9.

0 0 0
                                    

Anton menyendok nasi, dan mengambil sepotong ikan goreng, tak ketinggalan satu sendok sambal hijau. Ia mulai menyuap makanan, dan menikmati menu tersebut. "Hmmmm. Ucapnya saat satu sendok makanan itu masuk ke mulutnya.

"Gimana rasanya? Tanya Ibu padanya.

Anton tidak menjawab, Ia terus menikmati makanan tersebut.

"Kayanya enak, soalnya Anton nggak jawab. Ucap Bude Siti sambil menatap Anton.

"Eh... Itu ditanya sama Ibu. Tegur Vela.

"Eh iya, Bu? Ucap Anton terpanjat.

"Gimana rasanya? Tanya Vela.

"E...nak. Ucap Anton mengacungkan jari.

"Ternyata orang kaya juga suka makanan begini ya? Ledek Vela.

"VELA! Tegur Ibu.

"Ya Bu, abis ya si Anton ini ekspresi nya begitu banget. Vela merasa kesal.

"Ehhh udah jangan berantem gak baik lagi makan terus ribut. Tegur Bude Siti.

"Jujur, baru kali ini aku makan makanan seenak ini. Tukas Anton sambil kembali memakan menu tersebut.

"Kalo kurang nambah aja Nak. Ucap Ibu pada Anton.

Anton yang merasa kenyang memutuskan, hanya mengambil 3 sendok tumis kangkung dan dua potong tempe untuk dimakan tanpa nasi.

"Emang sebelumnya kamu gak pernah makan, makanan seperti ini? Tanya Bude Siti.

"Belum Bude, hehe. Anton terkekeh kecil.

"Ibu kamu gak pernah masak? Tanya Ibu.

"Mamah udah meninggal Bu, sejak aku umur 7 tahun. Ucap Anton lirih.

"Innalillahiwainnailaihirojiun... Maaf ya, Ibu gak tahu. Ucap Ibu merasa bersalah.

"Its okay Bu, sekarang Mamah udah bahagia di Surga. Ucap Anton sambil tersenyum.

***
Setelah selesai makan, Anton dan Vela kembali mengobrol sebentar sebelum akhirnya pamit pulang. "Oh iya aku pulang dulu ya, soalnya udah sore. Ucap Anton sambil merapikan piring yang ada di meja.
"Ibu kamu mana? Aku mau pamit. Tanya Anton.

"Sebentar Gua panggil. Ucap Vela sambil menemui sang Ibu di Dapur.

5 menit kemudian
Ibu Ranti keluar dari Dapur sambil membawa sebuah pelastik. "Nak Anton, kata Vela udah mau pamit ya? Tanya Ibu padanya.

"Iya Bu.

"Ini ada kue, maaf gak seberapa tolong di terima ya Nak. Ucap Ibu memberikan pelastik berisi kotak bertuliskan RANTI'S CAKE yang didalamnya ada kue.

"Wah... Apa nih Bu? Harum sekali. Tanya Anton penasaran.

"Itu brownies buatan Ibu, tolong di terima ya Nak. Ucap Ibu sopan.

"Masya Allah.... Bu, jadi merepotkan aku datang gak bawa apa-apa.

"Gak apa-apa Nak.

"Sekali lagi terima kasih ya Bu. Anton menyalami tangan Ibu Ranti dengan sopan.

***
Rica merebahkan tubuhnya di kasur setelah mandi sore dan mengenakan piyama nya. Bersantai sejenak, setelah seharian melakukan beberapa aktivitas.
Saat sedang bersantai, pintu Kamarnya diketuk oleh seseorang. "Siapa? Tanya Rica.

"Mbok Inah.

"Masuk aja Mbok, gak dikunci. Ucap Rica setengah berteriak.

"Non Rica, dipanggil Mamah.

"Mamah udah pulang? Tanya Rica.

"Udah Non.

"Ohhh oke deh sebentar lagi, aku kebawah.

***
"Kenapa Mah? Tanya Rica.

"Lihat donk siapa yang datang? Ucapnya pada putri bungsunya tersebut.

"Papah??? Sambut Rica sumringah.

"Rica... Kemudian, Ia menghampiri sang Papah.

"Aduh Papah kangen sekali sama kamu.

"Sama, Rica juga kangen Papah.

"Nih, w sekarang Papah mau bagikan oleh-oleh untuk kalian. Ucapnya sambil mengeluarkan beberapa barang.

"Apa Pah? Tanya Rica.

"Ini untuk Mamah. Ucap Papah, sambil memberikan sebuah paper bag.

"Apa ini Pah? Tante Meta mulai membuka paper bag tersebut dan melihat isinya.
"Ya ampun Pah... Ucap Mamah kagum. Ini kan, yang mamah mau dari dulu. Saat melihat kain tenun khas Lombok.

"Makanya Papah belikan itu.

"Masih ada lagi? Tanya Mamah mengambil sebuah kotak, dan membuka isinya.

"Mamah suka? Tanya Om Farhan.

"Masya Allah... Ini kan kalung safir biru yang dari dulu Mamah mau juga.

"Papah so sweet banget si sama Mamah. Goda Rama.

"Iya donk.

"Yang itu Pah? Tanya Rica.

"Oh ini untuk Om Deny, dan Keluarganya. Jelas Papah.

"Oh iya mamah baru ingat, kemarin Deny juga bawa oleh-oleh untuk kita. Nanti, mamah ambil dulu di Kamar sekarang kita makan malam dulu yuk. Ajak Tante Meta.

"Papah mau mandi dulu deh Mah, baru makan soalnya masih capek.

MUARA HATIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang