Hari ke hari kedekatan Tifanny dan Azura sudah seperti perangko terbukti pagi ini, Azura dan Tifanny berada di taman samping mansion.
"Aunty." panggil Azura kepada Tifanny yang duduk disampingnya.
"Yah, kenapa sayang?" sahut Tifanny menatap Azura lembut.
"Terimakasih."
"Buat?" Tifanny mengangkat alisnya bingung.
"Buat semuanya hehe.." kekeh Azura tak menatap wajah Tifanny dan lebih memilih menatap langit-langit yang begitu cerah pagi ini.
"Oww, so cute." Tifanny dengan gemasnya mencubit pipi chubby Azura sampai memerah.
"Shhhh.. aduh," ringis Azura kesakitan.
Karena rencana awal telah berhasil dilakukan maka rencana berikutnya tidak lama lagi akan dijalankan. Tifanny tak sabar menunggu hasil dari rencana para wanita De Luca dan Smith.
"Keponakan Aunty yang paling Aunty sayang kalau Aunty ajak Azura jalan jalan mau?" ajak Tifanny dengan niat terselubung.
Azura yang diajak jalan-jalan keluar mansion pun menjadi antusias. Semenjak dirinya dibawa kemari oleh Stevan dan Floryn, dirinya tidak diperbolehkan keluar dari wilayah mansion apalagi dengan kejadian dirinya hampir kabur, penjagaan mansion semakin diperketat dan gerak-gerik Azura selalu di awasi.
"Tentu Mau Aunty, kapan kita akan jalan-jalan?" tanya Azura excited.
"Hmm.. malam ini mau?"
"Kenapa harus malam Aunty?" heran Azura menatap polos Tifanny.
"Jika malam itu lebih indah sayang, kota-kota yang dihiasi oleh lampu yang terang menderang dan langit yang dihiasi oleh bintang-bintang yang gemerlap, jangan lupa jajanan yang bisa ditemui sepanjang jalan." ujar Tifanny meyakinkan Azura.
"Wah pasti seru yah Aunty," jawab Azura membayangkan jika nanti dirinya diajak jalan-jalan dan membeli banyak makanan enak, itu pasti mengasikan pikirnya.
Selama interaksi Azura dan Tifannya lakukan pasti ada mata tajam yang memperhatikan mereka dengan marah.
"Beraninya kau Tifanny akan kuhabisi kau!" batin orang tersebut yang tak lain adalah ibunya Azura yaitu Floryn.
Sebenarnya Tifanny gemetar ketakutan saat tak sengaja bersitatap dengan mata tajam Floryn, tetapi karena dia selalu disemangati oleh para wanita yang berada di mansion jika rencana itu tidak boleh goyah apalagi hancur, karena efek dari rencana ini akan mengubah seseorang menjadi lebih jinak.
🍉🍉🍉
Malam Hari
Kedua keluarga besar telah berkumpul dimeja makan dan seperti biasa saat makan hanya ada keheningan. Waktu yang dibutuhkan oleh mereka selesai untuk makan itu tidak terlalu lama dan percakapan pun sudah terdengar mengisi keheningan.
"Tifanny." panggil Robert kepala keluarga De Luca menatap salah satu menantunya itu.
Tifanny yang dipanggil oleh mertuanya itu pun langsung menunduk sopan.
"Angkat kepalamu nak," pinta Robert dengan wajah datar.
"Ada apa Daddy memanggil Fanny?" Balas Tifanny tersenyum manis.
"Cih.." decih Floryn tiba-tiba dan mengundang seluruh mata untuk menatapnya.
"Kenapa Flo?" tanya Mommy Ve menatap raut putrinya yang kesal tanpa sebab dan Floryn yang sudah terpancing emosi berdiri meninggalkan mereka yang masih berada dimeja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA
Hayran KurguMenceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendapat anak perempuan dari generasi ke generasi sekarang. Dan, saat generasi ke-40 lahirlah cucu perempu...