21. Rutinitas🍼

9.3K 426 41
                                    

Saat ini keadaan Azura sangatlah tidak baik-baik saja. Mata yang membengkak merah, hidung kembang kempis, pipi merekah merah dengan pakaiannya yang basah dengan keringatnya. Dan saat ini dia duduk di pinggir kasur hotel dengan diawasi oleh mata tajam seseorang.

"Sudah berapa yang kamu makan?" tanyanya dengan nada datar tak lupa tangan yang dilipat di atas dadanya, dia duduk di sofa menghadap Azura yang duduk di pinggir kasur.

"S-semuanya," lirih Azura kembali terisak kecil tetapi dia tahan air mata tersebut agar tidak mengalir kembali dan membuat Floryn terpancing emosi dengan tangisannya.

BRAK

Tendangan yang sangat keras tersebut sangatlah membuat Azura terkejut dan dia pun bergetar ketakutan.

"Azura kan sudah Mommy bilang jangan berlebihan memakannya, kamu tidak menuruti perkataan Mommy dan malah menghabiskan semuanya." marah Floryn sehabis menendang meja yang berada disamping dia duduk untuk melampiaskan rasa marahnya yang mendidih.

"I am sorry Mommy," sesal Azura menundukan wajahnya tak berani menatap Floryn dengan memainkan jari-jarinya di atas paha.

Flashback On

"Astaga Baby, kau memakan itu semua?"
ucap Floryn terkejut saat melihat area mulut dan pipi Azura lengket dan mengembung.

Sungguh Floryn melihat Azura memakan makanan manis sampai habis tanpa sisa menjadi jengkel. Azura membantah perintahnya pikir Floryn geram.

"Baby nakal yah!" ketus Floryn menatap tajam Azura.

Azura walau takut dia tetap mengemut permen-permen tersebut didalam mulutnya membuat Floryn semakin jengkel.

"Buang!" tegas Floryn mengadahkan tangannya ke dekat mulut kecil Azura. Bukannya, menuruti perintah Mommy-nya Azura malah menantangnya dengan menghancurkan permen-permen tersebut. Tentu, tindakan berani Azura membuat Floryn geram.

Secara tiba-tiba, dia mengendong tubuh mungil putrinya dan membawanya menuju wastafel dengan tangan lentiknya masuk ke mulut kecil Azura secara paksa. Dia, membuang semua sisa-sisa permen yang masih ada di dalam mulut Azura dengan Azura yang mengaduh kesakitan.

"S-sakit Mommy hiks," Air mata Azura telah luruh membahasahi pipinya tetapi Floryn tidak peduli.

Tindakan Floryn yang seperti ini disaksikan oleh mereka dan Aletha sebenarnya geram dengan Floryn yang kasar tapi dia sadar Azuralah yang memulai duluan mencari masalah, maka dengan berat hati Aletha menahan keinginnya untuk tetap diam.

Setelah memastikan permen-permen tersebut telah dibuang, Floryn dengan dingin mencuci sekitaran mulut Azura yang lengket. Tak peduli dengan isakan putrinya dia pergi meninggalkan keluarga besar dan mengendong tubuh mungil Azura.

Flashback Off

Karena Floryn sudah tidak bisa menahan rasa gejolak amarahnya dan jika dia tetap berada satu atap dengan Azura, dia takut kebablasan melukainya. Maka tanpa berbicara Floryn pergi meninggalkan Azura sendiri. Detik itu juga pecahlah tangisan Azura yang sedari tadi dia tahan.

"Kenapa? Kenapa Kak Leta diam saja?Zura melakukan kesalahan Kak Leta pasti bertindak, tapi tapi kenapa tadi dia cuman diam memperhatikan? Kak Leta udah gak sayang Zura yah?" segala pertanyaan timbul di pikiran Azura sendiri saat tadi matanya tanpa sengaja menatap Aletha yang hanya diam memperhatikan.

Sungguh hati kecilnya mulai timbul rasa kecewa pertama kali untuk Kakak tersayangnya. Padahal yang sebenarnya Aletha ingin membantu tapi sayang sebelum dia berdiri, dia sudah di tatap tajam oleh Floryn dan yang lain membuat dia tidak bisa membantu.

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang