Cerita di GBK

1.8K 221 30
                                    

Qiya telah berada disalah satu penjual kacamata di pasar. Ia memilih ukuran minus yang tepat dengan beberapa model yang ada.

"Saya ambil yang ini ya bang!" terangnya

"35 ribu"

"Nih...." Qiya mengulurkan selembar uang 100 ribu pada pedagang kacamata tersebut

"Ini kembaliannya neng..."

"Terima kasih bang" balasnya

Qiya berjalan menelusuri trotoar menuju Rumah Sakit disamping kampusnya. Jarak dari pasar hingga Rumah Sakit tersebut sekitar 3 KM dan Qia memilih berjalan sekaligus pemanasan walaupun sekarang baru pukul 14:00.

Qiya tiba di parkiran RS UPJ setengah jam lebih cepat dari janji yang dibuat oleh Raffa. Dirinya memilih meluruskan kakinya dan meminum air mineral yang ia beli di pedagang kaki lima.

Tak berselang lama, laki-laki yang akan memberikannya hukuman datang dengan tag ditangan kanannya. Tentu berjalan menunu Qiya.

"Saqiya Arthania!" panggil Raffa

"Saya dok!" balas Qiya pada Raffa

"Kelilingi lapangan GBK sebanyak 20 puteran tanpa henti. Pakai jam tangan ini dan saya akan memantau melalui aplikasi. Jadi jangan berusaha membohongi saya ya!"

"Baik dok!" balas Qiya

"Kamu boleh naik kendaraan sampai GBK dan mulai lari saat didalam GBK ya!" terang Raffa

Qiya memilih menggunakan public transportation untuk tiba di GBK. Setiba nya disana Qiya memilih memfoto dirinya agar menjadi bukti bahwa dirinya beneran berlari. Ia tak berbohong soal hukuman yangia terima. Qiya melakukan sedikit peregangan dan memulai mengelilingi stadion utama GBK. Pada putaran ke 10 dirinya sudah merasa tak sanggup, namun dari pada ia berhenti dan dr. Raffa akan menghitung ulang kembali jumlah hukumannya maka dari itu Qiya memilih terus berlari. Sampai pada puteran 20 nantinya.











***











Raffa sedang duduk di kursi dalam poliklinik miliknya. Poli sudah berlangsung selama satu jam itu artinya 1 jam lagi ia akan pulang. Sesekali Raffa mengecek pergerakan Qiya melalui smartphone miliknya. Qiya menepati tugasnya dengan terus berlari tanpa henti. Sebenarnya Raffa cukup merasa khawatir karena Qiya benar-benar tak beristirahat bahkan minum.

"Nesya, kamu kenal Qiya?" tanya Raffa pada salah satu dokter koas yang bertugas disana

"Kenal dok! Qiya teman saya sedari ospek" balasnya

"Dia memang kuat ya olahraga?" tanya Raffa

"Engga si dok, bisa dibilang Qiya tuh males banget olahraga. Tapi waktu SMP, Qiya itu atlet dok. Atlet taekwondo" terang Qiya

"Pantas saja!" terang Raffa

"Pantas kenapa dok?" tanya Nesya

"Pantas ini lari ngga berhenti-henti!" terang Raffa

"Wah serius ngga si dok? Ko bisa? Kemarin terakhir main volly dia alesan sakit dada" terang Nesya

"Serius?" tanya Raffa

"Ya iya dok. Angkatan kita sering banget ngadain pertandingan olahraga dan Qiya selalu malas" jelas Nesya

"Ini pasien saya masih banyak ga si Sya?" tanya Raffa

"Ini si sisa satu RM lagi" terang Nesya

"Tolong habis pasien ini ditutup aja ya saya ada urusan!" terangnya

Bangsal TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang