Namanya Hinata Hyuga, seorang wanita yang berhasil menarik minat Sasuke hanya karena ketertarikan mereka yang sama. Tokusatsu. Sejak mereka mengobrol di pesta itu, keduanya menjadi akrab. Awalnya mereka membahas tokusatsu, lama kelamaan mereka membahas dunia kerja Sasuke ketika dia menjadi ilustrator di studio animasi dulu. Makin lama topik pembahasan mereka makin pribadi. Mengarah ke kehidupan pribadi mereka yang tak pernah diceritakan siapapun.
Terlepas dari sifat kikuk dan gugup Hinata di depan umum, dia adalah wanita berhati keras dan Sasuke tak menyangka, dia sangat kuat dan tegar. Ketika Sasuke mendengarkan kisahnya, dia bisa memahaminya.
“Papa, tidak peduli pada keluarga. Hanya tahu bekerja saja. Dipikirannya tugasnya adalah menafkahi keluarga, jadi aku nggak pernah merasakan kasih sayang Papa walaupun aku punya Papa.”
“Mama, wanita penakut yang paranoid. Selalu berorientasi pada uang, tidak pernah mau mendengarkan dan selalu memaksakan kehendak dengan dalih, anak akan bahagia jika menuruti kata orang tua. Ucapannya absolut dan tidak bisa dilanggar. Padahal sebenarnya Mama hanya tidak ingin disalahkan dalam mendidik anak.”
“Papa selalu memberikan banyak janji yang tidak bisa ditepati, sampai akhirnya mereka berhutang dan memintaku membayar hutang-hutangnya. Mereka tidak pernah ada untukku, ketika aku menangis, kesulitan, mereka tidak pernah memelukku. Jadi, kenapa aku harus membantu mereka, kan?”
Sasuke tahu, dia mungkin tidak seharusnya berkata begini, dengan menyebut Hinata sebagai anak yang kurang bersyukur karena masih memiliki orang tua lengkap. Ucapan Hinata tentang kedua orang tuanya berbeda dari prinsip teguhnya. Mungkin karena kedua orang tua Sasuke harmonis dan suportif, tidak seperti orang tua Hinata. Jadi dia bisa berpendapat demikian pada awalnya.
Namun kemudian Sasuke mengerti. Meski pria itu merasa sendiri, tapi Bunda selalu mendukungnya, sementara Hinata… wanita itu selalu merasa sendiri karena tak ada seorangpun yang membelanya di keluarganya.
Mereka pun bertukar kisah dan akhirnya menyadari persamaan di antara mereka. Mereka sama-sama memiliki keluarga besar yang bermulut tajam. Perbedaannya, Papa Hinata tidak peduli sementara Mama Hinata mengorbankan anak-anaknya untuk menyelamatkan wajahnya di hadapan para ipar. Sementara Sasuke harus bersyukur karena memiliki orang tua suportif yang tidak memberinya tekanan sama sekali.
Keduanya juga pada akhirnya memiliki kebencian, Sasuke pada Aniki dan Hinata pada kedua orang tuanya. Kini, ketika Sasuke melihat Hinata, dia merasa punya teman senasib sepenanggungan. Dia tidak lagi berpikir bahwa seharusnya Hinata menghormati kedua orang tuanya apapun yang terjadi. Pria itu menjadi lebih pengertian karena dia pernah merasakan rasanya hidup tanpa ada seorangpun yang memahami.
Kualitas obrolan mereka semakin intens. Mereka tak lagi membahas tokusatsu atau hidup. Bahkan sesederhana mau makan apa siang nanti pun mereka bahas. Keduanya menjadi sangat akrab bagaikan sahabat karib. Mereka juga membahas tentang cinta, termasuk masalah rumah tangga Sasuke di dalamnya. Hinata belum pernah menikah, jadi dia hanya bisa mendengarkan. Namun justru itulah yang paling diinginkan oleh Sasuke. Orang yang bisa mendengarkannya karena kini tak ada orang yang seperti itu dalam hidupnya. Dia tak punya banyak teman dekat selain Hinata. Dia juga berkonflik dengan kakaknya. Hubungannya dengan Sakura sebagai suami-istri tidak berjalan harmonis. Dia juga tidak bisa menceritakan keluh resahnya pada Ayah karena tak ingin membebaninya.
Namun kini dia punya teman untuk bercerita, dan itu Hinata. Terlepas dari karakter kerasnya pada keluarganya dan diri sendiri, dia adalah pendengar yang baik. Satu dari sekian hal yang tidak dia temukan dalam diri Sakura.
Sebenarnya, melihat Hinata, membuat Sasuke ingin kembali pada mimpinya. Untuk hidup bebas mewujudkan animasi tokusatsu favoritnya. Dia lalu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ayah kini diurus oleh Itachi. Hubungannya dengan Sakura juga sudah tidak seharmonis dulu. mereka semakin sering bertengkar bahkan hanya untuk masalah spele. Dia bahkan muak hanya dengan melihatnya baik di rumah maupun di kantor. Tidakkah sebenarnya ini kesempatan yang bagus untuk kembali melanjutkan hidup dan mewujudkan mimpinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Can't Be This Easier
RomansaHinata pikir dia bisa menjalani kehidupan keduanya dengan tenang, sampai suatu ketika Sasuke, pria yang menjadi penyebab kematiannya, datang kembali. Hinata Hyuga adalah seorang wanita berusia 30 tahun yang meninggal dalam kesendirian. Dia kemudian...