Raffa sudah berkutat dengan jarum jahit di dalam ruangan operasi yang terasa panas karena melihat adegan romantis dr. Faqih dan Ns. Zilla.
"Ehem... " suara Raffa menginterupsi.
"Sorry, Raff" balas Faqih yang peka
"Lagian lo masih aja trauma sama tulang. Engga malu sama Abiyan, Erick dan Petter?" Keluh Raffa.
"dr. Raffa, biasanya juga gini ko, ini tuh dokter lagi iri ya soalnya dr. Qiya engga disini?" Ledek Zilla. Wanita itu memang benar-benar tak pernah takut menggoda siapapun termasuk Raffa yang merupakan dokter yang sangat kejam. Berbeda dengan Faqih yang hanya galak. Itulah mengapa fans dari bangsal bedah lebih banyak dari pada orthopedi.
"Mana ada? Saya engga iri tuh" balas Raffa cepat dengan gengsinya.
"Dok, jangan gengsi-gengsi. Dulu dr. Faqih sehabis nikah juga luwes ko. Kalo terlalu kejam nanti dr. Qiya kabur dan cari cowo lain lho. Apalagi dr. Nando sedang berusaha mendekati dr. Qiya" kompor. Betul, Zilla menambah panas ruang operasi karena celetukannya.
"Shut.... fokus aja ya sayang" ucap Faqih menginterupsi Zilla agar fokus.
"Lo berdua beneran engga sopan! Ini di ruang operasi, jangan sayang-sayangan!" Kesal Raffa
"Tuh kan, wajahnya jadi asem walaupun ketutup masker" Faqih memberitahu Zilla setelah melihat Raffa.
"DIEM!" Kesal Raffa yang justru mengundang tawa.
Raffa telah usai dengan beberapa pekerjaannya di Rumah Sakit. Namun tidak dengan tugasnya menjadi dosen di kampus. Raffa kini berjalan menuju lorong Universitas dengan stetoskop yang menggantung dilehernya dan tangan yang ia masukan ke dalam saku celananya.
"Awsshh" keluh seseorang yang Raffa tabrak karena jalan dengan fokus yang terbagi pada ponsel pintar miliknya
"Kamu jalan bisa hati-hati?" Tanya Raffa dengan suara yang begitu dingin.
"Maaf dok" balas Qiya yang berusaha bangun dari posisinya dengan tangan yang sibuk membereskan beberapa tumpukan dokumen tanpa Raffa bantu.
"Nanti pulang sendiri aja" ucap Raffa kembali ketus
Buseet moodyan banget ini orang -batin Qiya
"Iya dok, saya juga mau belajar bersama untuk UKMPPD" terang Qiya
UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) adalah ujian yang dilakukan untuk mendapatkan gelar dokter dan akan memperoleh STR (Surat Tanda Registrasi).
"Sampe jam berapa?" Tanya Raffa dengan intonasi yang masih cuek.
"Jam 10 malem paling dok" balas Qiya
"Kalo gitu saya tunggu diruangan saya. Jangan lewat dari itu" ucap Raffa tetap dengan nada yang dingin.
"Qiya pulang naik ojek online aja, dok" terang Qiya menatap manik mata Raffa
"Saya ada kelas, selamat belajar!" Pamit Raffa agar tak terjadi negosiasi yang artinya keputusannya sudah bulat.
****
Qiya fokus dengan beberapa berkas dihadapannya, badannya ia rebahkan sedangkan tangannya menjulur memegang buku yang sedang ia baca. Mulutnya tak berhenti berucap tanpa suara. Matanya terus membaca bait demi bait pada buku tersebut.
"Qiya! Handphone lo kaya nya geter deh" teriak Nisa, teman Qiya yang berada dalam ruangan kelas yang sama. Posisi Qiya memang jauh dari stop kontak, sedangkan handphonenya sedang ia charger.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsal Terakhir
RomanceSaqiya terpaksa mengulang state nya karena seorang dokter yang tak memiliki hati nurani. Dirinya harus mengurungkan niat untuk lulus pada koas nya kali ini dan tidak dapat mengucapkan sumpah dokter bersama temen-temennya karena perbuatan dokter ters...