25 CHAPTER
*****
Burung berkicau riuh di udara, embun pagi masih menetes di dedaunan, pohon yang tertiup angin seolah bergerak ke kanan dan kiri seperti mengikuti irama musik melodi.
Jalanan aspal yang terlihat tenang belum tersentuh oleh kaki kendara roda.
Pagi-pagi sekali Anna bergegas keluar rumah, sebenarnya Anna pikir akan pergi bersama Lilly namun gadis itu memiliki mata kuliah pagi ini. Jadi terpaksa Anna menyusuri jalanan ini dengan seorang diri.
Anna berjalan sepanjang tepi jalan dengan sesekali menikmati udara sejuk.
Sebenarnya pamannya Heru sudah memberi tumpangan pada Anna untuk mengantarkannya pergi ke makam sang ayah dan bunda, tapi Anna tau jika kantor dan TPU keluarganya berlawanan jadi menurutnya itu mungkin akan memakan waktu dan membuat pamannya bisa terlambat ke kantor. Jadi Anna memilih pergi dengan angkutan umum.
Senyuman terbit di wajah Anna mendapati sebuah halte di depannya. Anna berjalan bergegas lalu duduk di sana berharap kali ini ia akan mendapatkan taksi.
Cukup lama Anna memandang sekelilingnya orang-orang mulai berlalu lalang dengan kendaraan mereka sampai Anna mendapati taksi yang berjalan lamban laun, Anna melambaikan tangan di tepi jalan berharap dengan caranya itu dapat menghentikan taksi.
Benar saja dugaan Anna taksi itu kosong tidak ada penumpang dan kini berhenti tepat di depan Anna.
Anna segera masuk kedalam mobil taksi, kemudian mengarahkan sang kemudi untuk mengantarkannya ke tempat pemakaman umum.
“tolong antarkan saya ke TPU jalan soraya” pinta Anna pada sopir taksi.
“baik” balas sopir dengan singkat.
Beberapa kilometer perjalanan Anna melihat toko bunga, kemudian Anna meminta sopir taksi untuk menunggu sebentar karena ia akan membeli bunga di sana.
“pak, tolong berhenti sebentar saya ingin membeli bunga terlebih dahulu”
“baik nona”
Sang sopir taksi menyingkirkan kendaraannya lalu berhenti di sana dan dengan setia menunggu.
Berbagai bunga berjajar rapih dan harum, Anna terlihat memilah-milah bunga mana yang akan ia beli sampai-sampai Anna berjalan tanpa memperhatikan jalannya sehingga ia menabrak seorang pria jangkung yang kini menunduk karena bunga pria itu terjatuh.
Anna dengan rasa bersalah berlutut lalu mengambil buket bunga yang sedikit rusak akibatnya.
“maaf bungamu rusak, biar aku ganti” ujar Anna lalu mendongkak untuk melihat pria tersebut.
“tidak apa-apa nona, saya akan memesannya kembali”
Anna menggeleng cepat, “tidak ini salahku karena tidak memperhatikan jalan”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kian Of The King (I) [SELESAI]
Fiksi RemajaWARNING ⚠️⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA!! WELCOME TO KIAN Semua bermula dari kisah di mana seorang gadis bernama Anna saat itu usianya sembilan tahun ia di asuh oleh pamannya karena kedua orang tua telah meninggal saat kecelakaan yang menimpa mereka, saat...