23. Demam

4.7K 336 30
                                    

Selang beberapa hari...

"Jejak pelaku yang kita temukan mengarah pada seseorang ," kata Robert De Luca menatap anggota keluarganya yang sedang berkumpul di ruangan bawa tanah dengan ekspresi datarnya.

"Siapa?" tanya Floryn Smith menatap tajam Robert.

"Aletha," suara tersebut terdengar lirih tetapi tegas secara bersamaan.

BRAK

"Sudah kuduga," tekan Floryn tampak tersulut emosi dengan tangannya menghantam meja kayu jati hingga bergetar.

Semua orang yang berada di ruangan itu terdiam, menatapnya dengan kaget. Floryn berdiri tegak, tubuhnya memancarkan amarah yang membara.

"Setelah 12 tahun berlalu, kita mencari-cari pelaku keji itu dan hasil yang kita dapatkan mengarah pada  gadis itu, hahaha sungguh konyol." sindir Floryn dengan tawa kecilnya mengudara, dengan tangan dilipat di atas dadanya Floryn menatap bengis seluruh orang yang berada di ruangan tersebut.

"Kalian mengerti maksud konyolku itu apa? Kalian seperti idiot yang mencari satu orang saja tidak becus sampai mencari ke seluruh dunia, tetapi apa hasilnya? Pelaku yang kalian cari ternyata sangat dekat dengan putriku. Janji kalian kemana? Kata kalian, Flo tenanglah biarkan kami yang mencari pelaku itu dan kau tinggal menunggu hasilnya. Hahaha omong kosong," sambung Floryn mengejek dengan di akhiri tawa.

"Floryn jaga omonganmu, apakah dirimu belum cukup puas setelah hasil yang kita temukan? Walau hanya 10% tetapi petunjuk ini sangatlah berguna." ucap Jonshon mengangkat suara di tengah keheningan ruangan itu.

Floryn saat diskusi itu tidak hadir bersama mereka, dikarenakan dia sedang bersama Azura dan sekarang Floryn bisa hadir saat mendengar jika keluarganya berhasil menemukan petunjuk sang pelaku.

"Belum, Aku belum puas karena bukti itu masihlah samar." jawab Floryn dingin menatap Jonshon, Daddynya.

"Gadis itu adalah orang terdekat Azura, Kenapa dia tega menculik Azura yang dia anggap Azura adalah adiknya? Apakah dia memiliki konflik dengan De Luca maupun Smith? Tolong jelaskan hal ini. Aku sungguh tak mengerti," kata Floryn mulai frustasi dengan masalah-masalah yang mulai satu-persatu.

"Kita semua harus mencari tahu motifnya, ada sesuatu yang tidak beres disini. Mungkin ada sesuatu yang kita lewatkan, mungkin ada rahasia yang disembunyikan." lanjut Floryn mengusap wajahnya dengan tangan, berusaha menenangkan dirinya.

Jonshon, sang Daddy, menatap putrinya dengan tatapan penuh pengertian.

"Tenanglah Flo, kita semua pun sama-sama tidak mengerti. Tapi kita harus tetap tenang, kita harus berpikir jernih." ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. "Kita akan mencari tahu. Kita akan menemukan jawabannya, kita akan menangkap pelaku itu."

"Aku harap begitu, Daddy. Aku harap begitu." ia terdiam sejenak, pikirannya melayang pada saat kejadian Azura putri bungsunya yang menghilang.

"Kau selalu kuat, kau selalu teguh. Bersabarlah Sayang, tidak akan lama lagi pelaku itu akan ditemukan. Maka kau bisa tenang dan selalu bisa bersama putrimu tanpa ada rasa takut yang menyelimuti," ujar Mommy Velerry mengusap lengan Floryn yang berdiri disampingnya itu dengan lembut dan dibalas oleh Floryn dengan menggenggam tangannya erat.

"Terimakasih, Mommy." Floryn mengangguk, matanya berkaca-kaca.

Suasana di ruangan itu terasa berat, dipenuhi dengan kesedihan dan kegelisahan. Namun, di tengah kegelapan itu, secercah harapan telah menyala. Harapan untuk menemukan pelaku, untuk mengungkap kebenaran dibalik penculikannya, dan untuk membawa kebahagiaan tanpa rasa takut yang menyelimuti hati semua orang.

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang