Hari pertama bagi Qiya bekerja disalah satu toko alat kesehatan. Toko tersebut bernama Abadi Makmur Alkes (Alat kesehatan). Qiya akan bekerja dari pukul 8 pagi sampai dengan 2 siang karena toko akan tutup di jam 2.30 sore. Pak Hutama selaku owner sengaja melakukan hal itu agar ketika ia pulang tak terkena padatnya jalan ditambah kebanyakan PNS anak pulang pukul 3 sore. Hutama sengaja menghindari hal itu karena ia menggunakan sepeda sebagai moda tranportasi ia berangkat menuju toko nya.
Saat ruko sudah terbuka Qiya segera mengambil sapu dan alat pel yang tersedia dibagian belakang ruko. Qiya lalu mulai menyapu toko tersebut dari arah dalam kearah luar. Pak Hutama yang melihat begitu senang karena Qiya memiliki inisiatif tanpa harus ia minta. Kemudian Qiya mengepel lantai setelah urusan sapu menyapu usai. Ia mulai menyapukan kain pel dari luar ke dalam hingga akhirnya lantai kering.
Tak lama setelah itu, datang satu pelanggan yang menggunakan seragam perawat untuk membeli handscoon (sarung tangan) berbahan lateks dan masker medis, ia juga membeli stetoskop dan tensi manual. Tentu Qiya melayani dengan penuh senyum dan keramahan. Hutama yang melihat pun bangga pada Qiya karena di hari pertama sudah memberikan kesan yang sangat baik.
"Qiya terima kasih ya sudah bekerja dengan baik" terang Hutama
"Saya hanya melakukan tugas dan tanggung jawab saya saja pak" balas Qiya
"Kamu sudah punya pacar?" tanya Hutama
"Saya masih fokus kuliah pak ngga mau pacaran dulu!" tegas Qiya
"Lho kamu masih kuliah?" kaget Hutama
"Masih pak, koas lebih tepatnya" terang Qiya
"Kamu dokter? Di RSPJ?" tanya nya lagi
"Iya pak" balas Qiya dengan senyum
"Anak saya juga dokter dan dosen disana" ujar Hutama penuh semangat
"Wah iya pak? Kalau boleh tau siapa namanya?" tanya Qiya
"Nam....." ucapan Hutama menggantung
"Permisi.... Saya mau beli alat gula darah ada?" tanya konsumen yang memotong ucapan Hutama
"Oh ada, ada beberapa merk ka" terang Qiya
Qiya sibuk melayani konsumen yang datang silih berganti. Hari senin tokonya milik Hutama cukup ramai. Namun Qiya tak merasa keteteran karena ia sudah biasa membantu sang ibu di warung pecel lelenya.
Pulul 2 lewat 15 Hutama sudah mengajak Qiya bersiap untuk menutup toko. Qiya juga mulai menyapu toko tersebut. Setelah usai mereka berdua menutup toko bersamaan dan saling pamit karena arahnya berlawanan.
***
Dikampus Qiya menyusuri lorong menuju ruangan dr. Petter. Petter memang dokter orthopedi juga sama dengan dr. Raffa. Tiba didepan ruangan dengan pintu ruangan yang sama dengan dr. Raffa, hanya berbeda nama sebagai penanada ruangan saja.
Qiya mengetuk pintu dan diizinkan masuk oleh sang pemilik. Rupanya Petter sudah menunggu Qiya sedari tadi. Qiya langsung dipersilakan duduk dan disodorkan secarik kertas oleh Petter. Kertas itu berisikan jadwal pada state Petter dan sebuah perjanjian.
"Ini perjanjian apa?" tanya Qiya
"Qiya! Di dunia ini ngga ada yang gratis" terang Petter
"Maksud dokter?" tanya Qiya kembali
"Baca dan pahami! Saya yakin kamu pintar!" balas Petter
"Saya harus membuat dr. Raffa jatuh cinta dengan saya?" tanya Qiya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsal Terakhir
RomanceSaqiya terpaksa mengulang state nya karena seorang dokter yang tak memiliki hati nurani. Dirinya harus mengurungkan niat untuk lulus pada koas nya kali ini dan tidak dapat mengucapkan sumpah dokter bersama temen-temennya karena perbuatan dokter ters...