18. Berdamai

1.3K 116 8
                                        

Rumah Sakit

Farhan, Anita dan Paul pagi ini sudah sampai dirumah sakit. Mereka ingin sekali melihat kondisi salma, karena semaleman tidur mereka rasanya tidak tenang karena memikirkan kondisi salma.

Ceklek..

Ketiga orang itu terkerjut melihat pemandangan pagi ini. Sedikit senyum terangkat dibibir mereka kala melihat salma yang sedang duduk di brangkarnya dan rony yang berada disebelahnya sedang menyuapi salma.

"Assalamualaikum.." ucap mereka bertiga

Salma dan rony yang melihat keluarganya datang seketika berubah menjadi kikuk.

"Mami, papi, kakak.." ucap salma

"Gimana kondisi adek?" tanya anita yang kini sudah berdiri disamping salma dan mengelus kepala salma

"Adek udah baik-baik aja kok mih." jawab salma sambil tersenyum

"Adek besok-besok gak boleh ya melakukan hal seperti ini lagi." ucap farhan terkesan dingin

"Iya pih. maafin caca ya." ucap salma sambil menunduk

"Adek kan sekarang sudah dewasa dan sebentar lagi jadi ibu. Mami mohon jangan melakukan hal yang membahayakan diri adek sendiri apalagi anak yang ada dalam kandungan adek ya. Kita sangat khawatir dengan kondisi adek dan janin yang ada dikandungan adek. Adek emang gak sayang sama anak adek sendiri?" ucap anita sangat lembut

"Caca sayang mih. Maaf, kemarin caca kalut karena caca merasa karena kehadiran anak ini beban kalian bertambah dan harus sampai membawa-bawa kak rony dalam masalah ini." ucap salma yang masih menunduk

Anita langsung memeluk salma dan mengelus kepala salma.

"Adek gak boleh bicara kaya gitu. Semua ini sudah takdir dari allah. Kita gak ada yang merasa terbebani dengan adek dan anak yang adek kandung. Dia tidak bersalah, dia juga tidak bisa memilih pada siapa dia ingin lahir dan bagaimana cara dia hadir. Semua ini sudah allah yang tentukan. Dia hadir memang bukan diwaktu yang tepat, tapi bukan berarti kita bisa menghilangkan dia dari dunia ini." ucap anita menasehati salma

Salma hanya bisa menangis dalam pelukan anita.

"Hikss... maafin caca mih hikss., caca udah jadi ibu yang jahat ya buat anak caca sendiri. Caca udah mau bunuh anak caca hikss.." ucap salma sesegukan

"No.. adek gak jahat. Tapi tolong ya, mami minta sekalut kalutnya pikiran adek. Jangan pernah sampai kepikiran untuk menggugurkan dia lagi." ucap anita

"Iya mih hikss.. caca janji gak akan melakukan hal itu lagi.." ucap salma

Anita melepaskan pelukannya pada salma.

"Belajar menerima semua ini ya dek, kamu gak sendiri. Dan jangan pernah menganggap kamu dan anak ini beban untuk kami ya." ucap anita

"Iya mih" ucap salma

"Pih.." ucap salma yang kini menatap farhan

Farhan tidak berbicara lebih lanjut, dia hanya merentangkan tangannya. Salma yang mengerti maksud farhan langsung masuk kedalam pelukan papinya.

"Maafin caca ya pih.. hikss.." ucap salma

"Jangan ulangi lagi ya ca.. papi takut lihat kamu kaya kemarin" ucap farhan yang sudah menitihkan air matanya

"Maafin caca udah bikin papi khawatir. maaf hikss.." ucap salma

"Papi akan selalu maafin caca, papi sayang caca" ucap farhan diakhiri mencium pucuk kepala salma

Salma menatap kearah paul, dia merentangkan tangannya membuat paul langsung masuk ke dalam pelukan salma.

"Jangan kaya gitu lagi dek, kakak takut. Kakak gak mau kehilangan kamu, kakak sayang sama kamu." Ucap paul dalam pelukan salma

Coretan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang