Cinta dan Penghargaan

459 91 37
                                    

Namanya Sakura Haruno, seorang arsitek pemenang sayembara desain Galeri Kudan, yang kemudian baru diketahui oleh Sasuke kalau mereka satu angkatan dan satu jurusan di kampus. Sasuke tak pernah melihat siapapun di bawahnya. Dia selalu melihat ke atas dan ke depan. Namun dia memuji desain Sakura, tentu saja karena dia memenangkan sayembara, dan ditambah... karena gadis itu selalu berada di peringkat dua desain terbaik dalam penghargaan desain studio di kampus. Sasuke juga baru tahu hal itu, tapi itu tidak membuatnya sangat terkesan. Dia hanya, "oh, ternyata aku punya teman seangkatan sepertinya."

Setelah mereka dikenalkan, Sasuke tidak banyak bicara dengannya. Dia bersikap profesional. Hanya bicara seperlunya saja. Namun Sakura adalah gadis yang supel dan periang. Matanya selalu berbinar ketika menatap Sasuke. Seakan dirinya adalah permata terindah yang pernah gadis itu lihat.

"Gimana kalau makan sukiyaki bareng habis ini? Aku lapar," ajak Sakura setelah mereka selesai bekerja.

"Aku harus pergi," kata Sasuke. Hari ini dia ada makan malam dengan Profesor Kisarazu, dosen pembimbingnya soal proyek desain mereka di Tottori. Jadi, Sasuke segera pergi.

Namun di hari berikutnya, dia melihat Sakura bersama Profesor Kisarazu di ruangannya. "Oh, Sasuke. Ini Sakura. Kalian satu angkatan, kan? Dia bilang ingin gabung proyek kita."

Sakura melambaikan tangannya dan Sasuke hanya memandangnya masam. Saat itu, Sasuke masih berpikir bahwa Sakura sama saja seperti orang-orang yang ditemuinya. Orang-orang yang mengikutinya demi mendapatkan jawaban, atau orang-orang yang ingin dekat dengannya agar terlihat pintar. Bahkan meskipun gadis itu pintar, tapi bukan berarti dia menyenangkan.

Sasuke memang skeptis soal Sakura. Gadis yang seakan terus mengekorinya, mengajaknya makan bersama, dan entah mengapa mereka terus saja bertemu. Bohong kalau Sasuke tidak sadar kalau Sakura menyukainya. Dia bisa melihatnya dari tatapan mata gadis itu.

Sasuke juga terpaksa harus menarik kata-katanya bahwa Sakura tidak menyenangkan, atau dia bodoh. Dia bisa memberikan saran desain dalam proyek desain mereka bersama Profesor Kisarazu. Profesor bahkan menyetujuinya. Ketika mereka terjun langsung, apa yang Sakura prediksikan tepat. Kadang ada beberapa hal dari gadis itu yang membuat Sasuke terkesan.

Mereka terlibat dalam proyek pemajuan desa kecil di Tottori. Desa itu tak memiliki cadangan air yang cukup, sehingga pertanian sulit. Mereka sendiri mengandalkan penghasilan dari anak-anak mereka di kota. Profesor Kisarazu berencana untuk membuat tempat wisata yang dapat mereka kelola bersama karena sebenarnya orang-orang desa itu memiliki sumber daya alam yang sangat indah.

Sakura mengusulkan pembuatan tempat wisata tidaklah cukup karena harus diingat lagi, desa itu tidak memiliki cadangan air yang cukup. Jadi dia mengusulkan untuk membuat bendungan dan mencari sumber air dengan bantuan beberapa orang dari jurusan teknik lingungan dan teknik pengairan. Akhirnya tim Profesor Kisarazu menjadi lebih banyak dan skala proyek mereka menjadi lebih besar.

Sakura berkontribusi paling banyak selama proyek itu. Tak hanya memberikan ide, tapi juga bersosialisasi dengan masyarakat. Dia sangat ramah kepada orang-orang tua dan mereka juga baik padanya, menganggapnya seperti cucu mereka sendiri karena anak dan cucu mereka sudah pindah ke kota.

Tanpa sadar, Sasuke melihat padanya, terkesan dengannya dan tersenyum kecil melihatnya. Lalu ketika sesekali mereka selesai rapat diskusi dengan profesor dan Sakura mengajaknya makan malam lagi, Sasuke menyanggupi.

"Eh? Beneran?" Sakura yang terkejut tak sadar bahwa Sasuke sudah mendahuluinya. Dia lalu menyusulnya dengan perasaan senang karena akhirnya bisa makan malam bersama Sasuke.

Sakura ternyata tidak seperti yang Sasuke bayangkan. Dia lebih dari itu. Dia cerdas dan bersinar. Bersama Sakura, Sasuke merasa senang. Dia jadi memiliki teman diskusi untuk membahas apapun, terutama soal tugas kuliah dan proyek yang sedang mereka kerjakan bersama Profesor Kisarazu. Mungkin sebenarnya inilah yang dia inginkan sejak dulu, teman untuk diskusi. Sejak dulu Sasuke tak memilikinya. Dia terlalu pintar dan orang-orang merasa berkecil hati di dekatnya. Sasuke hanya membutuhkan orang yang mengerti cara berpikirnya, dan bagi pria itu, orang itu adalah Sakura.

Second Life Can't Be This EasierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang