EPILOG 💗💗

1K 112 12
                                    

Jennie and Lalisa's Loving Home.

2 Tahun kemudian

Rumah yang biasanya penuh dengan kasih sayang dan cinta pagi ini sangat redup dan nampak dingin. Para pelayan yang ada disana juga mr.yang merasa heran dengan sikap dua orang yang berbeda dari biasanya.

Lalisa dan jennie duduk dimeja makan dengan mulut yang terkunci, keduanya tidak menyantap sarapan sama sekali. Hanya saling memandang dengan tatapan yang dingin.

"Aku pergi dulu, kau harus sarapan jennie. Jika tidak,bayi kita akan kelaparan didalam. Kumohon jangan keras kepala terus menerus." Lalisa entah mengapa pagi ini merasa jengkel dengan jennie, sudah hampir 3minggu jennie tidak ingin disentuh olehnya, selalu marah dan mudah cemburu.

Sampai akhirnya batas kesabarannya habis saat malam kemarin jennie pergi keluar sampai larut malam dan melupakan dirinya sedang hamil besar. Ia malah asyik bertemu dengan teman lamanya saat sekolah.

"Tidak usah memperdulikanku dan little queen. Kau bisa pergi, berhati-hatilah." Jennie pergi meninggalkan ruang makan dengan langkahnya yang sedikit lambat.

Perutnya telah membesar, ia berada di kehamilan trimester akhir. Hanya tinggal menunggu little queen didalam perut bekerja sama untuk keluar dan menyapa dunia.

Lalisa dalam hati ingin menangis, sebenarnya ia tidak tega marah pada istrinya, namun kedua orang tua jennie selalu komplain dengan sikap lalisa yang terlalu memanjakan istrinya.

Jennie harus mengerti, bagaimana caranya untuk menurut pada istrinya.

"Mr.yang, kumohon bawa makanan kesukaan jennie ke kamarnya. Dan pastikan dia makan dengan baik. Sejak kemarin dia tidak memakan apapun kecuali apel yang ku kupaskan. Tolong jaga dia, siang ini aku akan kembali dengan cepat."

Lalisa memberi instruksi pada mr.yang. Mr.yang mengangguk dan akhirnya lalisa pergi ke kantornya. Dengan langkah yang lemas ia berjalan. Biasanya jennie akan mengantarnya sampai depan rumah. Dan menciuminya tanpa ampun. Melambai dengan gummy smilenya yang indah.

Namun sudah beberapa minggu ini jennie seolah tidak ingin menyentuh dan disentuh oleh lalisa.

Lalisa masuk kedalam mobilnya dan melaju meninggalkan rumahnya yang selalu ia harapkan terus dipenuhi oleh cinta. Ia tidak akan pernah tau setelah ini akan ada insiden yang terjadi padanya.

--------------

•••

Pukul 09:05 ditaman.

Jennie memijat kepalanya yang terasa pusing, ia kini menangis sendirian ditaman. Ia merasa bersalah telah mendiami lalisa dengan amarah yang entah alasannya karena apa.

Apa mungkin hormon kehamilan sejahat ini?

Kenapa dimata jennie saat ia hamil. Semua yang lalisa lakukan tidak ada yang benar. Itu selalu salah, dan menjengkelkan.

Akhir-akhir ini jennie seolah tidak mengenali dirinya sendiri. Ia begitu mudah marah, cemburu dan mengamuk tak jelas. Lalisa mungkin akan meninggalkannya jika begini.

Jennie mengelus perutnya yang terasa sedikit nyeri, nyeri ini sudah mulai sering muncul. Mungkin karena kehamilannya sudah diusia siap untuk lahir.

"Little queen, maafkan mommy. Mommy tidak bermaksud mengacuhkan dada kita. Mommy merindukannya, hanya saja mommy terlalu malu mengatakannya."

Air mata kembali menetes di pipi mandu yang semakin mengembung. Sejak jennie hamil, ia semakin berisi dan begitu terlihat sexy juga semakin cantik.

"Lili aku merindukanmu, mianhae. Aku harus menelponnya, masa bodoh dengan gengsi ini. Aku tidak tahan lagi berdiam seperti ini."

I Wov U Jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang