Jeno mengerang kesal, kemudian ia menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke ranjang. Yang mana itu sendiri membuatnya mengaduh kesakitan akibat handphone yang berada di saku jaketnya bertubrukan dengan pinggangnya.
Dengan cepat ia mengambil ponselnya, huh.. untung saja hanya retak sedikit. Jeno bangun untuk menyimpan ponsel nya di atas nakas, lalu terdiam begitu saja. Namun, tak lama ia kembali mengerang kesal dengan menghempaskan tubuhnya lagi, saat ingatannya kembali pada kejadian sore tadi.
Tadi, Jeno pergi ke rumah Karina untuk kerja kelompok. Yang sialnya, mereka di suruh untuk mencatat dan jawaban mereka akan di persentasikan minggu depan.
Jeno yang otaknya pas-pasan sebenarnya itu tidak sulit, toh, ini juga kerja kelompok. Namun, yang membuat Jeno kesal setengah mati karena mereka memberikan 50% tugas full untuk Jeno, dan sisanya mereka bagi menjadi 10% per orang.
Sial.
Bahkan, saat semuanya sudah selesai dan bersantai memakan snack yang di sediakan oleh Karina. Jeno masih sibuk dengan pulpen dan buku paket di depannya.
Tidak, jawabannya bukan yang hanya dua baris-tiga baris. Namun ini satu lembar, yang Jeno ringkas menggunakan otaknya yang pas-pasan. Juga, jangan lupakan bahwa ia akan menghapal semua itu. Jaemin dengan brengsek nya baru bilang bahwa mereka akan menghapal bagian yang di catat masing-masing, saat Jeno dan Donghyuck sudah mau pulang.
Berarti, Jeno harus menghapal semua jawaban yang ia ringkas tadi.
Untung ada Donghyuck yang sesekali akan membantunya untuk mencatat jika Jeno memang sudah kelewatan lelah. Pemuda itu juga beberapa kali membantu Jeno memakan snack dan minum, menghiraukan Karina dan Giselle yang seorang fujoshi.
Hampir tiga jam tengkurap dengan tangan yang tidak pernah berhenti; membuat Jeno sangat kelelahan, hingga beberapa saat ia menutup mata membuatnya mengantuk.
Dan tak lama, ia tertidur.
Tidak menyadari ponsel nya sedari tadi tidak berhenti berdering.
Drtt..
Drtt..
Drtt..
.
.
.
Jeno terbangun akibat mendengar suara orang banyak di sekitarnya. Ia perlahan melenguh kecil, dan menguap. Suara-suara yang tadinya samar kini mulai terdengar jelas. Jeno tau, itu teman-temannya.
"Kaya nya lo cape banget, abis ngapain?" Jay yang melihat Jeno sudah terduduk sambil melamun di kasurnya kini bertanya.
"Si Jaemin anjing, nyuruh gua nyatet 4 halaman bangsat." Jeno membalas dengan malas dan suara yang serak; akibat dari bangun tidur.
"Noh minum dulu, udah gua siapin di atas meja."
Jeno hanya bergumam mengiyakan, matanya membesar dengan tatapan kosong. Ia masih mengumpulkan nyawa, sebelum ia berdiri sambil menguap.
"Gua laper, beliin dong."
"Udah ada itu, tinggal makan. Cuci muka dulu," Chenle menyahut cepat, ia masih fokus pada ponsel di genggaman nya. Takut kalah dari Donghyuck dan Jungwon.
Jeno hanya mengangguk dan memasuki kamar mandinya. Tak lama ia keluar dengan wajah serta rambut basah, "lo pada udah dari tadi disini? Kenapa ga bangunin gua?" Jeno duduk di samping Jay yang sibuk dengan ponsel serta vape nya.
"Ngapain?" Jeongwoo bertanya, membuat Jeno menatap sinis pemuda itu. Tapi, Jeno tak menjawab, bingung mau mengatakan apa.
Setelah menyiapkan makanannya, Jeno bangkit dan mengambil ponselnya di atas nakas dan kembali duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGER LIAR
Teen FictionSeputar kisah singkat tentang kehidupan Jaemin dan Jeno beserta para anggota kumpulannya. [Q. Note's] Mau Vote/Komen terserah deh, yang penting ikhlas.