Hari ini masih jam 14:56 Siang. Dan Haruto sangat bosan, membuat ia berhenti di satu Mall untuk belanja atau mengajak wanita random untuk menguras hartanya.
Namun, yang di dapatkan nya hanya seorang bocah kecil yang sedang meringkuk di tengah orang-orang berlalu lalang. Melihat lelaki kecil itu menangis, ia mendekat dan berjongkok untuk melihat lebih dekat anak kecil itu.
"Halo, adik manis! Kenapa menangis?" Haruto sebisa mungkin untuk berbicara dengan lembut. Dapat ia lihat bocah kecil itu mendongak dengan mata memerah dan bulu mata yang basah akibat air mata.
"Hiks.. Uwu.. mau Uwu.. hiks.. Mama.. Ael takut.. hiks.."
Haruto bingung. Tentu saja. Uwu, Mama, Ael? Siapa semua itu? Ia jadi sedikit menyesal datang kepada anak ini. Tapi, ia tak bisa pergi begitu saja karena ia sudah sangat kasihan.
"Mama? Ael? Ael cari Mama?" Haruto bertanya perlahan, kemudian anak malang itu langsung mengangguk.
"Hum.. oke, ayo berdiri, terus kita cari Mama." Haruto perlahan berdiri dan menggendong anak kecil itu. Sepertinya ia baru berusia 6-7 tahun.
"No.. Uwu.. cari Uwu.."
"Hm, Uwu? Kakak Ael? Atau Papa Ael?"
"Kakak.. hiks.."
Haruto langsung menghapus air mata yang perlahan kembali turun itu, "Sht, ssht.. Jangan nangis, kalau nangis ga bakal ketemu Uwu nya."
Bocah kecil itu mengangguk semangat, "yaudah ayo cari Uwu.."
Haruto tanpa sadar tertawa, "Hm. Tadi Ael liat Kakak dimana?"
"Disana," Anak kecil yang di panggil Ael itu menunjuk pada Toko Sepatu yang cukup jauh dari tempatnya.
"Ael, kenapa bisa sampe sini." Haruto bergumam, tapi tetap berjalan sambil melihat sekeliling. "Liat-liat ya, karena Kakak ga kenal sama Kakak Ael."
"Hum!"
Setelah setengah jam lebih berkeliling, dan tidak membuahkan hasil. Membuat Haruto mengerang pelan. Dia jadi harus terjebak bersama anak ini di hari minggu nya.
"Kak! Itu Uwu! Ayo kesana!"
Tiba-tiba anak itu memberontak dengan berseru, tentu mengagetkan Haruto yang sempat lengah. Untung anak itu tidak jatuh dari gendongannya.
Haruto memandang dimana tunjukan anak itu, ia dapat melihat seorang pemuda sepertinya sedang gelisah melihat kesana kemari.
Akhirnya ia mendekati dan sadar bahwa itu adalah Haruto Night Liar. Ia tidak terlalu mengenal orang ini, hanya sekedar tau nama dan sebagai musuh gengnya.
"Oi, Cari adek lo? Nih," Haruto langsung menyerahkan Ael ke gendongan Jeongwoo. Membuat Jeongwoo menatap curiga Haruto.
"Kok bisa adek gua sama lo? Lo yang culik dia?" Seru Haruto bertanya. Sorot matanya memancarkan kekhawatiran yang amat dalam.
"Tadi gua nemuin adek lo di depan Toko Eskrim. Dia nangis terus cari lo, makanya gua bantuin, terus nemuin lo disini."
Jeongwoo masih memicingkan matanya terhadap Haruto, tapi perlahan ia membiasakan ekspresinya, saat melihat kejujuran di mata pemuda itu.
"Hehe, makasih Kakak Ganteng!"
Ael tertawa senang, ia memeluk Jeongwoo. Namun, matanya tidak teralihkan dari Haruto.
"Heh, jangan panggil orang lain ganteng selain kakak lo, bocil. Udah gua bilang jangan lari-larian, Ilang kan lo! Untung aja gua masih nyariin, nggak ninggalin pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGER LIAR
Teen FictionSeputar kisah singkat tentang kehidupan Jaemin dan Jeno beserta para anggota kumpulannya. [Q. Note's] Mau Vote/Komen terserah deh, yang penting ikhlas.