END 40

26 12 11
                                    

40 END

*****

Malam yang dingin, Kian bergegas dan bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Saat turun tangga, dari kejauhan Kian melihat sosok wanita yang duduk bersama ibunya, tertawa kecil.

Detik berikutnya, Kian melihat wajah wanita itu bersama ibunya, dan ternyata itu adalah Emma? Apa yang sedang dilakukan gadis itu di sini? Pikiran Kian dipenuhi kekacauan, terasa kesal dalam raut wajahnya.

Langkah kakinya mendekati ibunya, "Ibu, aku pergi keluar sebentar," ucap Kian berpamitan.

"Baiklah, hati-hati dan cepat pulang," balas ibunya.

Kian hanya menatap dingin Emma dari jarak yang dekat.

"Hai Kian, apa kau akan pergi?" tanya Emma dengan cemas.

"Ya," jawab Kian singkat.

Tanggapan Kian membuat Emma merasa gugup, belum pernah sebelumnya ia mendapatkan reaksi dingin seperti itu dari Kian.

Kian melangkah meninggalkan rumahnya, masih memikirkan apa yang sedang dibicarakan oleh Emma dan ibunya di dalam. Walau begitu, Kian berusaha mengalihkan pikirannya agar tidak merusak suasana hati untuk pergi ke tempat tujuannya.

Kian menaiki motornya dengan gagah, membelah jalanan kota yang indah. Lampu-lampu di tepi jalan memberikan cahaya yang memperindah dan menerangi setiap sudut. Malam ini, rembulan bersinar terang, menciptakan suasana romantis di sepanjang perjalanan. Angin malam memainkan sentuhan sejuk yang menyegarkan, namun juga memberikan kesan dingin yang membelai wajah Kian saat mengitari kota yang hening. Suara gemuruh mesin motor dan hembusan angin malam menambah kesan dramatis dalam perjalanan Kian menuju tujuannya.

Beberapa menit kemudian, Kian tiba di rumah yang sebelumnya belum pernah ia kunjungi. Meskipun belum pernah pergi untuk bertemu kedua orang tua Anna, Kian membawa buket bunga mawar untuk Anna. Ini merupakan kali pertama Kian memberikan sesuatu pada seorang wanita, dan jantungnya berdegup kencang tak terkendali. Kian merasakan rasa gugup yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Dengan penuh keberanian, Kian turun dari motornya dan melangkah menuju pintu rumah Anna. Sebelum mengetuk pintu, Kian mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan jantungnya yang berdegup tak terkendali. Langkah-langkah Kian terasa berat namun penuh harapan, semoga kunjungannya kali ini membawa kebahagiaan dan kejelasan bagi kisah cintanya dengan Anna.

Tok tok...

Suara ketukan pintu terdengar, Anna yang baru saja selesai makan malam, mendongak heran mendengar suara ketukan pintu yang tak biasa.

"Biar aku saja yang buka," ujar Lilly dengan antusiasme yang khas.

Anna hanya bisa memperhatikan pergiannya Lilly, dan tiba-tiba suasana menjadi tegang di dadanya, apakah mungkin seseorang yang datang adalah Kian? Pikiran Anna melayang-layang dengan pertanyaan yang tak kunjung terjawab.

Pintu terbuka, Kian muncul dengan senyuman ramahnya di wajah.

Dengan antusias, Lilly memanggil Anna tanpa ragu, "Anna!! Cepatlah kemari, kau punya tamu VIP!" ujarnya sambil tertawa riang.

Sementara Kian hanya tersenyum melihat tingkah Lilly yang ceria.

Anna mendengar panggilan Lilly, namun dalam hatinya muncul kecurigaan dan dugaan bahwa tamu yang datang mungkin benar-benar Kian seperti yang ia kira.

Lilly masih tersenyum sambil melihat Anna yang berlari kecil mendekat, "Apa maksudmu dengan tamu VIP?" tanya Anna dengan ekspresi sedikit cemberut.

"Tidak, aku tidak bermaksud apa-apa," jelas Lilly, mencoba menahan sekuat tenaga untuk tidak tertawa.

Kian Of The King (I) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang