Jeno membuka matanya. Ia berjengit melihat tangan dengan kulit eksotis melingkar di perutnya, dan merasakan deru nafas hangat di tengkuknya.
Tapi kemudian ia mendesah jengah. Setiap tidur bersama Donghyuck pasti akan selalu seperti ini.
Sejenak, ia memperhatikan sekelilingnya. Hanya Chenle, Donghyuck, dan dirinya sendiri yang masih berada di kasur.
"Jen! Kita nginep ya!" Seru Chenle sambil turun dari motor dan diikuti oleh Jungwon.
"Boleh.. tapi lo pada bisa tidur dempet-dempetan?" Tanya Jeno. Pemuda itu sedang membuka sepatu lalu membuka pintu kos nya.
Untung saja pemilik kos memperboleh kan pulang selarut ini, asal mereka tidak terlalu berisik. Kebetulan juga, kos ini khusus laki-laki.
"Dilantai kan bisa o'on," Sahut Jeongwoo.
"Nggak, malahan kalau dilantai ga bisa. Di ranjang aja, bisa nyamping." Jeno membuka pintu kos nya lalu membuka jaket, "masuk dah."
Mereka semua masuk, ruangan yang tadinya hening kini di penuhi dengan suara grasak grusuk dari aktivitas ketujuh pemuda itu. Tanpa pembicaraan.
Jeno dan Donghyuck langsung mengambil posisi di ujung kasur, dengan Donghyuck yang membelakangi headboard.
"Gua tidur duluan ya. Tutup pintu," Seru Jeno lalu menutup matanya. Sekarang ia sedang membelangi Donghyuck. Donghyuck sendiri menghadap ke arah langit-langit ruangan itu.
Tidak banyak yang ada disini. Hanya kasur, kamar mandi, televisi, dan kipas angin.
Jadi, setiap ingin makan. Jeno akan pergi keluar untuk membelinya.
Jeno mengedarkan pandangan nya melihat jam dinding. Sudah jam 11.07 siang, dan wajah teman-teman nya yang kini sibuk masing-masing juga nampak masih basah. Sepertinya mereka juga baru bangun.
Semua temannya kini duduk di lantai yang dialasi karpet bulu berwarna coksu, mereka nampak fokus dengan televisi di depan. Kecuali Jeongwoo dan Jay yang fokus pada ponsel masing-masing.
"Maklumin aja Jen. Donghyuck ga pernah pacaran, makanya suka peluk kalau tidur bareng." Ledek Hyunsuk yang menyadari bahwa ketua mereka sudah terbangun.
"Diem."
Hyunsuk tertawa. Dugaan nya benar, Donghyuck daritadi sudah terbangun.
Jeno sendiri kembali menutup mata, merasa bahwa ia masih mengantuk.
"Lo bau, Jen."
Mata sipit pemuda itu langsung membulat, dengan cepat ia mencubit tangan si tan.
"Minggir lo anjing!"
"Bercanda goblok."
Jeno masih berusaha agar Donghyuck melepaskan pelukannya, "Nggak. Udah ga ngantuk gua! Lepas, mau ke kamar mandi bego!"
Donghyuck melepaskan Jeno, tapi ia masih tetap di posisinya. Sepertinya beruang besar itu sangat mengantuk.
Saat Jeno sudah di posisi duduk dan menguap, suara orang masuk mengalihkan atensi nya.
Ah, Jihoon dan Jisung datang berkunjung(?). Atau teman-temannya menitip pada mereka. Mengingat, hanya Jeno yang tidak pernah akrab dengan geng yang di ketuai musuhnya.
Sepertinya mereka juga tidak masuk sekolah hari ini.
Hyunsuk berdiri, dan mengambil plastik yang berada di tangan Jihoon. Sementara Jisung duduk di kaki kasur dekat Chenle.
Sepertinya, Hyunsuk yang menitip makanan pada Jihoon dan Jisung.
"Makasih!" Sungut Jihoon, karena Hyunsuk hanya mengambil lalu kembali duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGER LIAR
Teen FictionSeputar kisah singkat tentang kehidupan Jaemin dan Jeno beserta para anggota kumpulannya. [Q. Note's] Mau Vote/Komen terserah deh, yang penting ikhlas.