29.

1 0 0
                                    

Sore itu Anton dan Vela bertemu di Rooftop sebuah Gedung menikmati senja di sore hari yang indah. Anton, membelikan Vela segelas hot chocolate dan roti pisang keju kesukaan Vela. "Jadi lu yakin sama keputusan Lu? Tanya Anton.

Vela mengangguk.

"Vel, please Gua sangat mencintai Lu. Ucap Anton memeluk Vela.

"Tapi Gua sangat mencintai Rama, dan Gua gak bisa lihat dia sama yang lain. Gua tahu, Rama juga sangat mencintai Muara dia gak bisa hidup tanpa Muara dia pasti akan merasa sangat sakit kehilangan Muara. Jelas Vela sambil menghabiskan sisa roti nya.

"Ya Allah... Vel, segitu besarnya rasa cinta Lu ke Rama? Padahal ada Gua disini. Ucap Anton dalam hati.

Saat sedang berbincang, tiba-tiba ponsel Anton berbunyi ternyata sang Ayah menelfon nya. "Halo Pah.

"..."

"Bentar lagi Pah.

"..."

"Oke deh.

"Kenapa Ton? Tanya Vela setelah Anton selesai bertelfon.

"Papah nelfon, katanya dia nyuruh Gua cepat pulang, soalnya ada yang mau diomongin. Jelas Anton.

"Kalau lu mau pulang, duluan aja Gua gak apa-apa kok bisa sendiri. Ucap Vela padanya.

"Lu yakin gapapa? Tanya Anton memastikan.

Vela mengangguk.

***
Sementara itu Rama masih menemani Muara kemoterapi, Ia menunggu di luar Ruangan selama beberapa saat kemudian memasuki Ruangan.
"Kamu tenang ya, apapun yang terjadi aku akan selalu ada untuk kamu. Ucap Rama pada tunangan nya itu.

"Masya Allah.... Kalian benar-benar serasih ya. Puji Suster Deswita.

"Iya benar, kalian itu 1000% pasangan serasih. Timpal dokter Maldini.

"Hehe makasih Dok, Sus.

***
Sementara itu di Rumah, Anton bersama sang Ayah sedang makan malam bersama salah satu rekan bisnis Ayahnya. "Jadi Ton,  tujuan Papah ngundang Om Zulfan dan Tante Olla adalah? Untuk menjodohkan kamu dengan putri mereka Yasmin. Ucap Om Guntur yang tak lain Ayah dari Anton.

"APA?! Ucap Anton kaget sambil beranjak dari kursi.

"Loh kenapa? Tanya Om Guntur.

"Aku gak mau Pah, sekarang aku udah punya pacar! Tegas Anton.

"Vela maksud kamu? Si anak miskin yang Ibunya penjual kue itu. Tanya Om Guntur.

Anton mengangguk.

"Papah gak setuju!

"Terserah Papah, setuju atau nggak Anton tetap cinta sama Vela. Toh, selama ini Papah gak perduli sama Anton. Ucapnya sambil menuju Kamarnya yang berada di lantai dua.

***
"APA?! Ucap Ibu kaget saat mendengar perkataan Vela.

"Iya Bu, Vela mohon izinkan Vela membantu dia. Vela kasihan lihat Rama, Vela tahu Rama gak bisa hidup tanpa Muara. Jelas Vela pada sang Ibu.

Bu Ratih pun memeluk putri bungsunya tersebut. "Kalau emang itu keputusan kamu, Ibu akan berusaha menerima nya Nak.

***
Tante Alexa dan Om Deny sedang berjalan menyusuri Lorong menuju Ruang dimana Muara dirawat. Ketika melewati ruang tunggu, keduanya melihat Rama yang tengah tertidur di Sofa ruang tunggu, Ia bahkan masih menggunakan sepatu nya. "Ya Allah... Rama kok tidur disitu? Ucap Tante Alexa menghampiri calon menantu nya tersebut.

"Mih, mami mau kemana? Ucap Om Deny menahan tangan Tante Alexa.

"Mau bangunin Rama, biar tidur di dalam aja kasihan.

"Biarin aja dulu Mih, kasihan dia nanti pas kita mau pulang baru bangunin. Ucap Om Deny menahan sang Istri

Mendengar ucapan suaminya tersebut Tante Alexa berpikir kembali dan menyetujui nya.

***
Keesokan harinya
Hari ini, Muara sudah diperbolehkan pulang, di Taman belakang Rumah Muara Rama masih tetap setia menemani Tunangan nya tersebut. "Ram, kamu yakin akan melanjutkan ini? Tanya Muara memastikan.

"Kenapa aku harus gak yakin? Tanya Rama.

"Kamu lihat kondisi aku sekarang, kondisi aku begini. Bahkan aku, aku aja belum tentu masih hidup sampai besok. Jelas nya pada Rama.

"Hei... Kamu jangan berkata seperti itu, umur itu. Rezeki, Jodoh, Maut ditangan Allah. Walaupun kamu sakit, siapa tahu aja aku yang duluan? Ucapnya mengusap pelan kepala Muara yang sudah botak.

MUARA HATIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang