Chapter 02.

1.1K 78 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Dan sekarang sudah Jam 06:47 Pagi. Semua pelajar pasti sudah bersiap dengan setelan rapi dan sekarang waktu sarapan.

Namun tidak untuk Jung— ah, Lee Jeno, dia bahkan baru bangun sekarang. Dengan waktu yang sudah kepepet, ia masih sempat duduk di tepi ranjang untuk mengumpulkan nyawa.

"Kirain ga bakal bangun lagi."

Jeno berdiri, namun rasa sakit menyerang kepala nya membuat ia kembali duduk. "Bangsat."

Terkena hangover itu sudah biasa bagi Jeno, karena memang ia sering mengonsumsi minuman keras. Jadi, ia sendiri yang harus menerima resiko hangover di pagi hari.

Beberapa saat ia menunggu, hingga akhirnya ia berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap.

Jam 07:11 ia sudah siap dengan seragam nya yang acak-acakan. Dasinya berada di kantong, tasnya yang terlihat kosong, serta bajunya yang keluar.

Dikira keren apa ya begitu? Tolol.

Kepala nya masih sedikit pusing, tapi Jeno tidak menghiraukan itu. Ia sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Jeno itu tinggal sendiri, karena Mark tinggal bersama ayahnya, sementara Bubunya tinggal sendiri juga. Bukannya Jeno tidak mau tinggal bersama Bubu, tapi ia ingin sendiri.

Jeno tidak sarapan, langsung melesat meninggalkan kawasan kos yang ia tempati.

Saat sampai, Jeno langsung di hadapkan oleh dua guru piket dan beberapa anggota osis.

Salah satunya, Na Jaemin.

Jangan salah paham, Na Jaemin itu termasuk anak teladan di sekolah. Sifatnya jauh berbeda dari Na Jaemin yang berada di jalanan. Seperti mempunyai dua kepribadian ganda.

"Ya tuhan, Jeno!"

Jeno hanya mendengus, sudah biasa dengan reaksi berlebihan dari guru di depan nya saat ini.

"Itu dasi di pasang yang bener, Lee Jeno!"

"Ga tau."

Sang guru dengan gemas langsung mencubit ginjal Jeno--- langsung mencubit perut Jeno lalu menyerahkan nya ke salah satu osis. Yang sialnya adalah Na Jaemin, musuh Lee Jeno.

Bukan tanpa alasan mereka berdua menjadi musuh.

Jaemin berdecak sementara Jeno hanya diam. Jadi Jaemin langsung saja membawa Jeno pergi dari sana karena bel masuk sebentar lagi akan berbunyi.

Jaemin dengan sedikit kasar langsung memakaikan dasi yang benar untuk Jeno, "masukin."

"Nggak."

"Masukin, Lee."

Jeno merengut, "terserah."

Jeno sedikit memasukkan bajunya kedalam celana lalu berlalu pergi, tujuan nya untuk mengambil motornya yang masih berada di luar gerbang. Tapi, Na Bangsat Jaemin ini mencekal tangannya.

"Masukin, atau gua paksa?"

Dengan terpaksa, Jeno langsung memasukkan seluruh baju nya dengan kasar. Jeno sangat benci ini. Tubuhnya yang sangat ramping akan terlihat jelas kalau ia memasukkan bajunya ke dalam.

"Sana."

Jaemin mengusir lalu bergerak menuju kelas, ia sempat terpana beberapa detik melihat tubuh Jeno yang sangat jarang di pamerkan.

Sementara Jeno langsung bergegas mengambil motornya, untung saja sudah tidak ada guru piket. Ia memarkirkan di parkiran lalu kembali mengeluarkan baju. Tidak mungkin ia akan memasuki kelas dengan penampilan seperti itu.

Berbeda dengan Jaemin. Ia memang anak yang berandalan. Tapi juga pintar. Saat disekolah, ia akan menjadi anak yang paling disiplin seperti anak-anak yang ambis dalam pelajaran.

TIGER LIAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang