Setelah acara kelulusan telah usai, Stevan dan Floryn kembali pulang ke hotel dengan keluarga besar yang lain pun ikut bersama mereka. Aletha? Tentu, dia ikut bersama dengan mereka walau dipenuhi dengan raut protes tapi untungnya Aletha tidak peduli yang dia pedulikan hanyalah Azura.
Di dalam perjalanan menuju hotel, Azura selalu menempeli Aletha dengan si empu yang ditempeli tidak merasa risih. Dia, hanya fokus menyetir membawa mobilnya dengan di isi oleh celoteh-celotehan Azura yang polos. Di mobil hanya di isi oleh mereka berdua tanpa ada gangguan dari yang lain.
"Kak Leta, Kak Dista sama Kak Vera kemana kak?" tanya Azura memulai pembicaraan agar keheningan didalam mobil tidak terjadi.
"Sibuk," jawab singkat Aletha menatap Azura sekilas dan kembali fokus menyetir mengikuti mobil-mobil mewah lain yang memimpin jalan menuju hotel.
"Sibuk apa?" tanya Azura kembali, karena tidak cukup puas dengan jawaban yang diberikan oleh Aletha yang terkesan singkat.
"Zura bisa tanyakan langsung kepada orangnya." balas Aletha menyempatkan untuk mengelus pipi tembam Azura yang bertambah bulat dan kenyal dengan tangan satunya yang bebas.
"T-tapi, ponsel Azura gak tau ada dimana kak kayaknya hilang deh hehe. Pinjem ponsel Kak!" pinta Azura mengadahkan tangan mungilnya ke arah Aletha.
"Buat?" Aletha mengangkat alisnya kebingungan dengan secara tiba-tiba Azura ingin meminjam ponselnya.
"Yah, buat menghubungi Kak Dista sama Kak Vera dong. Kak Leta gitu aja gak tau huh, payah." cetus Azura memberikan jempol ke arah bawah dengan menjulurkan lidahnya ke arah Aletha.
"Mulai berani hm?" tekan Aletha dengan nada dingin menatap Azura.
"E-enggak," gugup Azura menghindari tatapan Aletha yang berubah tajam menatapnya.
Karena Azura merasa takut dengan Aletha karena tingkahnya yang sembrono, dia pun lebih memilih menatap kaca jendela mobil yang menangkap keindahan luar yang menakjubkan.
Beberapa menit kemudian sebuah suara yang sangat dikenal oleh Azura menyadarkan Azura dari pandangannya itu.
"HEH BOCAH!"
Azura terkesiap dan mencari sumber suara tersebut yang ternyata berasal dari ponsel Aletha dengan di isi wajah seseorang yang tadi mereka bicarakan. Aletha memvideo call kedua temannya tersebut.
"BOCAH, KEMANA AJA LO?" tanya Dista tak santai.
"Adik kecil gue huhuhu." ujar dramatis Vera.
"Bisa diem gak sih Lu pada? Berisik!" ketus Aletha risih.
"Dih, Kakak Leta ketus banget sama kita Ver." timpal Dista tengil.
"Dah biasa Leta kaya gitu. Dia mah cuman sayang sama Baby Zura sama kita mah boro-boro," sambung Vera jengah.
"Ck! Gue matiin nih yah Lu pada ngomong gak penting semua." balas Aletha kesal.
"Owh, Kakak Leta sudah mulai terpancing nih yah Hahaha!" tawa Dista semakin tengil.
"Buruan, ada yang diomongin gak sama Zura kalau gak ada beneran gue matiin nih." ujar Aletha memberikan ponselnya kepada Azura yang berada di sisinya.
Azura pun menerima ponsel tersebut dan tersenyum manis kepada kedua temannya yang dia anggap juga sebagai kakak.
"H-halo," sapa Azura tersenyum malu-malu dengan pipi tembamnya yang merona merah.
"Ih bocah kesayangan gue senyum sama gue Ver." ujar Dista berguling-guling di kasurnya.
"Dih, adik gue senyumnya ke gue Dis. Jangan ge'er Lu," balas Vera salting.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA
FanfictionMenceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendapat anak perempuan dari generasi ke generasi sekarang. Dan, saat generasi ke-40 lahirlah cucu perempu...