Selama masa COVID dan peralihannya, Sasuke dan Sakura hanya mengunjungi Bunda sesekali meskipun mereka masih tinggal di satu perfektur. Awalnya mereka berkunjung seminggu sekali. Lama kelamaan sebulan sekali, lalu setahun sekali dan akhirnya hanya Sasuke yang berkunjung, tanpa Sakura.
Sakura bilang dia lelah setiap mengunjungi Bunda selalu ditanya soal program hamil. Sepertinya Bunda selalu tahu cara untuk membuat Sakura tidak suka dan tersinggung. Lalu Sasuke yang setiap kali pulang untuk melepas rindu pada orang tua atau sekedar menjenguk mereka, terpaksa mendengar keluh resah Bunda
padanya.“Kenapa kamu jadi tambah kurus begini? Apa benar wanita itu mengurusmu?ˮ
Sasuke setengah meradang karena Bunda lagi-lagi menyebut Sakura seperti itu. “Dia istriku, Bunda. Tentu saja dia mengurusku.ˮ
Bunda menyentuh pipi tirus Sasuke yang sebenarnya semakin tirus.
Bagaimanapun juga ini putranya, Bunda tidak mau kalau harus selalu bertengkar dengan Sasuke karena menantunya. “Kamu makan dengan benar, kan? Sakura masak apa saja di rumah?ˮ“Dia selalu masak makanan kesukaanku, kok.ˮ
“Benar, kah?ˮ tanya Bunda. Matanya menatap Sasuke yang sedikit sayu. Sudah tiga tahun berlalu sejak mereka menikah dan Bunda melihat sinar mata Sasuke semakin sendu. “Gimana pekerjaanmu?ˮ
Sasuke serius dengan rencananya untuk alih profesi. Dia diterima di studio kecil dan memulai karir sebagai asisten ilustrator. Begitu disinggung masalah pekerjaan, sinar mata Sasuke berbinar cerah. Seakan dirinya kembali hidup.
“Aku dapat gaji pertamaku di sana. Memang tidak sebanyak gaji di TConstruction, tapi aku senang, Bunda.ˮ Sasuke lalu menceritakan atasannya yang kocak, humoris, dan tim mereka sangat suportif. “Tekanan pasti ada, tapi sekarang jauh lebih menyenangkan,ˮ kata Sasuke mengulas senyum. Kini senyumnya benar- benar tulus ketika membahas pekerjaan. Berbeda ketika dia menceritakan tentang istrinya.
Setiap kali Sasuke datang, Bunda selalu membawakannya makanan matang yang bisa bertahan lama untuk dibawa pulang dan dia pulang dengan hati yang tenang karena sudah menjenguk kedua orang tuanya, tapi tak jarang pria itu pergi dari rumah Bunda dengan amarah setelah berdebat dengannya.
“Kalau dia benar-benar mengurusmu, kamu nggak akan sekurus ini. Kamu nggak akan keliatan seperti mayat hidup berjalan. Liat pakaianmu? Apa itu pakaian yang dia pilih untukmu?ˮ Bunda membicarakan pakaian lama yang Sasuke kenakan.
Bunda tahu kebiasaan Sasuke. Dia hanya akan ‘berdandanʼ untuk hari-hari momentum dan di luar itu, seperti bertemu Bunda atau teman, dia tidak pernah mempedulikan penampilannya. Bahkan selama Sasuke kuliah dan tinggal sendiri, pakaiannya dipilihkan oleh Bunda lewat video call.
“Bunda, jaman sudah berubah. Perempuan tidak harus mengurus rumah, tidak harus mengurus keluarga. Perempuan juga bisa bekerja dan mandiri. Patriarki sudah tidak relevan di zaman sekarang, Bunda.ˮ
Tatapan Bunda sedikit meratap. Dia merasa kecewa melihat respon Sasuke kini menjadi seperti ini. Melawan bicaranya dan tidak mau mendengarkan. Bahkan kini menuduhnya patriarki.
“Patriarki? Kamu yakin sebut Bunda patriarki? Bunda bekerja, Ayahmu mengijinkan Bunda bekerja. Tapi Bunda tetap mengurusmu, mengurus suami, mengurus keluarga. Apa pernah Bunda meminta perempuan itu mengundurkan diri dari pekerjaan? Apa pernah Bunda minta dia jadi ibu rumah tangga dan melahirkan anak sebanyak-banyaknya? Bunda percaya, kamu pasti akan mengurus istrimu. Tapi apa pernah dia mengurusmu? Menyambutmu dengan masakannya sendiri? Atau hal yang paling sederhana, deh. Membantumu memilih baju yang akan kamu pakai buat ketemu Bunda.ˮ
“Bunda, aku kemari karena mau ketemu Bunda, mau menjenguk Bunda dan Ayah, kenapa Bunda selalu menjelek-jelekkan istriku?ˮ
“Menjelekkan? Sekarang kamu menganggap Bunda menghina istrimu?ˮ
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Can't Be This Easier
RomanceHinata pikir dia bisa menjalani kehidupan keduanya dengan tenang, sampai suatu ketika Sasuke, pria yang menjadi penyebab kematiannya, datang kembali. Hinata Hyuga adalah seorang wanita berusia 30 tahun yang meninggal dalam kesendirian. Dia kemudian...