23. You Are Forgiven

1.2K 119 22
                                    

09:34.

Pagi ini jennie berada didapur milik lalisa, ia sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Semalaman ia dan lalisa tidak bisa berhenti bercinta. Keduanya meneruskan ronde-ronde berikutnya, hingga jennie dan lalisa benar-benar kelelahan.

Saat ini lalisa masih terbaring diatas kasurnya, ia seolah tidak memiliki tenaga sedikitpun. Berbeda dengan jennie, ia bangun dengan keadaan yang sangat cerah. Bahkan, biasanya lalisa yang menyiapkan dan memasak sarapan mereka. Namun pagi ini berbeda, rasanya menyenangkan seolah-olah jennie menyiapkan sarapan untuk suaminya.

"Selesai." Ucap jennie bahagia dan meletakkan hidangan terakhirnya diatas meja.

Jennie membuat omelet dan kimchi. Ia juga membuat nasi dan sup favorit lalisa.

Baginya membuat menu sederhana seperti inipun membutuhkan perjuangan. Semoga lalisa menyukainya.

"Oh my god.. Ini masih terasa linu, lalisa benar-benar memuaskan. Apa produk thailand sebesar itu?" Jennie bergumam sendiri.

Ia menggelengkan kepalanya, merasa otaknya semakin hari semakin ngaco!! Jennie taubat!!

"Lebih baik aku mandi, dan membangunkan lili." Jennie segera melepas celemek yang ia pakai tadi dan berlari ke kamar mandi.

Perutnya telah keroncongan, dan ia harus cepat.

Beberapa menit kemudian jennie keluar dari kamar mandi, rambutnya basah dan tubuhnya dipenuhi wangi vanilla milik lalisa.

Jennie masuk ke kamar dan melihat lalisa masih terlelap. Ia berjalan ke arah jendela dan membuka tirainya perlahan. Sinar matahari dari luar mulai masuk. Ini sudah siang. Namun gadis jangkung masih tertidur seperti babi yang kelelahan.

Karena sinar matahari yang masuk ke dalam, lalisa mengerenyitkan wajahnya,"Eemmhh..Baby,good morning."

"Cintaku ini sudah siang. Come on bangun, aku telah menyiapkan sarapan untuk kita berdua." Jennie segera duduk disamping ranjang dan memberikan ciuman pertamanya untuk hari ini.

Lalisa segera memeluk jennie dan bersembunyi di ceruk leher milik gadis kucing kesayangannya."5 menit seperti ini."

"Aku lapar hon.." Jennie memasang wajahnya yang menggemaskan, dan begitu ia selesai berbicara perutnya berbunyi sangat keras. Cacing di dalam perutnya memang sudah berdemo sejak pagi.

"Ah.Mianhae baby, ayo kita sarapan sekarang.." Lalisa segera bangun dan membawa jennie dalam gendongannya.

Jennie berteriak karena terkejut."Aaaaaaahhhh lalisa turunkan aku!! Kau masih bau naga, pergi dulu ke kamar mandi!!!"

Lalisa hanya tertawa dan tertawa, tidak perduli jennie berkhotbah apapun. Ditelinganya itu terdengar seperti sebuah nyanyian yang merdu.

"Kita sudah sampai.. Silahkan duduk my queen."Lalisa menarik kursi dan mempersilahkan jennie duduk disana.

"Terimakasih lili. Kau harus ke kamar mandi dulu, aku akan menunggu." Tegas jennie.

"Yes ma'am.." Lalisa segera pergi ke kamar mandi, ia tidak ingin membuat jennie lebih lama menunggu lagi. Atau kekasihnya akan mati kelaparan.

15 menit berlalu, lalisa memiliki tampilan yang lebih baik. Ia saat ini memakai kaos oversize dan celana jeans pendek, menampilkan kakinya yang panjang seputih susu.

Jennie merasakan debaran yang tak biasa hanya dengan melihat kaki itu. Sial!! Pikirannya kembali ke aktivitas malam yang mereka lakukan.

"Maaf lama baby.." Lalisa mengelus rambut belakang jennie dan duduk disamping jennie."Wow, amazing. Kau membuat begitu hanyak hidangan nini. Aku tidak sabar mencobanya. Gomawo baby, pasti kau kelelahan mengurus semuanya."

I Wov U Jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang