Selain budaya patriarki, Indonesia juga sangat kental dengan ageisme atau yang biasa dikenal dengan diskriminasi umur. Lebih detailnya, ageisme atau diskriminasi umur adalah prasangka dan diskriminasi terhadap individu berdasarkan usia. Diskriminasi seperti ini hampir mirip dengan rasisme dan seksisme.
Istilah ageisme pertama kali diperkenalkan oleh Robert Neil Butler. Ia menggunakan istilah ini ketika sedang wawancara perihal proyek perumahan umum bagi lansia di Chevy Chase, Maryland. Proyek ini bertujuan untuk menempatkan lansia dalam satu lingkungan khusus dan menjauhkan mereka dari publik. Butler menegaskan bahwa proyek tersebut adalah bentuk prasangka terhadap lansia. Pihak pengembang perumahan menganggap lansia merepotkan sehingga tidak seharusnya ada di jalanan publik.
Ada tiga komponen ageisme menurut Butler. Komponen tersebut dapat berupa prasangka terhadap lansia, praktik diskriminasi terhadap orang lansia, serta stereotip lansia yang dilakukan oleh lembaga dan kebijakan secara terus menerus.
Walaupun hanya disebutkan lansia, bukan berarti anak muda tidak bisa menjadi korban diskriminasi usia ini. Anak muda sering diidentikkan dengan sosok yang naif, harus dibimbing, dan tidak berpengalaman. Hal ini bisa berdampak pada buah pemikiran anak muda yang dipandang sebelah mata.
Semakin lama ageisme mulai merambat ke berbagai aspek kehidupan. Sebagai contohnya, ageisme yang berjamur di dunia kerja, yaitu munculnya pembatasan usia dalam syarat lowongan kerja. Dimana orang-orang berusia di atas tiga puluh tahun yang notabene masih tergolong usia produktif menjadi kesulitan mendapat pekerjaan karena syarat umur yang tertera pada lowongan kerja.
Padahal, Indonesia sudah meratifikasi Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Nomor 111 tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan. Isi konvensi tersebut adalah negara bertanggung jawab memastikan tidak ada diskriminasi dalam proses rekrutmen hingga pelaksanaan hubungan kerja, termasuk diskriminasi usia.
Selain di dunia kerja dimana ageisme ini cukup mengganggu lantaran membatasi produktifitas lewat umur, ageisme juga terlihat sangat jelas dalam kehidupan sehari-hari. Kita ambil contoh ketika terjadi perdebatan di rumah antara kedua orang tua, lalu ketika anak mereka hendak melerai, justru kedua orang tua akan berkata bahwa si anak tidak boleh ikut terlibat dengan menggunakan istilah; 'anak kecil jangan ikut campur urusan orang dewasa'. Atau ketika si anak menyuarakan pendapat, tidak jarang orang tua maupun orang dewasa merespons; 'masih kecil jangan melawan, jangan membantah omongan orang tua'. Seolah-olah mereka yang masih muda atau kecil itu tidak berhak menyampaikan pendapat lewat sudut pandang mereka dan hanya perlu manggut-manggut menjalankan perintah mengikuti perkataan orang dewasa tanpa mencari tahu apakah hal tersebut benar atau salah.
Keadaan anak-anak yang memiliki keterbatasan menyuarakan pendapat mereka sudah tertanam sejak dini di dalam diri si anak. Mirisnya, batasan itu ditanamkan oleh orang tua mereka sendiri.
Namun, sepertinya tidak semua anak-anak hidup dalam keterbatasan mereka menyuarakan pendapat hanya karena terhalang usia. Sebab Albiru mengenal anak remaja yang sangat bebas atas pendapatnya, tidak takut oleh diskriminasi umur yang masyarakat berikan, dan juga akan terus terlibat dalam perdebatan seandainya dia merasa bahwa pendapatnya benar sedangkan pendapat orang yang lebih tua itu tidak sesuai fakta. Tidak jarang juga anak remaja yang Albiru kenal ini mengkritik pendapat orang dewasa.
Anak remaja yang Albiru kenal tidak terseret oleh arus ageisme adalah Khail Akhilendra Laksamana.
Pernah suatu hari Khail mengkritik cara mengajar guru sejarah yang dinilai kurang baik. Bahkan terang-terangan Khail menjelaskan bahwa sejarah yang ada di buku-buku pelajaran sekolah hanya bagian kulit dari sejarah yang sebenarnya. Menurut Khail, seharusnya sejarah yang lebih dalam dan sejarah sesungguhnya tidak boleh disembunyikan dari generasi muda.
YOU ARE READING
Hetairoi : The King of Imperium School
Teen FictionSeri Ke-2 dari The King: Battle of Imperium School ________________________________________________ Hetairoi yang bagaikan angin monsun membawa perubahan besar pada sistem Imperium School; entah untuk mendatangkan bencana atau keagungan. Hetairoi me...