Ada Yang Marah, Oi!

536 86 40
                                    

"Hah? Nggak bisa ikut?" tanya Ino memastikan ucapan Hinata dalam telepon. Dia yang baru saja memasukkan baju renang terbarunya ke koper seketika langsung lemas kecewa. "Yah, kok nggak bisa? Kan besok kita berangkat."

"Maaf, Ino," kata Hinata sedikit tidak enak hati. "Ini juga mendadak. Kakekku sakit dan mau dirawat di Tokyo. Tapi Omku yang katanya mau nganterin Jiiyan tiba-tiba bilang tidak bisa. Jadi kami sekeluarga memutuskan pergi ke Osaka untuk jemput Jiiyan. Aku juga harus ikut bantu-bantu karena Jiiyan kan mau pindah sementara, jadi banyak yang harus dibawa."

Hinata menjelaskan dan Ino terpaksa harus merelakan liburan musim panas pertamanya bersama Hinata.

"Yah, padahal aku pengen banget kita bisa renang di pantai dan makan ikan laut. Apa aku batalin aja, ya?"

"Yah, kok gitu? Kan sudah pesan tiket. Nanti bagianku aku yang ganti tiketnya, deh." Hinata jadi semakin tidak enak hati.

"Hinata... aku kan jadi harus liburan sama dua cowok itu." Ino merengek dan Hinata di kamarnya hanya bisa tersenyum canggung. "Kalau harinya diundur gimana? Habis kamu pulang jemput kakekmu, deh."

"Kayaknya nggak bisa, deh. Mama bilang mau bawa liburan adik-adikku sekalian ke Osaka. Jadi mungkin kami bakal liburan musim panas di Osaka sebelum bawa Jiiyan pulang ke Tokyo. Maaf banget, ya Ino."

Ino tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan kecewanya. Dia lalu mendengar Hinata berkata, "nanti aku traktir di sekolah, deh."

"Traktir apanya? Kita kan sudah nggak satu sekolah lagi." Ino merucut. Pengumuman kelulusan baru diumumkan kemarin. Hasilnya, Sasuke dan Hinata lagi-lagi mendapatkan nilai tertinggi. Anak lelaki itu juga sudah diterima di SMA Kudan, bersama dengan Ino dan Gaara, meski duo Ino-Gaara mendapatkan peringkat terakhir dari daftar siswa baru yang lolos dalam ujian tes masuk SMA Kudan. Bagaimanapun juga, Ino dan Gaara diterima di SMP Tokyo, sekolah negeri yang prestisius juga, meski mereka tidak sepintar Sasuke. Sayangnya Hinata tidak lolos dalam seleksi portofolio SMA Koshikawa. Beberapa opsi lain yang dipilihkan Papa adalah SMA Tokyo yang juga SMA negeri prestisius, atau SMK Tokyo yang juga SMK negeri terbaik di kota Tokyo dibawah SMA Koshikawa.

Hinata hanya tertawa kecil mendengar keluhan Ino. "Begini saja, deh. Aku bawakan kamu oleh-oleh khas Osaka, kamu bawakan aku oleh-oleh khas Okinawa. Kita bertukar oleh-oleh. Gimana?"

Ino terdiam, tapi dia merasa perasaannya jauh lebih baik. Setidaknya mereka bisa bertukar bingkisan atau oleh-oleh. "Aku mau makanan khas Osaka." Hinata lalu setuju.

Dan begitulah Ino akhirnya pergi liburan bersama dua orang yang paling tidak ingin dia ajak liburan, Sasuke dan Gaara. Bahkan meski Hinata berjanji kalau mereka akan bertukar oleh-oleh, Ino tetap merasa kesal. Di bandara, sambil menunggu Gaara dan Sasuke, dia duduk bersama Papi dan Maminya dalam perasaan dongkol.

"Lama banget," dengus Ino kesal. Dia berpikir kalau ada Hinata, setidaknya akan lebih menyenangkan. Padahal dia sudah berencana akan movie night bersama, mengenakan piyama imut yang menggemaskan dan perang bantal. Lalu ketika Ino membayangkan akan perang bantal dengan Gaara dan Sasuke... tiba-tiba dia bergidik ngeri. Intinya, semua rencana Ino jadi berantakan karena Hinata tidak ikut.

Gaara datang lebih dulu dan Ino bahkan sama sekali tidak terusik. Papi dan Mami mengobrol dengan kakak perempuan Gaara sedangkan Ino tampak malas bertemu dengan Gaara.

"Kenapa mukamu gitu?"

"Hinata nggak ikut."

"Kok bisa?" Tapi Ino tidak menjawab. Kakak perempuan Gaara lalu pergi dan tak lama Sasuke datang.

"Hinata belum datang?" tanya anak lelaki itu menolehkan pandangan untuk mencari Hinata.

"Hinata nggak ikut," kata Gaara. Kini ekspresi Sasuke berubah heran.

Second Life Can't Be This EasierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang