Flashback.
Malam itu, semua anak-anak Tiger Black lagi ngumpul. Cuma buat nongkrong aja, udah lama ga kumpul. Tadi Jeno yang ngajak, soalnya dia kelewat gabut, jadilah dia ngajak Mark buat ngikut ke basecamp.
Tapi, pas lagi seru-seru nya, lampu malah mati. Bikin mereka semua kaget.
"Anjing, setan!" Teriak Donghyuck kaget, dan kemudian langsung memeluk Mark yang juga kaget di sampingnya.
"Anjing, kok mati lampu cok?" Tanya Chenle sedikit panik, untung ponsel mereka semua nyala, karena di pake nge-game dari tadi. Tapi ya, gatau sih baterainya.
Jeno yang sempat keluar memeriksa rumah yang setidaknya terlihat dari basecamp mereka menyahut, "gatau deh, semuanya emang mati lampu." Setelahnya Jeno kembali duduk di samping Jeongwoo yang juga memperhatikannya, Jeno kembali memainkan gamenya, mengambil kesempatan untuk membunuh teman-temannya yang masih terkejut.
Jeongwoo yang setim sama Jeno juga langsung mengikuti cara Jeno untuk memenangkan permainan, hingga Chenle dan Donghyuck sadar lalu berteriak mengatai Jeno dan Jeongwoo curang.
"Aelah, anjing, curang lu!" Sergah Chenle yang sudah kepalang kesal karena hasilnya mereka berdua kalah.
"Ya lagian, fokus amat ama lampu." Sanggah Jeongwoo seraya terkekeh kecil, lalu kembali meminum soda kalengnya.
"Udahan mainnya, mati lampu. Emang hp lo pada ga lobet?" Tegur dan tanya Jay pada teman-temannya, pemuda Taurus itu sudah sedari tadi berbaring santai di kasur yang di sediakan oleh Jeno untuk mereka istirahat, atau barangkali menginap.
Baru saja Jeno akan menyusul Jay dan Jungwon yang sedang tiduran, tiba-tiba ponselnya berdering. Dan nama Bubu♡ tertera disana.
Jeno mendengus. Sebenarnya Jeno suka jika Taeyong menghubunginya, karena menurut Jeno berarti sang Bubu memperdulikannya. Namun tidak untuk belakangan ini, karena orang tuanya hanya akan menghububginya jika itu bersangkutan dengan Jaemin. Iya, pemuda yang akan dijodohkan dengannya.
"Angkat, Jen." Celetuk Mark yang menyadarkan Jeno, mungkin ia melamun, karena Jeno tidak sadar bahwa semua yang berada di markas kini sudah berkumpul di kasur pendek namun besar itu.
Mau tidak mau, Jeno menjauh sedikit lalu mengangkat telepon dari sang Bubu.
"....................."
"Sorry, tadi masih main game. Kenapa, Bu?"
"....................."
"Ngapain? Males ah, lagi di basecamp."
"......................"
Jeno berdecak kesal, rahangnya sudah mengeras dengan alisnya yang menukik tajam. "Ancem aja terus, Jeno otw."
Jeno langsung mematikan sambungan telepon dengan perasaan dongkol, ia kemudian menoleh ke belakang. Menatap semua teman serta Kakaknya yang jugabtengah menatapnya dengan penasaran.
"Kenapa, Jen?" Tanya Hyunsuk, sedangkan Jeno hanya menggeleng sambil mengambil kunci motornya.
"Gua duluan, di suruh temenin Jaemin." Lalu ia langsung keluar dari basecamp dengan wajah yang di tekuk, tentu siapapun yang melihatnya akan mudah menebak bahwa ia sedang marah.
"Hati-hati, mau ujan!" Teriak Jeongwoo dari dalam setelah suara gemuruh guntur terdengar. Untung saja Jeno baru ingin memakai helm. Ia membunyikan klakson sebagai tanda menanggapi.
Sesaat setelah motor Jeno menjauh, suara petir menggema, membuat garis acak di awan yang hitam. Donghyuck yang kaget langsung memeluk Mark yang kini berada di sampingnya. Mereka berdua berada di kasur lain bersama Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGER LIAR
Fiksi RemajaSeputar kisah singkat tentang kehidupan Jaemin dan Jeno beserta para anggota kumpulannya. [Q. Note's] Mau Vote/Komen terserah deh, yang penting ikhlas.