Seminggu berlalu dengan indah bagi Jeno, dan keluarganya tentu saja. Seminggu ini juga Mark dan Jeno sering alpa untuk berkumpul dengan kumpulan masing-masing.
Mereka lebih sering di rumah dan jalan-jalan saat sore dan malam, berusaha untuk menghilangkan sedikit rasa canggung yang di rasakan keduanya.
Akibat sudah lama berpencar dan sibuk dengan hidup masing-masing, mampu membuat rasa canggung tumbuh di hati keluarga Jung.
Oh ya, untuk Jaehyun dan Taeyong. Keduanya akan menikah lagi minggu depan. Berterimakasih lah pada Jeno dan Mark yang menentang kuat sang Daddy yang waktu itu ingin mengurus surat perceraian.
Jadi mereka masih bisa untuk menikah lagi, karena mereka juga sama-sama tidak pernah menikah tiga tahun ini, dan juga surat perceraian belum ada.
Dan hubungan keduanya juga semakin dekat. Ya, begitu juga dengan Mark dan Jeno. Walaupun Jeno masih agak canggung di dekat Mark, tapi Mark berusaha untuk mendekati sang adik.
Tidak munafik, Mark sangat menyayangi Jeno dari apapun. Bahkan dirinya sendiri. Ia juga sering terang-terangan di depan orang lain, yang akhirnya membuat Jeno malu.
Mark juga sudah biasa saja terhadap Jeno, seperti saudara kandung pada umumnya.
Berbeda dengan Jeno.
Satu fakta yang baru saja Mark tahu adalah, Jeno di jodohkan dengan Jaemin, ketua kelompoknya, teman dekatnya, sendiri.
.
.
.
"Bu, Dad, Jeno mau keluar. Main," Jeno baru saja tiba di lantai satu dan berujar meminta izin dari kedua orang tuanya.
Sedangkan Taeyong dan Jaehyun saling pandang terlebih dahulu, seperti ada yang di sembunyikan.
"Iya, jangan kemaleman pulang nya." Taeyong berujar lembut.
Alis Jeno bertaut, "kenapa? Ada yang aneh?"
"Nggak sayang, mau main kan? Boleh, tapi jam 12 udah harus di rumah."
Jeno bertanya lewat matanya, namun ia tetap mengangguk, toh ia sudah lama tidak berkumpul dengan teman-temannya.
Seperti yang di bilang Mark, mereka berempat sekarang tinggal di mansion Jaehyun. Terlepas dari tiga tahun lalu, menurut Jeno mansion ini sangat beda. Seperti Jeno tidak mengenali tempat ini.
"No, ikut dong!"
Saat Jeno hendak berbalik menuju pintu keluar, Mark berteriak dari ujung tangga. Membuat Jeno menoleh, dan menemukan sang kakak tengah turun melalui tangga dengan tergesa-gesa.
"Gua mau ke basecamp, mau ikut?" Jeno bertanya untuk memastikan saat Mark sudah ada si depannya.
"Iya, udah ayo!"
Mark langsung tangan Jeno untuk keluar, saat di depan pintu ia berbalik pada orang tuanya dan pamit.
Dan mereka berakhir di satu sofa panjang yang berada di basecamp. "Tumben lo ikut Mark." Celetuk Jay sembari duduk di dekat Mark, ia juga baru tiba.
"Ho'oh, biasanya ga mau karena ada Donghyuck." Tambah Chenle.
"Bosen di rumah, cuma main game."
"Lah, emang kita disini ngapain? Diem, main game, ngerokok, udah gitu-gitu aja." Jeongwoo menyahut, ia sedang sibuk dengan game nya.
"Eh, btw Woo. Hubungan lo ama Haruto gimana? Udah ada kemajuan?"
Kening Jeongwoo tampak mengerut, "hubungan apaan dah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGER LIAR
Teen FictionSeputar kisah singkat tentang kehidupan Jaemin dan Jeno beserta para anggota kumpulannya. [Q. Note's] Mau Vote/Komen terserah deh, yang penting ikhlas.