Jaemin masih berdiam diri di ruang osis sendirian. Kunci ruangan ini ada empat untuk jaga-jaga, dan salah satu nya di pegang oleh Jaemin.
Ia masih ada beberapa kerjaan dengan kertas-kertas untuk pengumpulan pada Pak Felix besok. Mengenai data-data anak berandal dari Buk Kesya. Jaemin juga berandal, saat malam hari. Makanya ia menamakan kumpulannya Night Liar.
Sebenarnya ini bukan kerjaan nya, ini adalah urusan Taehyung Kim. Tapi pemuda itu meminta tolong padanya. Mau tak mau ia terima, sebagai wakil ketua osis.
ia mengambil ponselnya saat benda pipih itu berdering singkat.
Papa.
Pulang Jaem.
Papa baru balik.Menghela nafas, ia kemudian membereskan ruangan itu lalu keluar menuju parkiran. Ini sudah sore, sekolah sudah mulai sepi. Hanya ada guru yang masih bekerja dan anak-anak eskul atau piket.
Memakai helm lalu menjauh dari kawasan sekolah. Ia akan pulang. Ia rindu ayah dan ibunya.
Setelah sampai, ia langsung di sambut senyum hangat oleh sang ibu.
"Mama, Minnie kangen.."
Ibunya— Winwin hanya terkekeh melihat anaknya yang berpenampilan sangar tapi sangat manja.
"Mama juga, kamu kenapa baru balik, dear?"
"Tugas osis, Ma. Papa mana?"
"Lagi mandi paling. Mandi sana, terus makan."
Jaemin hanya bergumam lalu mengecup singkat pipi sang ibu dan mulai menaiki tangga.
"Dia udah pulang?"
Seorang pria dengan suara baritonnya memeluk dari belakang dan mengendus lehernya.
"Inget umur, Yut. Aku mau masak dulu."
"Yaudah, aku temenin."
.
Jaemin duduk di kasurnya, membuka ponsel dan melihat banyak notif untuk tantangan malam ini. Tapi, ia sama sekali tidak minat. Ia kembali mematikan ponsel itu dan memasuki kamar mandi.
Setelah beberapa saat, Jaemin keluar dengan bertelanjang dada. Ia menggosok kasar rambutnya menggunakan handuk yang melingkari lehernya.
Ponsel nya berdering, itu Mark.
“halo? Turun ga entar?” Tanya Mark langsung saat Jaemin mengangkatnya.
"Nggak dulu, males."
“yaudah, bye.” Sambungan terputus, Jaemin kembali menaruh ponselnya lalu mencari baju santai untuk malam ini.
"Dear! Makan malam!"
"Iya, Mama!"
Setelah selesai, ia turun untuk makan malam bersama keluarganya.
"Jaeminie, Papa denger-denger kamu semakin sering balapan, ya?" Tanya Yuta— ayah Jaemin tiba-tiba.
"Nggak sering, Pa."
"Serius? Papa tanya sama Mark, ya?"
"Tanya aja. Orang emang nggak sering, 'kok."
Yuta hanya menghela pasrah, "Udah, udah. Makan dulu, nanti dingin." Ujar Winwin lalu menyiapkan makanan untuk suami dan anaknya.
Di tengah-tengah makan malam, Jaemin berusaha memberanikan dirinya. Ia sudah siap dengan resiko yang akan di terimanya.
"Pa," Hanya gumaman yang Jaemin dapatkan dari sang ayah. "Soal perjodohan itu," Jaemin menggantung kalimatnya, ragu. "Emang nggak bisa banget di batal–"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGER LIAR
Teen FictionSeputar kisah singkat tentang kehidupan Jaemin dan Jeno beserta para anggota kumpulannya. [Q. Note's] Mau Vote/Komen terserah deh, yang penting ikhlas.