.
Baru saat itu ia mulai tenang.

Dengan kejadian itu jennie semakin menyadari ada yang salah dengan dirinya, jennie harus memperbaiki dulu semuanya.
Dan kembali pada kekasihnya dengan keadaan yang telah membaik.

Kini jennie menepati janjinya pada lalisa, ia kembali dengan keadaan yang lebih baik lagi.

"Honey." Jennie berbisik disamping telinga lalisa."Apa kau masih milikku?" Jennie bergumam sendiri.

Kemudian jennie beringsut semakin dekat dengan lalisa dan menciumi wajah lalisa berulang-ulang.
Ini terasa sangat nyaman.

"Neomu bogo sipeo. Bogo sipeo lalisa."

Merasakan seseorang berada didekatnya, lalisa kini bergerak dalam tidurnya."Nnngghh.."

Jantung jennie berdetak sangat kencang, apa ia telah membangunkan lalisa?
Kenapa dadanya terasa berdetak begitu keras dan cepat. Jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama itu ternyata seperti ini.

Lalisa membuka matanya dan merasakan nyeri di kepalanya.
Alkohol yang ia minum membuatnya mabuk sampai mati.

"Ahhh kepalaku berat sekali, mataku juga sulit dibuka. Haisssshhh aku pasti mabuk." Lalisa terus mengoceh dengan mata setengah terbuka.
Berusaha mencari kesadarannya.

I Wov U Jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang