Jam 04:32, Mark sudah bersiap-siap untuk pulang. Sedari tadi ia berada di ruangan Jaemin, karena sahabatnya itu sadar dua jam yang lalu.
Mark yang tadinya bersantai di ruangan Jeno tentu langsung menuju ruangan Jaemin, ia cukup penasaran alasan kenapa dua anak adam itu sampai terlibat perkelahian sampai mengakibatkan mereka terbaring di kasur rumah sakit.
Namun sialnya, pemuda bermarga Na itu tidak ingin membuka mulut. Bahkan semua anggota Night Liar sudah sangat kesal menghadapi ketua mereka itu.
Sedari tadi, mereka semua sudah memaksa pemuda itu untuk membuka mulut, walaupun mengucapkan satu kata saja. Namun, semuanya sia-sia. Bahkan Donghyuck sudah menyerah dengan keadaan dan hampir teriak frustasi di ruangan.
Hingga akhirnya, Jaemin tidak menghiraukan mereka semua, ia kembali menutup mata. Bahkan ia belum meminum air. Tadinya Mark sudah menyodorkan air minum dengan kesal, namun Jaemin malah mengabaikannya dan langsung menutup mata kembali.
Akhirnya, mereka semua menyerah dan memilih bermain game. Ada beberapa yang makan, karena tiba-tiba lapar.
Hingga akhirnya satu persatu pulang. Sebenarnya mereka semua ingin sekalian pagi pulangnya, namun mereka harus izin ke orang tua masing-masing, sebelum besok pagi mereka kembali berkumpul disini untuk menemani pemimpin masing-masing.
·
Mark membuka pintu dengan pelan, tadi juga ia sengaja mematikan motor sebelum benar-benar tiba di rumah, jadinya ia mendorong motornya hingga memasuki garasi.
Di jam begini, mansion Jung tidaklah sepi. Karena semua maid sudah mengerjakan tugasnya masing-masing. Biasanya kalau Taeyong bangun dan sudah tidak bisa tidur, ia akan membantu sedikit. Namun sepertinya, sekarang tidak. Buktinya Mark tidak melihat Bubunya.
Mark mengabaikan itu, ia langsung naik ke lantai dua dan langsung masuk ke kamarnya.
Mark sebenarnya tidak ingin tidur, karena matanya sudah tidak bisa tertutup. Jadinya ia melempar ponselnya ke arah kasur dan menggantung jaketnya. Ia mengambil haduk rambut serta bathrobe lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelahnya ia keluar dengan tubuh berbalut bathrobe dengan menggosok kasar rambutnya menggunakan handuk, berharap rambutnya cepat kering.
Ia melirik ke arah kasur, ponselnya menyala dengan menunjukkan satu kontak yang mungkin sedari tadi sudah menghubunginya. Tapi Mark sengaja menyalakan mode diam di ponselnya.
Dia bergerak dan langsung menggeser ikon hijau di layar, "halo."
Suara Donghyuck terdengar dari sana. Menanyakan apakah dia sudah sampai, dan beberapa waktu mereka habiskan hanya untuk bercerita. Mereka belum genap satu hari menjafi sepasang kekasih, ya... bisa dibilang mereka masih di fase bucin-bucinnya.
Pukul 05:18 Mark melirik ke arah jam dinding, "Chan, udah dulu. Nanti lagi ketemu di RS, aku mau makan, laper."
“Lah, jam segini laper. Emang ada makanan?”
"Ada. Jam segini Bibi aku udah masak, udah dulu."
“Iya deh, love you.”
Mark tidak membalas ucapan cinta itu dan langsung mematikan sambungan telepon, dia masih sedikit gengsi.
Tapi soal Mark ingin makan, dia tidak berbohong, perutnya tiba-tiba saja bergemuruh dan meminta makanan. Jadi Mark kembali menyimpan ponselnya lalu turun ke arah dapur untuk makan. Bersyukur karena orang tuanya belum nampak di manapun.
"Bi, udah ada makanan belum? Mark tiba-tiba laper, hhe." Mark mendekat ke arah kepala pelayan, seraya terkekeh kecil.
"Kebiasaan, jam segini laper, entar di panggil sarapan bilang udah kenyang." Ujar si Bibi seraya menyiapkan makanan untuk Tuan Mudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGER LIAR
Ficțiune adolescențiSeputar kisah singkat tentang kehidupan Jaemin dan Jeno beserta para anggota kumpulannya. [Q. Note's] Mau Vote/Komen terserah deh, yang penting ikhlas.