Pagi ini kediaman adidaksa bertambah lagi satu anggota, yaitu rony yang kini sudah menjadi menantu di keluarga ini. Mereka sudah duduk di meja makan dan menikmati sarapan pagi ini.
"Kalian hari ini masuk kantor?" tanya farhan pada paul dan rony
"Rony kayaknya gak pih. Rony mau pulang dulu ambil beberapa baju dirumah, soalnya rony gak ada baju lagi kan" jawab rony
"Ya sudah ambil seperlunya aja ron." Ucap farhan
"Iya pih" jawab rony
"Kalo kamu gimana kak?" Tanya farhan pada paul
"Aku masih belum yakin untuk masuk kantor pih" ucap paul
"Papi tau kamu masih belum bisa ninggalin caca dalam kondisi seperti ini. Tapi kamu juga gak bisa tinggalin tanggung jawab kamu pada perusahaan kak. Perusahaan itu butuh kamu, kasihan rony kelimpungan mengurus perusahaan sendirian. Lagi pula caca dirumah gak sendiri, ada mami, bibi, bodyguard." ucap farhan
"Iya sayang, lebih baik kamu masuk kekantor aja. Kasian rony sudah dua minggu ini urus kantor sendirian tanpa kamu" ucap anita
"Hftt.. yaudah nanti kakak masuk kantor." ucap paul
"Nanti kapan?" tanya farhan
"Gini deh, bairin paul sama rony libur 2 hari lagi. kakak masih butuh tenangin diri dulu dan rony juga kan harus ambil keperluannya dirumah selama dia tinggal disini. Nanti lusa kakak sama rony masuk deh" ucap paul
"Yasudah.." ucap farhan
"Kamu mau pulang jam berapa ron?" tanya anita
"Agak siangan kayaknya mih" ucap rony
"Yaudah. Papi berangkat ke kantor dulu ya" ucap farhan yang sudah selesai sarapan
"Assalamualaikum" ucap farhan meninggalkan meja makan
"Waalaikumsalam" ucap ketiga orang disana
Setelah kepegian farhan dan semuanya sudah selesai sarapan. Anita memisahkan sarapan yang akan dia bawa ke kamar salma, karena anak perempuannya belum mau keluar kamar.
"Itu buat salma ya mih" ucap rony yang memperhatikan anita
"Iya ron" ucap anita
"Rony boleh ikut mih?" ucap rony
"Boleh aja, tapi mami takut salma malah histeris liat kamu" ucap maminya
"Rony liat dari kejauhan aja mih. tolong dibuka pintunya biar rony bisa lihat salma" ucap rony
"Yaudah, ayo. Kamu mau ikut kak?" ucap maminya
"Gak usah mih, kakak biar ke ruang kerja aja. Biar kakak cek cek laporan kerjaan dulu" ucap paul
"Yaudah" ucap maminya
Anita dan rony segera keatas menuju kamar salma.
"Kamu tunggu sini aja ron?" tanya maminya
"Iya mih, rony disini aja" ucap rony
"Yaudah mami ke dalam dulu ya" ucap anita diangguki rony
Anita membuka pintu kamar salma. Dia melihat anaknya sedang duduk bersandar dikasur dengan tatapan kosong. Anita menghampiri salma dan menaruh nampan yang berisi makanan diatas meja samping tempat tidur salma.
"Morning anak mami. Sarapan dulu ya, mami bawain kamu bubur" ucap anita yang duduk ditempat tidur salma dan berhadapan dengan salma
Setiap pagi anita selalu membawakan sarapan untuk salma. Tidak satu haripun dia tidak menangis melihat kondisi putrinya yang dulu ceria kini hanya diam dan diam saja.
"Sayangnya mami. Mami kangen banget sama caca, mami kangen caca yang dulu, yang selalu ceria, caca yang selalu berantem sama kakak dimeja makan. Sayang, mami cuma mau kamu tau, kalau kamu gak akan pernah sendiri. Ada mami, papi, kakak yang selalu dukung kamu. Mami cuma berharap caca bisa cepet sembuh dan kembali seperti dulu lagi, mami.. hiks.. hikss.." ucap anita terpotong karena air matanya yang sudah membasahi wajahnya
"Mami sakit liat caca kaya gini. Tolong kembali seperti dulu sayang. Maafkan mami, papi dan kakak yang sudah gagal jaga kamu sampai kamu harus menghadapi kenyataan pahit ini. Maafkan kami ca, kalau saja ada cara lain untuk mengubah semuanya akan kami lakukan ca. Mami merasa gagal untuk anak mami hikss.. hikss.." ucap anita semakin terisak tangis
Anita menunduk dan menggenggam tangan salma sambil menangis. Salma tentunya masih bisa mendengar ucapan maminya, hatinya sakit mendengar ucapan maminya, air matanya turun membasahi pipinya. Salma terus berusaha melawan takutnya, dia berusaha untuk sembuh.
"Mami.." ucap salma lirih
Anita yang mendengar suara salma, langsung mengangkat kepalanya dan menatap kearah salma.
"Iya sayang, mami disini sayang" ucap anita
Salma mulai menatap mata maminya, dia tidak langsung menjawab ucapan maminya. Hati dan pikiran salma sedang berperang, agar dia bisa mengendalikan dirinya.
"Maafin caca mih.." ucap salma lagi sangat lirih
Anita yang yang mendengar itu langsung memeluk salma.
"Gak sayang. Caca gak perlu minta maaf sama mami" ucap anita dalam pelukan salma
"Maafin caca udah bikin mami kecewa, caca bikin kalian marah, caca bikin kalian malu. Caca gak bisa jaga diri caca, caca lalai jaga kepercayaan kalian sama caca hiks.. hikss.." salma semakin menangis dalam pelukan anita
Anita berusaha kuat mendengar isi hati anaknya. Dia memeluk erat salma, dia mencium kepala anaknya.
"Mami, papi, kakak gak marah sama caca. Mami mau caca tau, sebesar apapun luka caca saat ini mami, papi, kakak akan selalu ada buat caca." ucap anita
Dari kejauhan rony terharu melihat interaksi antara salma dan anita.
Paul yang baru naik ingin ke kamarnya, dia melihat rony sedang melihat kearah kamar salma membuat paul penasaran apa yang di lihat rony. Paul mengikuti arah pandangan rony.
"Jangan tinggalin caca ya mih, caca butuh mami, papi, dan kakak untuk lewatin ini semua. Caca gak sanggup sendirian hikss.. hikss.." ucap salma pada anita
"Kita gak akan ninggalin caca. Tidak pernah ada sedikitpun tergores dihati mami, papi, kakak untuk ninggalin caca. Mau bagaimanapun kondisi caca, kamu tetap bagian keluarga ini yang akan selalu kami jaga, kami cintai dan itu tidak akan pernah berubah sayang" ucap anita
Sungguh hati anita saat ini terasa sangat lega mendengar dan melihat anaknya yang sudah mau berbicara.
Diluar kamar paul tak kuasa menahan air matanya melihat adiknya yang kini berpelukan dengan maminya. Paul berjalan mendekati kamar salma.
"Ca..." ucap paul lirih tepat didepan pintu kamar salma
Salma yang mendengar suara itu langsung melepaskan pelukannya dengan anita dan melihat kearah paul. Tak dapat dipungkiri rasa takut itu masih ada, tubuh salma bergetar, matanya masih menunjukkan rasa ketakutan dan genggaman tangannya pada anita semakin kuat.
Paul yang menyadari adiknya masih ketakukan melihat dirinya, berjalan mundur. Dirinya tidak ingin adiknya yang perlahan membaik, malah menjadi semakin histeris karena melihat dirinya. Paul membalikkan badannya dan mencoba melangkah pergi dari sana.
"Kakak.." panggil salma
Seketika langkah paul berhenti. Dia masih tidak percaya adiknya memanggil namanya. Paul mencoba membalikkan badannya.
Yuhuuuu malam guyss 😁
Masih nungguin gak lanjutannya???🤔
Vote dan komen dong biar semangat nulisnya hehe😍👌
Selamat membaca🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Cinta
FanficFiksi!! Jangan dibawa serius ya hehe.. ikuti aja alurnya.. kalau tidak suka di skip aja, kalo suka di vote dan komen ya 🤗✨