14. KETINGGALAN PESAWAT

0 0 0
                                    

Rama baru saja selesai mandi, setelah berpakaian Ia menemui sang Mamah yang berada di Dapur. "Mamah. Panggil nya sambil memeluk Sang Mamah dari belakang.

"Ada apa? Tanya Tante Meta.

"Masak apa? Tanya Rama sambil mengambil sepotong tempe, dan memakannya.

Belum sempat menjawab tak lama Rica pun ikut memasuki Dapur. "Wahhh mamah masak? Tanya Rica sambil mengambil sepotong tempe.

"Iya donk, kan setiap hari Mamah selalu masak. Ucap Mamah sambil mengaduk sup yang masih mendidih di kompor.

Tiba-tiba raut wajah Rica jadi sedih, dan Ia berkata. "Sebentar lagi pasti aku kangen sama masakan Mamah, kan nanti malam Mamah flight ke Belanda. Ucap Rica dengan nada sedih.

"Mamah sama Papah kan cuma dua tahun di Amsterdam. Ucap Tante Meta sambil mematikan kompor.

"Mah, kalau bagiku Satu hari aja bisa menjelma jadi selamanya. Ucap Rama menirukan ucapan Sarwono dalam film Hujan di Bulan Juni.

"Lebay. Ledek Tante Meta.

"Aduh Mah, Kak Rama itu niru ucapan nya Sarwono pas di film Hujan di Bulan Juni. Timpal Rica sambil apel dari kulkas, lalu memakannya setelah sebelumnya dicuci.

"Iya Mamah tahu, Papah kan sejak dulu suka sekali baca buku karya Pak Sapardi Djoko Damono. Jelas Mamah sambil memasukan garam ke dalam sup.

"Ya udah deh, aku mau sarapan ah lapar. Ucap Rama sambil mengambil piring.

"Aku juga. Timpal Rica yang juga mengambil piring.

***
Sementara itu disisi lain Muara sedang membantu sang Mami memasak di Dapur. "Ra, nanti malam kamu tolong temani Rama ya? Kamu mau. Tanya Tant Alexa pada Muara.

"Kemana Mih?

"Ke Airport ngantar Tante Meta dan Om Farhan, mereka mau ke Belanda. Jelas Tante Alexa.

"Kalo Rama gak keberatan aku mau. Jawab Muara sambil mengeluarkan kue dari dalam oven.

***
"Ya Allah... Kenapa tiba-tiba perasaan aku gak enak ya? Ucap Rama saat sedang bersantai di Balkon.
"Kenapa tiba-tiba aku berat melepaskan Papah dan Mamah ya? Gumam nya lagi.

"Rama... Panggil Om Farhan.

"Papah? Ucap Rama menoleh kearah sang Papah.

"Kenapa ini anak Papah melamun aja? Tanya Om Farhan sambil menghampiri anak laki-laki nya tersebut.

"Nggak apa-apa kok Pah. Ucapnya datar.

"Sepertinya lain disembunyikan dari Papah? Om Farhan hanya semakin penasaran.

"Sebenarnya, aku tiba-tiba berat melepas Papah, dan Mamah. Ucapnya sendu.

"Kamu mau ikut, ke Belanda?

Rama menggeleng. "Kalau Rama ikut, bagaimana dengan Kuliah Rama, dan bukannya Papah akan menjodohkan Rama dengan Muara? Seperti pertemuan kita dua hari lalu dengan Om Deny dan Tante Alexa? Tanya Rama.

Om Farhan memeluk anaknya tersebut. "Papah, dan Mamah disana kan hanya satu sampai dua tahun Nak. Kalau kamu kangen, kamu boleh telfon Papah nanti papah belikan tiket untuk ke Belanda.

***
"Udah siap semua Mah? Tanya Rama sambil membantu membawa barang-barang sang Mamah.

"Udah Nak.

"Ini gak dibawa Tante? Tanya Muara sambil menunjukkan sebuah Syal.

"Oh iya hampir aja tertinggal hehe. Kekeh Tante Meta.

"Itu syal kamu yang merajut ya? Tanya Rama sambil memasukan syal rajut warna merah tersebut kedalam koper.

"Iya, aku yang merajut itu.

"Ternyata kamu bisa merajut ya? Ucap Rama sambil menatap Muara.

"Iya bisa, dari kecil aku suka sekali merajut. Bahkan, waktu di Inggris kalau winter aku lebih sering merajut baju dingin sendiri.

"Wahhh bagus itu. Puji Tante Meta yang masih membereskan barang.

"Mah, ayo nanti kita telat kan harus boarding dulu. Panggil Om Farhan.

***
Saat perjalanan ke Bandara siapa sangka kalau mereka terjebak macet di sekitar Bandara. "Aduhhh macet lagi, bisa telat nih. Gerutu Om Farhan.

"Iya, belum lagi kan kita juga harus boarding. Timpal Tante Meta.

***
Beberapa saat kemudian
Mereka sampai di Bandara, namun tak disangka Tante Meta dan Om Farhan tertinggal pesawat. Yang membuat mereka, harus kembali ke Rumah.
"Gara-gara macet kita jadi telat deh. Gagal deh, rencana bisnis Papah di Belanda. Ucap Om Farhan dalam mobil.

"Iya, padahal Mamah sudah lama menantikan hal ini.

Sementara Rama yang sedang mengemudi hanya diam saja mendengar Omelan kedua orang tuanya. Muara yang duduk disebelah Rama pun, tak berkata apa-apa. Sedangkan Rica, yang duduk di jok belakang sudah terlelap dalam mimpi.

***
"Muara jadi nginap Mih, di Rumah Farhan, dan Meta? Katanya mau nemenin Rama. Tanya Om Deny pada sang istri.

"Jadi, tapi mereka gak jadi ke Belanda malam ini. Jawab Tante Alexa sambil menuang segelas susu ke dalam gelas Om Deny.

"Kenapa? Tanya Om Deny.

"Kata Muara, Farhan dan Meta tertinggal pesawat soalnya mereka kejebak macet. Jelas Alexa.

"Alhamdulillah... Ucap Om Deny.

"Kok Papi malah bilang Alhamdulillah? Tanya Tante Alexa bingung.

"Apapun yang terjadi, pasti ada Hikmah-Nya. Ucap Om Deny sambil mengusap pelan lengan sang istri.

Tante Alexa hanya tersenyum tipis, mendengar ucapan sang Suami.

MUARA HATIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang