Di sekitar danau Imperium School, Zennaya merenggangkan tangannya ke atas dengan kedua kaki berjinjit untuk memberikan dorongan. Ia tengah melakukan peregangan kecil dengan hitungan angka satu sampai delapan keluar dari bibirnya.
“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan….”
Setelah satu set selesai, Zennaya memulai nya lagi dengan gerakan baru.
Gadis itu tidak sendiri, ia ditemani suara kicauan burung yang menyambut hari di pagi buta ini. Tak hanya itu, suara serangga seperti jangkrik bahkan masih terdengar lantang mengalun.
“Khail masih tidur nggak, ya?” Pertanyaan Zennaya pada dirinya sendiri itu berbaur dengan suara jangkrik yang masih saling bersahutan antar sesamanya.
Faktanya, hanya jangkrik jantan yang mampu mengeluarkan suara untuk berkomunikasi. Ada tiga alasan utama kenapa sang jantan mengeluarkan suara; pertama sebagai panggilan, kedua untuk menarik betina, dan ketiga untuk pertarungan.
“Gue jadi nggak sabar sama pertarungan yang bakal pilar Hetairoi hadapin nanti,” ujar Zennaya dengan senyuman lebar, sirat akan ketidaksabaran.
Tepatnya pukul setengah lima pagi, Zennaya sudah keluar dari unit apartemennya yang hangat untuk jogging di sekitar taman Imperium School. Ia tak mempedulikan dinginnya udara pagi, bahkan sampai bisa menusuk pori-pori kulit. Justru karena itu, Zennaya memburu udara yang masih segar, belum tercemar dengan polusi kotor dari aktivitas-aktivitas manusia.
"Seger!" seru Zennaya ketika memejamkan mata sejenak untuk mengatur pernapasannya. Memenuhi paru-parunya dengan oksigen yang kemudian ditukarkan dengan karbon dioksida saat dikeluarkan kembali.
Pohon-pohon rindang di sekitar taman menjadi salah satu faktor utama karena oksigen yang dihasilkannya membuat orang-orang yang berada di sana dapat menghirup udara dengan sangat baik.
Selesai dengan pemanasan, Zennaya menarik resleting jaket olahraga nya sampai ke atas. Ia mulai membawa kedua kakinya untuk berlari ringan dengan teratur, sekarang otot-ototnya tidak terlalu kaget karena sebelumnya sudah melakukan pemanasan. Dan yang paling penting, lemak-lemak jahat dari hasil cheating nya semalaman harus segera dibakar.
Tak hanya Zennaya yang memulai hari ini dengan kegiatan olahraga, dentingan jarum jam yang terus berputar semakin menarik orang-orang untuk melakukan hal yang serupa, menjaga kebugaran tubuh mereka, di sekitar taman Imperium School.
Zennaya mengambil sebelah AirPods dari sakunya, lalu merogoh ponsel dari saku jaket yang lain untuk menyalakan musik. Saat semuanya sudah sesuai dengan keinginan, Zennaya kembali memasukkan ponselnya dan fokus jogging. Sampai tak sadar jika ada satu gadis dari arah berlawanan sudah memusatkan fokus kepadanya.
Namun, ketika mereka bertemu di satu titik, tak ada respons berarti dari Zennaya yang terus bergerak lurus tanpa ikut melirikan matanya seperti gadis dengan jaket olahraga warna abu yang mengharapkan Zennaya ikut melirikkan ekor matanya.
Menurunkan kecepatan, kedua kakinya berhenti perlahan, memutar kepalanya ke belakang melihat Zennaya yang terus berlari tanpa terdistraksi apa pun dan oleh siapa pun.
"Oh, jadi dia salah satu pilar Hetairoi yang lagi terkenal akhir-akhir ini." Gadis itu memiringkan senyumnya dengan dengusan kecil. Kemudian tanpa ingin berlama-lama memperhatikan punggung Zennaya, ia lanjut memacu kedua kakinya untuk berlari dengan tempo sedang ke arah berlawanan dari Zennaya.
"Yah, semoga dia nggak mengecewakan dan bisa bertahan di Imperium School sampai lulus."
👑👑👑
"Khail! Tungguin gue!" teriak Albiru di ujung tangga lantai satu saat melihat siluet Khail yang berbelok lugas di lantai dua.
Dengan mengambil langkah besar melewati setiap undakan tangga, akhirnya Albiru bisa menyusul Khail yang ternyata sudah berhenti menunggunya.
YOU ARE READING
Hetairoi : The King of Imperium School
Novela JuvenilSeri Ke-2 dari The King: Battle of Imperium School ________________________________________________ Hetairoi yang bagaikan angin monsun membawa perubahan besar pada sistem Imperium School; entah untuk mendatangkan bencana atau keagungan. Hetairoi me...