BAB 13: BEHIND THE SMILE

120 15 0
                                    

Hembusan napas berat terus terdengar dari gadis yang masih duduk di depan meja belajarnya, ia memandangi ponsel di mana terpampang foto dua orang gadis tengah berpose lucu dengan seragam Imperium School. Jelas sekali itu hari pertama mereka masuk sebagai murid Imperium School. Itu foto dirinya dengan Julia. Berjuang bersama untuk masuk ke sekolah impian yang sama, tetapi ia justru harus membuat perjuangan Julia sia-sia.

“Sialan!” maki Audrey dengan tangan terkepal. ia lantas berdiri dan menyambar tasnya di atas kasur, memasukkan ponselnya ke dalam tas sebelum pergi meninggalkan apartemennya untuk pergi ke Imperium School.

Semoga, hari ini berjalan sesuai dengan keinginannya.

👑👑👑

Apakah Audrey salah berharap di pagi hari?

Karena saat ia melewati gerbang dan mulai memasuki area Imperium School, entah perasaannya atau bukan, kenapa orang-orang yang ia lewati langsung menaruh perhatian pada dirinya? Ia bak magnet berjalan, terus menjadi pusat perhatian ketika melewati murid-murid lainnya.

Dari yang semula hanya menjadikannya pusat perhatian, perlahan mereka mulai berbisik-bisik dan terang-terangan mencemooh lewat tatapan mereka.

“Dia kan orangnya? Berani banget gila. Kalau gue udah malu sih dateng ke sekolah.”

“Bener. Murahan banget, malah diobral.”

“Keliatan, sih. Kayaknya cewek murahan.”

“Audrey, bagi pap seksi lo, dong.”

“Dengan senang hati boleh lah sama cewek kayak dia mah.”

“Hahaha!”

Audrey menghentikan kakinya, ia menelan ludah susah, kedua tangannya terkepal di samping roknya. Tak bisa dipungkiri wajahnya mulai memerah karena malu dan marah. Percakapan yang dilemparkan beberapa murid terasa tak asing bagi Audrey. Buru-buru ia membuka tasnya untuk mengambil ponsel dan menyalakannya. Ia langsung membuka laman Imperium Kingdom.

“Nggak mungkin… nggak, jangan sampai,” gumam Audrey harap-harap cemas selama membuka laman yang masih loading. Jangan sampai kemungkinan buruk yang ada di dalam otaknya ia temukan di situasi ini, tidak.

Begitu laman Imperium Kingdom terbuka jelas, tanpa harus mencari topik apa yang sedang trending, sebuah postingan pertama yang ia temukan mampu membuat bahunya merosot. Tangannya mendadak gemetar hingga ponsel tidak bisa ia pegang dengan benar. Campuran emosi seketika ia rasakan antara marah, malu, dan takut.

Audrey tahu siapa yang ada dibalik semua ini.

Dengan luapan emosi yang membara, Audrey memacu kakinya pergi. Sejenak ia berusaha tidak memedulikan kumpulan murid-murid yang ia lewati jelas tengah membicarakannya, yang ia pedulikan adalah kenapa orang itu melakukan ini padanya yang padahal Audrey sudah melakukan apa yang orang itu perintahkan.

Tak peduli ia menyenggol murid-murid yang menghalangi di ambang pintu, kedua kaki Audrey seakan sudah terarah ke arah bangku bagian tengah untuk bisa menggapai kerah seragam gadis itu.

“Lo apa-apaan, sih, Zen? Maksud lo apa?” todong Audrey menggebu-gebu, tatapan matanya bahkan sudah digelapkan oleh emosi. “Lo yang lakuin semua ini, kan?!”

Zennaya yang tengah mengobrol dengan Glisa dan dua siswi kelasnya jelas terkejut dengan apa yang dilakukan Audrey yang emosinya tidak terkontrol tiba-tiba menarik kerah seragamnya dengan kasar. Bahkan membuat Zennaya yang semula duduk di kursi harus berdiri karena ketarik oleh cengkeraman Audrey pada kerahnya.

“Drey, lo gila?”

“Iya, apa-apaan sih lo?”

Dua siswi yang tengah mengobrol bersama Zennaya ikut berdiri, mereka tidak terima dengan perlakuan kasar Audrey pada Zennaya. Bahkan, Glisa yang terkejut pun ikut berkomentar, “kalau ada yang mau diobrolin lo bisa pake cara baik-baik bukan kayak gini, Drey.”

Hetairoi : The King of Imperium School Where stories live. Discover now