11. Who ?

1.5K 142 6
                                    

Teman-teman chapter ini ada sedikit unsur 18+ ya.. Mohon bijak untuk para pembaca. Jika tidak nyaman gapapa gausah dilanjutin ok.
Dan disini juga lalisa itu (gip) bagi yang gabisa baca lalisa gip, bisa di skip aja. Makasih yaaaa💋
Tapi aku jamin 18+nya ga akan frontal
Selamat membaca, i wov u readers. Terimakasih votenya.
Aku diramein pake komentar aja udah seneng banget.

The Shilla Jeju.

Hari sudah memasuki waktu malam. Jennie dan lalisa memutuskan untuk menginap dihotel. Sedangkan park chaeyoung dan jisoo memilih pulang walau harus kehabisan tenaga karena terlalu lelah dengan perjalanan.

Park chaeyoung terus menerus ditelpon oleh bae suzy, dia sudah seperti ibunya yang mencari anaknya. Jisoo akhirnya mengetahui hubungan dekat antara suzy dan chaeyoung.

Chaeyoung tidak bisa menyembunyikan kedekatan mereka, ia menjelaskan jika kedekatan itu seperti layaknya seorang adik dan kakak tidak lebih. Namun, tetap saja jisoo mencium sesuatu yang lebih dari itu. Kepekaannya seperti anjing bloodhound, ia terbaik dalam mengendus dan melacak sesuatu.

Juga, chaeyoung menjelaskan jika suzy memilki satu keponakan pria yang kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan. Pria kecil itu bernama woo-jin dan dia sangat dekat dengan chaeyoung.

Karena itu pula suzy menelpon terus menerus, alasannya woo-jin ingin bertemu dengan chaeyoung. Kedekatan ini sangat dimanfaatkan bae suzy!! Jisoo menyadarinya.

Jisoo akhirnya mengalah untuk saat ini, ia akan berbicara langsung kelak dengan bae suzy. Chaeyoung dan dia telah memutuskan untuk lebih dekat lagi dan saling mengenal lebih jauh. Mereka berharap suatu hari mereka akan menjadi pasangan seperti jennie dan lalisa.

Jennie sedang duduk di balkon hotel, ia menyelimuti dirinya sendiri sambil memandang pemandangan yang begitu indah. Malam ini bulan dan bintang sangat terang menyinari seluruh korea selatan.

"Nini.. Ayo masuk kedalam, udara semakin dingin. Kau bisa masuk angin." Lalisa memeluk jennie dari belakang. Menyimpan dagunya diatas kepala jennie dan mulai mengecup pucuk kepalanya.

"Lili.. Aku masih ingin disini, lihat ke sana. Pemandangannya sangat bagus, mataku butuh vitamin. Selama ini aku terkurung di mansion bersama daddy dan mommy. Sebentar lagi hmm?"

"Baiklah, aku akan menemanimu seperti ini. Pelukan ini pasti membuatmu lebih hangat. Nini.. Apa kau suka liburan ini?" Lalisa mulai mengajukan pertanyaan. Ia ingin tau apakah jennienya menikmati liburan mereka.

"Sangat hangat honey,gomawo. Lili.. Jika aku mengatakan ini liburan terbaikku sepanjang aku hidup. Apa lili percaya?" Jennie mulai menengok ke belakang, ingin melihat wajah yang selalu ia rindukan selama ini.

"Tentu percaya, semuanya karena ada aku kan?" Lalisa kini mulai menggoda kekasih cantiknya.

"Hahahaha.. Lili, ini yang aku suka darimu. Kau memiliki kepercayaan diri tingkat penuh." Jennie bangun dan mulai membawa tangan lalisa menyeretnya masuk kedalam.

Setelah mereka sampai didalam kamar hotel, jennie segera melompat keatas kasur dan memaksa lalisa untuk tidur disampingnya. Mereka saling berhadapan satu sama lain. Mulai saling menukar tatapan penuh cinta.

"Posisi ini akan menjadi posisi favoritku sebelum kita tidur, kita harus mengobrol seperti ini." Jennie menegaskan.

"Hmmm.. Ini hanya permintaan mudah, aku suka melakukannya denganmu. Lalu, apa kau punya sesuatu yang ingin dibicarakan? Atau di ceritakan."

"Sebenarnya ada, tapi aku merasa takut lili. Aku takut karena pembicaraan ini perasaan yang kau miliki padaku sedikit berubah."

Dahi lalisa mengerenyit, ia tidak faham apa yang jennie maksudkan. "Apa maksudmu? Perasaan ini tidak akan pernah berubah." Lalisa menangkup wajah jennie dan mulai mengecup bibirnya sekilas."Katakan baby."

I Wov U Jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang