Sasuke tahu, hubungan mereka sudah meretak sejak Sasuke mendengarkan bagaimana istrinya berpendapat tentangnya, dan merendahkan profesinya. Dia tahu, Sakura tidak salah. Mereka memang harus bersikap realistis. Jadi, dia menahan diri dan terus menahan diri.
Pria itu tertegun ketika Sakura melempar draf dokumen aanwijizing tepat di wajahnya dan semua anggota timnya mengintip dari luar ruang rapat kaca.
"Sudah kubilang, pakai vendor dari daftar yang kukasih kemarin. Kok bisa, masih pakai vendor ini, sih?"
Sasuke mencoba membela diri, "Sakura, kamu tahu kualitas dari vendor itu nggak sebagus tahun kemarin, tapi kamu masih pakai buat proyek sepenting ini? Range harga dari klien dan kualitasnya nggak sebanding, Sakura. Aku tahu kamu mau menekan harga beli tapi nggak gini caranya!"
"Oh? Terus cara yang benar, gimana? Coba kasih tahu aku? Kamu kira pengalamanmu di studio kecil itu bisa dibandingin sama pengalamanku membangun perusahaan, milih vendor proyek, visitconstruction, dan ngarahin mandor sendirian? Aku ulangi, SENDIRIAN, Sasuke! Aku kerjain semuanya sendirian dan kamu nggak bantu aku sama sekali. Kamu malah sibuk sama protofolio payah mu itu. Kamu kira ada yang mau lihat kartun buatanmu? NGGAK ADA!!!"
Seperti biasa, ketika mereka berdebat soal pekerjaan, Sakura akan menyerangnya secara personal dan meledak-ledak, lalu Sasuke pada akhirnya memilih diam. Dia mengalihkan pandangannya, merasa jemu, merasa lelah, tapi juga malu. Dia yakin dengan suara Sakura sebesar itu, anggota timnya di luar ruangan akan mendengar pertengkaran mereka. Mereka berbisik-bisik khawatir karena Sakura tidak pernah malu untuk melampiaskan amarahnya pada Sasuke di depan stafnya yang lain meskipun mereka semua tahu kalau pria itu adalah suaminya.
Lalu, apakah Sasuke bisa mendapatkan ketenangan di rumah?
"Kamu ada hubungan apa sih, sama Ketua Hunian 1?" tanya Sakura yang pulang di malam hari dan melihat Sasuke sedang mencuci peralatan masak, karena dia baru saja membuat makan malam.
"Teman nonton," kata Sasuke masih memunggungi Sakura.
Sakura mendengus sinis. "Teman nonton? Tokusatsu lagi? Yakin? Mungkin aja kalian ngewe habis nonton ke hotel manaa, gitu. Lagian kenapa harus tokusatsu, sih? Kartun kampungan gitu. Kenapa nggak sekalian film bokep sekalian?"
Kini Sasuke membalik tubuhnya dan melihat istrinya dengan tajam.
"Aku beneran cuman nonton sama dia."
"Oh, iya sayang. Aku tahu. Kamu nonton sama dia kan? Aku tahu, kok. Kalau kamu nantinya tidur sama dia, aku juga tahu, sayang. Lagian kenapa mesti sama dia, sih? Cewek udik, kampungan gitu? Kamu nggak ingat dia dulu di kampus kayak gimana? Anti sosial, cupu, menarik diri dari dunia. Terus sekarang kamu anggap cewek kayak gitu lebih menarik dari aku?"
Bahkan sebelum Sasuke bertemu dengan Hinata di pesta itu, hubungan mereka sudah renggang. Namun kini pria itu bertanya-tanya dalam dirinya sendiri. Apa yang membuat dia dulu jatuh cinta padanya? Kenapa kini istrinya menjadi sangat berbeda?
Sasuke memilih untuk diam dan terus diam, membiarkan Sakura terus menerus menekannya dan membuatnya tenggelam dalam jurang terdalam.
+++
Sasuke terbangun dengan sedikit terguncang. Mimpinya tadi rasanya aneh sekali. Dia seperti melihat tayangan drama malam yang ditonton oleh Bunda kalau sedang tidak ada jadwal praktik. Anak lelaki itu lalu bangun, melewati rak koleksi gundam miliknya, dan meninggalkan kamar penuh dengan poster Kamen Rider untuk pergi ke kamar mandi.
15 menit bersiap, anak lelaki itu menuruni tangga dan melihat Bunda menyiapkan sarapan. Bunda selalu begitu, sebisa mungki menyiapkan masakan terbaik untuk suami dan kedua putranya meski dia juga sesibuk suaminya. Anak lelaki itu turun dengan seragam OSIS SMP Tokyo karena hari ini adalah hari pertamanya setelah menginjak tahun ketiga bersekolah di sekolah itu dan harus membacakan sambutan Ketua OSIS pada siswa baru. Ya, Sasuke sekarang kelas 3 SMP dan kini, kakaknya Itachi memasuki kelas 3 SMA. Keduanya sama-sama sedang menyiapkan rencana untuk belajar ke jenjang berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Can't Be This Easier
RomansaHinata pikir dia bisa menjalani kehidupan keduanya dengan tenang, sampai suatu ketika Sasuke, pria yang menjadi penyebab kematiannya, datang kembali. Hinata Hyuga adalah seorang wanita berusia 30 tahun yang meninggal dalam kesendirian. Dia kemudian...