Memburu atau Diburu

562 100 25
                                    

Sesi jurusan ini sedikit banyak membuat Hinata tidak fokus pada awalnya. Namun ketika melihat semua anak pada akhirnya berpisah ke bidang peminatan lain, dia bisa sedikit lega. Jika dia berpisah dengan anak-anak dari seni musik dan seni pertunjukan, ada kemungkinan Sasuke dan Sakura berpisah untuk sementara.

Di sesi jurusan ini, seorang guru muda bernama Shin Shimura memperkenalkan dirinya. Dia akan menjelaskan kurikulum seni serta pengenalan ruangan-ruangan seni.

Setiap siswa seni rupa akan mempelajari seni dasar di kelas 10, di antaranya lukis dasar, pahat dasar, keramik dan desain grafis dasar. Sebelum naik kelas 11, mereka diharuskan memilih satu peminatan dari semua pelajaran dasar tersebut. Hinata sudah memikirkan akan memilih peminatan apa. Tentu saja lukis, karena itulah keahliannya sekarang.

Pak Shin juga menjelaskan soal fasilitas kampus. Tiap siswa memiliki kartu akses dan presensi ada pada kartu pelajar mereka. Kartu pelajar yang diterima umumnya mengakses presensi saja. Ini yang diberikan pada semua siswa pertama kalinya. Bagi siswa seni dan teknik yang perlu mengakses studio dan bengkel di jam-jam tertentu, akses tambahan akan diberikan. Siswa yang tinggal di asrama juga diberikan akses tambahan untuk bangunan gedung dan kamar tempatnya tinggal sementara. Akses tambahan ini bisa ditambahkan dengan mengisi formulir penambahan akses di kantor TU.

Hinata sudah memiliki penambahan akses asrama di kartunya. Dia hanya perlu mengurus akses untuk studio karena Pak Shin berkata sebelum masa orientasi selesai, semua siswa wajib memiliki akses ke studio karena semua project dikerjakan di studio. Mereka juga harus membuat project akhir untuk ujian kenaikan kelas sesuai dengan bidang peminatan yang akan mereka pilih di kelas 11.

Rombongan siswa seni rupa itu lalu dipandu untuk berkeliling studio. Ada enam ruangan studio seni rupa untuk kelas 10. Masing-masing studio terdapat 6 easel kosong juga rak rendah untuk menyimpan pewarna dan beberapa kanvas, serta alat pemahat dan pembuatan keramik. Siswa seni juga memiliki lab komputer sendiri untuk siswa dengan peminatan desain dan seni rupa.

"Kalian bebas mengerjakan project di sini kapanpun. Tiap siswa juga diberi rak sendiri untuk menyimpan karyanya," kata Pak Shin membiarkan mereka melihat-lihat studio dari jendela koridor. Setelah urusan akademik jurusan ini selesai, anak-anak itu dipandu kembali ke auditorium.

Hinata yang telah kembali, melihat auditorium sudah ramai dengan banyak orang. Dia melihat Naruto sendirian menunggu anak-anak kelompok Ajisai. Hinata datang bersama Daichi dan beberapa teman dari jurusan seni pertunjukan. Tak lama Sasuke datang bersama Ino.

"TU penuh banget," gadis itu mengeluh dan duduk berselonjor di samping Hinata.

"TU?" Hinata menggumam heran.

"Iya buat daftar akses. Kita diberi akses ke lab karena ujian kenaikan nanti harus membuat project akhir, tapi harus daftar akses dulu. Kamu juga kan, Hinata?"

"Iya. Aku juga diberi akses studio." Gadis itu lalu terdiam, dia jadi penasaran. "Kalau di seni rupa, project akhir kami harus milih antara lukis, patung, keramik, atau desain. Kalau kalian apa?"

Sasuke melihat Ino yang kini tidur di pangkuan Hinata menggulung bibirnya. Dia juga ingin meletakkan kepalanya di sana. Dia lalu berkata, "peminatan IPA, membuat eksperimen dan memilih antara eksperimen Fisika, Kimia, atau Biologi. Kalau peminatan IPS, membuat jurnal atau grup diskusi berkelompok."

"Wah, lumayan. Kalian sudah daftar akses buat labnya?"

"Awalnya aku mau sekarang, tapi TU penuh. Terus Sasuke bilang dia mau daftar aksesnya bareng kamu aja," kata Ino setengah menggerutu.

"Kamu mau daftar akses kapan?" tanya Sasuke menatap Hinata.

"Habis orientasi, mungkin."

Pria itu mengangguk lalu bertanya dengan nada suara kecil, "kalau aku minta akses asramamu bisa nggak, ya?"

Second Life Can't Be This EasierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang