BAB 36 🦋

43 3 0
                                    

     "NENDA...NENDA" Ariana mengelengkan wajahnya berkali-kali .

Aldric yang berada di sebelah terjaga apabila Ariana mengerakkan tubuhnya .

"Nenda" seru Ariana lagi .

"Sweatheart" Aldric menepuk pipi Ariana dengan lembut .

"Tak..Takk...Jangan...Nenda !" Ariana mula menangis dalam mimpi .

"Sweatheart wake up !" Aldric menguatkan sedikit suaranya bersama goyangan di tubuh Ariana .

Ariana membuka matanya dan terus bersandar di katil . Tubuhnya berpeluh seperti sedang kepanasan .

"Astagfirullahalazim" Ariana meraup wajahnya sekali . Mimpi tadi benar-benar menganggu lenanya dan membuatkan dia sedikit mengelentar .

"Sweatheart , are you okey ?" tanya Aldric dengan lembut .

"Sa....saya mimpi nenda minta tolong" Ariana menundukkan wajahnya. 

"Itu semua mainan tidur sayang . Kejap" Aldric mengapai air mineral yang tersedia di night stand berada di sebelah katil.

Dia menuangkan air itu ke dalam gelas lali dihulurkan kepada Ariana .

"Baca bismillah dulu" Aldric mengusap lembut kepala isterinya .

"Bismillah" Ariana meminum air di gelas itu .

Setelah habis air itu diminum , Arian menghulurkan gelas itu kepada Aldric . Lelaki itu terus meletakkan gelas itu di night stand itu kembali .

"Tidurlah awal lagi ni" Aldric menjeling jam yang berada di night stand . Baru pukul 2 pagi .

Ariana tidak membantah malah terus membaringkan dirinya .

"Eh ?" kening Ariana ternaik apabila Aldric mengalihkan bantalnya ke tepi .

"Tidur dekat lengan saya" arah Aldric .

"Tak apa nanti lengan awak lenguh" tolak Ariana baik .

"Jangan degil sweatheart" Aldric merenung lama wajah Ariana sehinggakan wajah gadis itu berubah menjadi merah .

Ariana mengangkat kepalanya lalu dilabuhkan di lengan sasa Aldric .

Aldric juga merapatkan tubuhnya pada Ariana . Ditarik pinggang gadis itu ke arahnya sehingga mengiring . Secara tidak langsung , kepala Ariana berada di dada Aldric .

Aldric menarik selimut menutupi tubuh mereka berdua sebelum dia memeluk erat Ariana lalu tangannya menepuk perlahan belakang badan Ariana bagai mendodoi gadis itu .

Jantung Ariana sudah berdegup dengan laju ketika ini namun dia tidak membantah . Hanya diam dalam pelukan si suami . Terdengar Aldric membaca surah 3 Qul , Al-Fatihah dan Ayatul Kursi  sambil mendodoinya .

Mata Ariana semakin memberat dan terus dibuai mimpi .

Aldric senyum manis sebelum dia mencium seluruh wajah Ariana dengan lembut .

🦋🦋🦋

            "KAU MEMANG MENYUSAHKAN AKU !" jerlah lelaki itu pada Tom yang masih tidak sedarkan diri . Seawal pagi tadi dia hanya nampak sekujur tubuh Tom yang terbaring di hadapan rumahnya . Wajahnya pecah dan bengkak dengan terus manakala tubuhnya tidak payah cakaplah habis berdarah dan ada beberapa kesan tikaman di bahagian peha .

"Cari maklumat pasal dia . All of them" lantas orang suruhannya itu mengangguk sebelum menbongkokkan sedikit tubuhnya sebelum berlali pergi .

"Silap besar kau cari pasal dengan Sandra" lelaki itu tersenyum sinis .

"Game on , pretty lady"

🦋🦋🦋

        "ZANISH ARE YOU OKEY ?" sapa Kriss seraya duduk di meja santai bersama Zanish yang masih lagi merenung langit malam .

Satu keluhan dilepaskan dari mulutnya . Kesal .

"Kau buat apa dekat sini ? Dah lewat malam kan ?" Zanish tidak menjawab soalan yang dilemparkan oleh Kriss malah dia pula yang memberi pertanyaan .

"Tak payah nak tukar topik . Jawab soalan aku" Kriss menyebak rambut perangnya ke belakang .

"Aku...aku cuma rasa kesal . Datin'Sri meninggal masa aku tak ada dekat sini . Aku bodoh kenapa aku tak boleh jangka tindakan diaorang ?" Zanish meraup wajahnya sekali menunjukkan dia betul-betul serabut ketika ini .

"Come on Zanish . Kau sendiri tahu benda ni semua takdir . Tak silap aku , kau pergi Johor pun atas arahan Datin'Sri bukan ? Stop blaming yourself , Zanish . This is not you . Zanish yang aku kenal dingin , cekap buat kerja , amanah dan yang paling kau bertanggujawab" Kriss memberi kata-kata semangat kepada Zanish . Dia faham semua akan berasa kehilangan atas kematian Datin'Sri Elith namun takkan semua orang persalahkan diri masing-masing . Hidup perlu diteruskan bukan ?

Kriss menghela nafasnya . Dia pun bergegas ke mari apabila mendengar khabar ini . Rasa tidak percaya pun ada . Arwah Datin'Sri Elith sangat baik . Layanan terhadapnya sama seperti cucu-cucu sendiri . Dia banyak terhutang dengan wanita tua itu .

"Kau rasa Ari akan bunuh aku tak besok ?" soal Zanish .

Kriss ketawa kecil .

"Dia tak pernah bunuh orang . Kau takut ke ?" Kriss menjongketkan keningnya berkali-kali .

Zanish mengalihkan pandangannya ke hadapan kembali .

"Dah pukul 1 pagi Zanish . Tidurlah . Esok aku rasa banyak kerja kena settle kan" ujar Kriss . Selamba sahaja dia mengambil air hot chocolate kepunyaan Zanish di atas meja lalu dihirup dengan tertib .

"Erm too sweet" Kriss meletakkan kembali air itu di atas meja .

"Dah tidur . Esok kita kena pergi markas uruskan senjata yang baru sampai semalam" beritahu Kriss .

Zanish mengangguk kepalanya perlahan . Dia sudah dimaklumkan tentang itu .

"Aku masuk dulu . Jangan masuk lewat sangat . Selamat malam" usai berkata Kriss terus berlalu masuk ke dalam rumah Datin'Sri Elith .

Zanish mengapai mug yang berada di atas meja . Dia minum sedikit air itu .

"Sweet like you"

HER SECRET : CASSANDRA [ HOLD ]Where stories live. Discover now