Ketika Hinata datang ke tempat les, semua orang terkejut. Berpikir bahwa dia sakit. Bahkan Bu Kurenai sampai menanyakan kabar Hinata.
“Saya tidak apa-apa, Bu,” kata Hinata tersenyum sambil menurunkan maskernya.
“Kenapa pakai masker? Kamu sakit?” tanya Bu Kurenai khawatir.
“Tidak. Saya hanya menghindari polusi saat jalan kemari,” kata Hinata memberi alasan. Tentu saja dia tidak bisa bilang kalau Hinata menggunakan masker hanya demi bisa menghindari kontak dengan Sasuke.
Gadis itu lalu duduk di kursinya dan Bu Kurenai memulai pelajaran les hari itu.
Sasuke di bangkunya mengamati Hinata. Tatapannya merasa bersalah dan dia memilih untuk mendengarkan pelajaran.
Pelajaran les hari itu berakhir dalam dua jam. Hinata meninggalkan kelas lebih dulu dan kali ini Sasuke mencegatnya.
“Hinata, tunggu!” Gadis itu tercekat, tapi dia tetap bersedia berhenti, meski dia tidak ingin berkontak mata dengan Sasuke. “Aku… aku minta maaf kalau cewek-cewek bodoh itu mengganggumu.”
Hinata mengernyitkan dahi, merasa heran. Sasuke lalu berkata lagi, “maksudku… penggemarku. Aku tidak tahu kalau mereka akan mengganggumu.”
Gadis itu tercengang. Dia tak menyangka kalau Sasuke akan meminta maaf padanya tentang hal itu. Yang lebih mengejutkannya lagi, Hinata tak mengira kalau Sasuke akan memikirkan hal itu.
“Aku… baik-baik saja.”
Tidak, Hinata tidak baik-baik saja. Kalau dia memang baik-baik saja, dia akan menghadapi Sasuke dengan lebih percaya diri dan dia juga tidak akan mengenakan masker seperti ini.
Namun Hinata sudah bertekad akan menghindari Sasuke, dan sebelum dia berbicara, Sasuke sudah memotongnya.
“Bilang aja, siapa yang mengganggumu. Aku akan bicara padanya.”
Kini ucapan Sasuke membuat Hinata tidak nyaman dan menyesal sudah memberi alasan semacam itu.
“Tidak perlu, sungguh.” Hinata berbicara lagi. “Kamu urusin aja dirimu sendiri. Nggak usah pikirin aku atau orang-orang yang menggangguku. Aku juga akan mengurus diriku sendiri. Toh, kita nggak pernah berhubungan apa-apa, kan?”
Sebenarnya yang dikatakan Hinata ada benarnya. Namun itu justru membuat hal-hal yang dikatakannya tadi siang juga sikap anehnya selama ini menjadi kontradiktif. Jika mereka tidak pernah berhubungan apa-apa, untuk apa penggemar Sasuke mengganggunya? Toh, Sasuke tidak pernah mendekati Hinata ataupun berbicara padanya secara terang-terangan. Dia hanya mengobrol dengan Hinata di tempat les, perpustakaan, dan depan lab. Itupun hanya obrolan singkat yang kemudian berakhir dengan kaburnya Hinata. Sebelum itu, Sasuke tidak pernah mengobrol atau berinteraksi dengan Hinata. Lalu bagaimana bisa gadis itu merasa diganggu oleh penggemar Sasuke?
Hinata melihat Papa menjemputnya dengan mobil dan membunyikan klakson. Dia segera pergi, mengabaikan Sasuke, tapi anak lelaki itu segera menahannya.
“Kita nggak ada hubungan apa-apa, tapi kenapa penggemarku bisa mengganggumu?”
Ekspresi Hinata terlihat terkejut. Sementara itu, klakson mobil Papa terus berbunyi. Hinata berusaha menarik tangannya sendiri tapi Sasuke mencengkeramnya.
“Siapa yang mengganggumu, Hinata?”
Hinata terlihat panik. Dia sesekali melihat Papa yang memperhatikannya setengah heran, lalu dia melihat Sasuke lagi.
“A… aku nggak tahu,” Hinata langsung menarik tangannya dan lari ke mobil Papa. Sasuke ingin mengejar, tapi ketika gadis itu sudah masuk ke mobil ayahnya, dia tak bisa berbuat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Can't Be This Easier
RomanceHinata pikir dia bisa menjalani kehidupan keduanya dengan tenang, sampai suatu ketika Sasuke, pria yang menjadi penyebab kematiannya, datang kembali. Hinata Hyuga adalah seorang wanita berusia 30 tahun yang meninggal dalam kesendirian. Dia kemudian...